"Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 14)Asfa membelah batang Kangkung menjadi dua, sedangkan Nazmal memetikkan daunnya. Saat hari libur Nazmal sering menyempatkan membantu Asfa memasak, dan saat ini ia membantunya. Seringkali Asfa tertawa sendiri saat melihat apa yang dilakukan Nazmal seperti saat ini, ia merasa lucu saja saat suaminya ini sangat terlihat tekun dalam menyiapkan makanan.
"Dek, daun yang ini layu, buang ya dek?" ucap Nazmal menyodorkan daun kangkung.
"Iya mas, buang aja kali enggak usah bilang-bilang," seru Asfa senyum-senyum.
"Ya kali aja mau kamu bikin pupuk kompos buat tanaman di luar."
"Enggak usah mas, lagian mas udah beli pupuk, kan? Ngapain aku bikin pupuk lagi."
"Kan belajat hemat dek, bisa meminimalisir keuangan juga," sahut Nazmal cengengesan.
Asfa tersenyum. "Iya mas, iya."
"Dek, nanti malem kamu mau ikut gak ke kajian Ustadz Taufik yang di masjid sebelah? Rumi sama Irfan ikut kok."
Asfa menggeleng. "Enggak deh mas, aku kurang enak badan kayaknya. Mending aku tidur di rumah aja."
"Lah, kamu sakit? Panas? Coba aku mau cek." Nazmal menyentuh kening Asfa.
"Dek, kok enggak panas?""Ihh siapa juga yang panas, mas. Aku cuma kurang fit aja kok," sergah Asfa.
"Dek, beli obat yah?"
Asfa menggeleng. "Enggak usah mas. Asfa tidur aja udah fit kok."
"Ya udah, kamu tidur gih! Biar mas aja yang masak."
"Emang bisa? Enggak ahh aku lagi belum ngantuk, mas."
"Terus kamu maunya apa sekarang?" tanya Nazmal.
"Maunya metik kangkung sama mas Nazmal aja, itu udah cukup kok," ucap Asfa pura-pura sibuk membelah batang kangkung.
Nazmal tersenyum lebar. "Ihhh, Asfa. Kamu godain aku? Kok gemes sihhh???" ucap Nazmal membuat Asfa tertawa.
"Emang aku godain mas? Enggak kokkk!!!" sergah Asfa.
"Ya udah, Fa, kalau begitu. Mending gimana kalau mas yang godain Asfa?" seru Nazmal mengerlingkan sebelah matanya.
Asfa tersenyum malu. "Udah ahhh!!"
"Ihh, kamu baper. Kamu malu-malu kucing kayak pengantin baru ihh."
"Baru apanya? Orang nikahnya udah lama."
"Enggak ahh, segitu mah belum lama dek. Kan kita baru mau honeymoon."
"Iya mas iya, udah ahh mas aku mau masak dulu." Asfa langsung bangun dan mulai memasak.
"Kamu mahh enggak seru dek, padahal kita lagi bercanda," ucap Nazmal.
"Iya masku, maaf ya, kan aku lagi masak. Kalau digodain sama mas terus kapan aku masaknya? Nanti ujung-ujungnya mas juga yang enggak makan."
Nazmal terkekeh. "Iya maaf ya, sayang. Habisnya kamu bikin gemes sih, kan aku bawaannya jadi pengen godain."
"Udah mas, udah!!"
"Iya-iya," kekeh Nazmal.
Akhirnya Nazmal pun pamit pergi nonton TV. Asfa sebenarnya bingung, belum pernah sekalipun Nazmal bekerja membawa berkas-berkas perusahaan kerumahnya. Asfa kira saat tahu menikah dengan seorang manager, Nazmal akan sangat sibuk sampai melupakan anak istri. Namun, ini malah kebalikannya. Nazmal terlihat adem ayem, saat pulang kerja atau liburan pun kerjaannya hanya ngaji, ikut kajian, menggoda Asfa, lalu menonton TV.
Sebenarnya itu bagus, tapi itu terlihat membingungkan bagi Asfa. Punya suami shaleh saja Asfa sangat bersyukur. Allah sudah memberikannya lelaki shaleh, dan Asfa memang harus menerimanya. Walaupun cinta yang datang pada diri Asfa begitu terlambat, cinta memang akan hadir dengan sendirinya. Asfa menyenangi Nazmal dan Nazmal pun begitu menyejukkan hati Asfa. Apa yang ada dari diri Nazmal itu terlihat indah di mata Asfa. Begitulah indahnya jatuh cinta setelah menikah.
Asfa mengoseng-oseng lauk yang akan dimakan sore ini. Ia bahagia bisa memasakkan makanan untuk Nazmal. Lalu, terdengar suara larian dari arah ruang depan menuju dapur. Asfa menoleh, ia melihat Nazmal dengan raut wajah yang ketakutan. Deru nafas Nazmal terlihat tidak normal. Ekspresi Nazmal tidak seperti tadi.
Asfa mendekati Nazmal yang masih diam. "Mas?"
Nazmal menatap mata Asfa khawatir. "Fa?"
"Kenapa mas?" tanya Asfa mulai khawatir.
"Fa, Aceh dibom!!"
Prang!!!!
Seketika, Asfa menjatuhkan mangkok yang ada ditangannya. Ia terkejut bukan main. Apa ia salah dengar? Apa ucapan yang Nazmal katakan bohong?
"Fa, ini benar-benar masalah besar. Mas tadi liat berita itu di TV. Serius, mas enggak bohong!! Fa, gerakan itu, mereka bener-bener ada. Mereka sudah menunjukkan wajahnya di Aceh, Fa."
Asfa tidak menyangka. Asfa kira gerakan anti islam itu hanya hoax. Apa yang dibicarakan Asfa dan Nazmal kemarin ternyata benar. Gerakan itu ... menyerang Indonesia. Apakah ini akhir zaman? Apakah dunia sudah tua? Kenapa sudah banyak sekali yang memerangi Islam? Kenapa Islam terasingkan? Padahal Islam adalah agama yang benar.
Asfa saat itu diceritakan Nazmal sebelum ia tahu itu benar nyata atau palsu, jika gerakan itu berawal dari organisasi yang dibuat di pulau yang berada dekat Jawa. Organisai itu memang dibuat khusus untuk memerangi negara Indonesia yang di mana keragaman agama yang ada di Indonesia juga dengan adanya Islam terbesar di dunia. Dalang dari gerakan ini mendoktrin orang-orang untuk menghancurkan peribadatan-peribadatan seperti masjid, gereja, vihara, dan yang lainnya. Entahlah, terlihat seperti ingin memperbelah umat beragama di Indonesia dan dikhawatirkan akan saling menyalahkan. Bahkan isu-isu dalah dari gerakan ini adalah para Kafir Harbi Israel.
Asfa memegang dadanya. "Astaghfirullahaladziim," ucapnya.
"Fa, Aceh di bom dekat Masjid Baiturrahman. Mas tadi lihat di TV, dan kamu tahu, Fa? Masjidnya hampir hancur," seru Nazmal tak percaya.
"Mas," ucap Asfa lemas.
"Mas takut, Fa. Mas takut gerakan itu bisa meneror seluruh Indonesia. Mas takut jika Indonesia nanti seperti Palestina."
Asfa menghampiri Nazmal, lalu Asfa langsung memeluk Nazmal menutupi ketakutan keduanya. Asfa tau Nazmal pasti takut, karena Asfa pun begitu. Siapa yang tidak sedih dan takut ketika saudaranya diperangi? Apa Islam di Indonesia akan diperangi seperti negara yang ada di luar sana? Asfa berharap tidak.
Islam datang dengan keadaan asing, dan diakhiri dengan keadaan asing juga.
"Mas takut Fa kalau keluarga mas, kamu, dan orang-orang yang mas sayangi pergi karena orang-orang itu."
Asfa mengencangkan pelukannya. "Jangan takut, mas. Percayalah, masih ada Allah yang akan menolong hamba-hamba-Nya. Aku pun takut, tapi cobalah untuk tenang mas. Masih ada Allah."
Nazmal tersenyum. Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar dari ketidaksanggupan seorang hamba-Nya. Nazmal yakin, Islam adalah agama yang berada di sisi Allah dan Allah pasti akan menolong mereka. Percayalah, masih ada Allah. Allah Maha Segala-galanya.
Bersambung....
Bogor, 10 Muharram 1439 H
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu
SpiritualYaa ukhti, aku akan mencintaimu sebagaimana engkau mencintai Allah, dan aku tidak akan mencintaimu jika tak ada sedikit pun rasa yang ada padamu untuk mencintai Allah. =============================== Nazmal, ia adalah lelaki yang sudah menyukai Asfa...