"Dan Dia (Allah) telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)".
[QS. Ibrahim: 34.]
Irfan menekuk wajahnya. Selagi mengaduk-aduk makanannya, ia menatap lesu Nazmal. Nazmal memakan lahap bekel yang disiapkan Asfa tadi pagi, padahal Nazmal tahu sebenarnya itu bukan buatan Asfa melainkan wanita itu beli di warteg yang buka 24 jam.
Namun, Nazmal sangat senang karena Asfa masih ada rasa peduli dengannya, setelah kemarin malam ia sedih karena tidur di sofa sedangkan Asfa di kamarnya.
"Bahagia banget lu, Mal. Seneng ya nikah?" ucap Irfan menelaah wajah cerah Nazmal.
Nazmal tersenyum merekah. "Iya lah, semuanya udah halal, Fan. Ngapain juga SAH!!!!"
"Emang si Asfa mau sama lu?" ujar Irfan meledek, karena ia tahu bahwa Asfa tak sepenuhnya ikhlas dengan Nazmal.
"Engga juga sih," ucap Nazmal langsung merubah raut wajahnya.
Irfan menghela nafasnya. "Gua bingung, Mal. Kemaren gua ngelamar cewe--"
Nazmal tersedak. "Hahh? Serius lu?" tanyanya memotong ucapan Irfan.
Ia mendecak. "Mamah gua kemarin maksa ngejodohin gua sama cewek. Maksa banget, katanya kalau gua enggak mau nikah sama dia nanti mamah gua bunuh diri. Ajib bener Mal siasatnya."
Nazmal terkekeh melihat raut wajah Irfan. "Terus lu mau?"
"Iya lahh, ya kali gua rela ngeliat mamah gua bunuh diri. Terus tau gak sih Mal, cewek yang mau gua nikahin itu bercadar," sahut Irfan menggebu-gebu.
"Bagus lahh, Fan. Harusnya bersyukur lu mau punya istri shaleha, berkah hidup lu," seru Nazmal yang membuatnya tersadar bahwa istri Nazmal dan calon istri Irfan sungguh berbanding terbalik.
"Ya tapi jangan bercadar juga kali, gua kurang suka, serius. Gua lebih suka yang syar'i tapi engga sampai pake cadar juga," celoteh Irfan malas.
"Emang kenapa sih? Lu kayanya engga suka banget sama perempuan bercadar," tanya Nazmal sambil meminum air.
Irfan mengangkat bahunya. "Enggak suka aja, soalnya keliatan serem gitu, Mal."
"Hushhh, engga boleh gitu Fan, walaupun dari luar keliatan serem, kali aja pas udah buka cadar malah keliatan adem. Syukuri aja si. Gua yakin lu nanti bahagia. Emang nikahnya kapan?"
"3 bulan lagi, Mal. Engga cepet aja itu," dengus Irfan memasukkan satu huapan makanan ke mulutnya.
"Eh itu mah kelamaan menurut gua," kekeh Nazmal.
"Ah lu mah pikirannya kesana mulu, males gua sama lu."
"Dihh siapa juga yang mikir kesitu? Lu aja kali yang pikirannya kemana-mana," ucap Nazmal langsung tertawa.
Irfan menghela nafasnya, ia malas jika sudah curhat pada teman karibnya ini. Lama-lama ia bisa gila. Hingga, tawa Nazmal pun berhenti saat tiba-tiba ia menyadari ada Rida yang menghampiri bangku mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu
SpiritualYaa ukhti, aku akan mencintaimu sebagaimana engkau mencintai Allah, dan aku tidak akan mencintaimu jika tak ada sedikit pun rasa yang ada padamu untuk mencintai Allah. =============================== Nazmal, ia adalah lelaki yang sudah menyukai Asfa...