15. Dongeng Masa Lalu

41.9K 2.3K 15
                                    

"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)

Manusia tidak akan pernah puas dengan dosa-dosanya. Mereka tahu apa yang mereka lakukan itu salah, namun mereka tetap bersikukuh dan mempertahankan perbuatannya itu. Mereka semata hanya mencari kesenangan di dunia saja, tapi mereka lupa bahwa ada kehidupan lagi di akhirat. Allah menciptakan manusia dan jin agar senantiasa beribada kepada-Nya. Namun, manusia telah lalai akan kewajibannya itu.

Nazmal melihat berkas-berkas yang diberikan oleh sekertarisnya. Usaha properti yang ayah Irfan jalankan saat ini sudah membuahkan hasil hingga bisa membuat 12 cabang. Beberapa diantaranya; 6 cabang di Indonesia, dan 6 cabang lainnya di luar negeri seperti di Jepang, Malaysia, Thailand, Madinnah, Qatar, dan Ukraina. Dari semua cabang, ada 2 yang sukses seperti yang ada di Yogyakarta yaitu yang ada di Jakarta dan di Qatar.

Nazmal sebenarnya lumayan untung berteman dengan Irfan, terlebih ia langsung diangkat jadi Manajer setelah lulus kuliah. Belum lagi sekarang ia akan kena promosi dan diangkat menjadi Direktur setelah Irfan diangkat menjadi CEO.

Namun, Nazmal tak sepicik itu. Ia berteman dengan Irfan bukan atas dasar harta, saat mereka pertama bertemu saja Nazmal kira Irfan orang dari kalangan biasa saja. Irfan setiap hari berangkat naik motor Mio atau sepeda saat kuliah, namun nyatanya Irfan ternyata pewaris dari Bachri Group yang suksesnya MasyaAllah.

Nazmal menghela nafasnya. Pikirannya sejak tadi pagi merasa tidak tenang dan entah kenapa itu terjadi sejak hari-hari kemarin. Terlebih saat ini Asfa lebih jutek dari biasanya, walaupun biasanya Asfa jutek. Namun, akhir-akhir ini Asfa sangat jutek dan ia seperti punya dunianya sendiri.

Nazmal merasa pernikahannya yang baru seperempat tahun tidak ada perubahan. Bahkan Nazmal banyak melakukan segala cara hanya untuk membuat Asfa mencintainya, namun rasanya semua itu sia-sia saja. Asfa tak mencintainya, dan Nazmal merasa dirinya sudah gagal. Berulang kali nazmal melafalkan istighfar, dengan mengingat Allah senantiasa hati pun akan tenang.

Hingga suara telepon berbunyi. Nazmal dengan sigap langsung mengangkat telepon itu.
"Hallo, dengan siapa ini?" ucap Nazmal.

"Mal cepetan ke ruangan gua!! Urgent nih!"

Nazmal mengerutkan keningnya. "Ini Irfan? Ngapain lu nelepon gua? Tumben, biasanya gua yang nelepon."

"Buruan Mal! Serius, ini menyangkut hidup lu!!" ucap Irfan dengan menggebu-gebu di seberang sana.

"Iya-iya bentar," seru Nazmal langsung menutup telepon.

Nazmal merapihkan berkas-berkas yang ada di mejanya. Ia menghela nafasnya karena sejatinya ia malas berjalan menuju ruangan Irfan yang ada di lantai 48, sedangkan dia hanya berada di lantai 19. Nazmal menaiki lift, lalu ia pun menekan tombol 48. Sebelum pintu lift menutup, wanita yang Nazmal kenal drngan sigap masuk ke ruangan ini.

Rida tersenyum saat menyadari Nazmal ternyata ada di ruangan ini.
"Assalamu'alaikum, Mas," ujar Rida.

"Wa'alaikumussalaam, Rida," ucap Nazmal dengan singkat.

"Mas mau kemana?"

"Ini mau ke ruangan pak Irfan."

"Ohh sama dong Rida juga, ini Rida mau ke sekertarisnya pak Irfan."

Izinkan Aku MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang