"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.")
Asfa menatap kerudung yang ada di tangannya. Ini adalah kerudung yang saat itu Nazmal beri waktu pernikahan mereka, dan ia juga menatap gamis yang sudah ia pakai saat ini. Ia tidak akan hijrah setengah-setengah. Ia akan membuat perubahan setelah shubuh kemarin ia berjanji akan menjadi lebih baik lagi.
Asfa memakai kerudung langsung itu. Sudah lama sekali ia tak memakai kerudung, bahkan saat akan memakainya pun terasa canggung. Semoga dengan perubahan ini Asfa bisa istiqamah dan menjadi sebaik-baiknya wanita.
Ia ingin menjadi sebaik-baiknya pembendaharaan Nazmal, di mana saat dipandang ia menyenangkan, bila diperintah ia menaati, dan saat Nazmal pergi Asfa akan menjaga dirinya. Kini, Asfa baru sadar. Perkataan Rumi memang benar.
Walaupun saat dulu Asfa terdengar seperti tak menyukai Nazmal, namun ternyata ekspetasi tak sesuai dengan realita. Pernikahan yang selama 3 bulan bersama, tidak bisa mempungkiri bahwa cinta akan datang karena terbiasa. Asfa memang ternyata menyukai Nazmal. Saat Nazmal tak mengunjunginya ke rumah orangtuanya pun Asfa merasa kesepian. Entah, Asfa seperti sudah terbiasa dengan adanya Nazmal.
Asfa menghembuskan nafasnya. Saat ini Asfa di ajak Nazmal untuk makan malam di luar setelah Nazmal pulang kerja. Nazmal sudah di luar menunggu Asfa ganti baju, dan baju inilah yang tepat untuk pergi dengan Nazmal. Karena Asfa tahu, lelaki yang baik untuk wanita yang baik, dan wanita yang baik untuk lelaki yang baik. Asfa harus bisa pantas bersanding dengan Nazmal. Jika memang ia tak bisa berubah saat itu, mungkin Allah akan melepaskan Nazmal darinya. Jadi, agar Nazmal tetap bersamanya, ia harus memantaskan diri agar bisa bersanding dengan Nazmal.
Asfa meraih tasnya yang ada di kasur, lalu keluar dari kamarnya. Ia melihat jam di dinding dan ini sudah jam 8 malam. Asfa mencari-cari Nazmal, namun Nazmal tidak ada, mungkin ia sudah di luar rumah. Hati Asfa rasanya tidak normal, sejak tadi rasanya deg-degan karena ia sudah memakai jilbab.
Asfa menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Saat Asfa sudah membuka pintunya, ia melihat Nazmal sedang membelakanginya memandang kap mobil. Nazmal tidak sadar saat Asfa sudah di luar rumah. Hingga, Asfa pun memanggilnya, "mas?"
Mendengar suara istrinya, Nazmal langsung menoleh sambil bergumam, "kamu udah selesai, F---"
Seketika, Nazmal berdiam diri saat sudah melihat sosok istrinya. Nazmal memperlihatkan wajah tak percaya. Ia mengerjapkan matanya dua kali. Nazmal diam sejenak, ia tak berani berbicara karena saat ini jantungnya berdegup dibatas normal.
"Mas?" tanya Asfa saat melihat ekspreai wajah Nazmal yang membingungkan.
Nazmal mengerjapkan matanya. "Kenapa ... ada bidadari surga di sini? Kamu nyasar, bukan? Mau mas anterin ke surga?"
Pipi Asfa pun merah merona. "Mas, ayo pergi!" ucap Asfa serius.
"Ke mana? Ke surga?"
"Katanya mau makan, mas."
"Iya, makan, di surga?" kekeh Nazmal. Sungguh, Nazmal rasanya melihat bidadari di malam hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu
DuchoweYaa ukhti, aku akan mencintaimu sebagaimana engkau mencintai Allah, dan aku tidak akan mencintaimu jika tak ada sedikit pun rasa yang ada padamu untuk mencintai Allah. =============================== Nazmal, ia adalah lelaki yang sudah menyukai Asfa...