36. Muhammad Nazmal Rasyidi

40K 2.1K 110
                                    

"Dan sungguh, sekiranya kamu gugur di jalan Allah atau mati, sungguh, pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) daripada apa (harta rampasan) yang mereka kumpulkan."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 157)


Perkataan Rumi kemarin masih terngiang di kepalanya. Fakta-fakta yang terucap di mulut Rumi membuat Asfa masih memikirkannya. Jikalau fakta itu memang benar, Asfa akan sangat bersyukur.

Asfa bingung, kemarin malam pun Asfa meminta Gado-Gado pada Nazmal. Memgingat hal itu cukup membuat ia tertawa kecil.

Malam yang penuh dengan petir ini membuat suasana kamar cukup mencekam. Hujan masih turun sejak maghrib tadi. Saat ini sudah tengah malam dan Asfa masih terjaga, sedangkan Nazmal dengan nyenyaknya memeluk Asfa dari belakang. Asfa menatap jendela kamarnya. Ia tidak bisa tidur, pikirannya memikirkan sesuatu yang membuat ia resah.

Asfa menghela nafas saat Nazmal semakin mengeratkan pelukannya, lalu bersembunyi di balik punggung kecilnya. Ya ampun, kebiasaan Nazmal ini sering sekali membuat Asfa terjaga hingga larut malam. Namun, penyebab terjaganya Asfa bukan karena perilaku Nazmal, tapi ini karena sesuatu.

Asfa membuka ponselnya. Karena lampu kamar mati dan hanya menyisakan lampu tidur, maka lampu ponsel pun cukup menerangi wajah Asfa. Asfa membuka layanan Google, ia menuliskan keyword 'Gado-Gado'. Asfa menelan salivanya melihat pemandangan yang sungguh menggoda. Sayuran dengan lumeran saus kacang di atasnya membuat mata Asfa berbinar.

Asfa ... mau Gado-Gado.

Seketika,

"Fa?" ucap Nazmal pelan.

Asfa langsung mematikan ponselnya. Ia panik saat tau Nazmal bangun dari tidurnya.

Nazmal menggenggam tangan Asfa. "Kamu belum tidur, Fa?" tanya Nazmal masih menutup matanya.

"B-belum mas?" seru Asfa terbata-batam

"Kenapa? Udah malem, Fa. Tidur!! Dingin tau," ucap Nazmal membuka matanya.

Nazmal bangun dan melirik Asfa yang masih memunggunginya. "Fa, coba bangun," pinta Nazmal.

Menuruti permintaan Nazmal, Asfa bangun dan duduk di kasur. Ia merengutkan bibirnya.

Nazmal tersenyum melihat ekspresi Asfa. Ia menarik dagu istrinya, "kenapa? Kok belum tidur?"

Asfa menggeleng. "Enggak kenapa-napa mas."

"Takut sama petir?"

Asfa menggeleng.

Nazmal menghela nafas. "Kenapa? Dingin? Mau mas peluk? Kamu sih kalau tidur suka balikin badan, makanya jadi kedinginan."

"Ihhhhh, bukan itu mas Nazmal," ucap Asfa merengek.

"Lah, terus kenapa, Fa?"

"Mass, Asfa pengin .. Gado-gado."

"Hah??"

"Iya mas, aku tadi sore liat orang di TV makan Gado-Gado. Aku jadi kepengin mas," ujar Asfa manja.

Nazmal menggaruk tengkuknya. "Emm, ya udah besok mas beliin ya."

Asfa merengutkan bibirnya. "Asfa maunya sekarang, mas."

"Hah?"

"Liat HP aku deh, mas. Tadi aku abis search Gado-gado." Asfa menyodorkan ponselnya.

Nazmal menolak penyerahan ponsel Asfa. "Hujan Fa," seru Nazmal.

"Gimana dong? Aku laper mas."

Izinkan Aku MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang