"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 10)Nikmat Allah itu begitu besar. Manusia seringkali mengingkari nikmat apa yang Allah berikan padanya. Layaknya mata, hidung, mulut, telinga, tangan, kaki, dan hidung. Itu semua adalah nikmat Allah yang tidak ada duanya, namun manusia menyalahgunakan matanya untuk melihat yang haram bagi-Nya, telinga yang ia dengarkan untuk membiarkan perkataan gunjingan, mulut yang ia biarkan untuk berbicara yang tak semestinya, tangan yang ia gunakan untuk perbuatan yang haram bagi-Nya, dan kaki yang ia biarkan untuk melangkah ketempat yang tidak diridhai-Nya.
Sungguh, kelak di akhirat nanti mata, hidung, kuping, mulut, tangan, dan kaki akan dimintai kesaksiannya saat kita berada di dunia. Jagalah perbuatan baik, dan jauhilah perbuatan buruk. Janganlah menjadi anak dunia, namun jadilah anak akhirat.
Seminggu yang lalu Nazmal terkena kegundahan. Apa yang dialaminya saat itu cukup memberikan efeknya sampai saat ini. Nazmal tak memberi tahu Asfa perihal kejadian di lift, begitu pula pada Irfan. Cukup saja Nazmal yang tau kejadian itu, karena aib yang dilakukan Rida cukup tak bisa diterima oleh orang-orang di dekatnya.
Setelah kejadian itu Nazmal tak pernah lagi bertemu dengan Rida. Wanita itu benar-benar menjauhinya. Sedengar Nazmal dari karyawan lain, Rida sudah berangkat ke Malang. Apa yang dilakukan Nazmal kemarin rasanya sudah benar, namun Nazmal masih merasa bersalah dengan perbuatannya di masa lalu. Ia salah, dan ia telah menyakiti hati seorang wanita. Ia tak menyangka dengan pikiran Rida yang menginginkan agar ia poligami, bahkan ia pun tak sampai untuk memikirkan perihal itu.
Bahkan jikalau ia poligami, Asfa pasti sudah minta diceraikan dahulu. Berjauhan dengan Asfa saja Nazmal rasanya tak kuasa menahan kerinduannya, bagaimana bercerai? Sepertinya Nazmal pun akan terbengkalai dikesepian hidupnya. Dari hari ke hari rasa cintanya pada Asfa menambah, walau Asfa sering menampilkan muka masam dan ia pun belum pernah menyentuh Asfa. Nazmal harus bersyukur, setidaknya ia sudah menikahi Asfa dan bisa melihat wanita itu saat akan tidur maupun sesudah bangun tidur.
Nazmal menoleh pada Asfa yang ada di sebelahnya. Ia tersenyum karena kali ini ia berlibur dengan Asfa ke Yogyakarta dan juga dengan Irfan beserta sang istri. Ini kurang bisa dikatakan honeymoon, ini hanya karena Irfan dan Nazmal mumpuni ada urusan ke kantor pusat jadi sekalian ia bawa istrinya.
Untung saja kali ini Nazmal tidak di posisi menyetir dan Irfan yang menyetir. Kalau ia menyetir kapan ia bisa bermesraan dengan Asfa.
"Mal! Nanti siapin surat permohonannya, ya." Irfan melihat Nazmal lewat kaca spion depan.
"Sipp," seru Nazmal langsung menatap istrinya yang melamun sambil mendengar musik di earphone.
Sejak tadi suasana mobil cukup hening. Nazmal kira kali ini bakal ramai karena Asfa bertemu temannya, Rumi. Namun itu di luar dugaan, Asfa hanya diam saja dan sibuk mendengar musik. Lain dengan Rumi, wanita itu malah tidur sejak berangkat ke Yogya.
"Fa!" bisik Nazmal.
Mendengar panggilan Nazmal, Asfa membuka earphone-nya yang berada di sebelah kiri. Ia menoleh pada Nazmal dan bergumam, "apa, Mas?"
"Nanti kita beli oleh-oleh ya buat ayah sama ibu kamu," ucap Nazmal
"Iya, sekalian abi sama umi mas juga." Asfa memalingkan wajahnya ke jendela sambil memasang earphone-nya kembali.
Nazmal mengembangkan senyumannya. Ia merangkul Asfa dan sengaja mendekatkan tubuhnya dengan Asfa. Jarang-jarang ia seperti ini, jikalau di rumah pun Asfa terkesan menjauh darinya. Mumpuni mereka duduk berdua di jok belakang, Nazmal bisa mengambil kesempatan dari kesempitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu
SpiritualYaa ukhti, aku akan mencintaimu sebagaimana engkau mencintai Allah, dan aku tidak akan mencintaimu jika tak ada sedikit pun rasa yang ada padamu untuk mencintai Allah. =============================== Nazmal, ia adalah lelaki yang sudah menyukai Asfa...