"Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 100)
Asfa meraih baju gamis yang berada di tangan Lisa. Asfa berbinar melihat baju yang bagus itu. "Lis, ini berapa?"Lisa ini mempunyai butik dan ia pun berjualan baju gamis via online. Maka dari itu, saat ini Asfa khusus datang ke rumah mertuanya untuk mengunjungi Lisa yang menurutnya ada baju recomended untuk Asfa.
"Itu harganya 540 ribu, mbak." Lisa meraih baju lagi yang berada di tas jinjingnya.
"Lumayan mahal juga ya, Lis. Menurut kamu mas Nazmal ngizinin gak ya aku beli baju yang seharga satu karung beras yang mahal?" ucap Asfa menimang-nimang.
"Ya boleh lah, lagian itu juga buat mas Nazmal juga, kan? Dia pasti ngizinin kok, mbak."
Asfa menatap baju yang sangat menggugah matanya itu bingung. Baju itu sangat bagus dengan warna pink soft dan itu membuat baju itu sangat elegan. Asfa menggigit bibirnya frustasi.
"Mbak, kalau bingung telepon aja dulu mas Nazmal," seru Lisa memberikan saran.
Asfa menggeleng. "Enggak usah deh, Lis. Lagian ini masih jam kerja dia, nanti ganggu."
"Terus gimana, mbak?"
"Simpen dulu aja, Lis. Nanti malem mbak mau minta izin sama mas Nazmal, kalau dibolehin nanti mbak sms Lisa."
Lisa mengangguk. "Siap mbak, kalau enggak dibolehin rayu aja mas Nazmalnya," ucap Lisa menggoda Asfa.
Asfa tertawa kecil. "Kamu kayaknya ngebet nikah ya, Lis? Mbak liat di sosial media kamu tentang nikah mulu. Mbak kalau liat upload-an kamu suka senyum-senyum sendiri tau."
Lisa terkekeh. "Iya mbak, Lisa emang pengin nikah. Lisa ngerasa dalam jalur pernikahan itu lebih barakah dan iman jadi tambah kuat, kayak mas Nazmal sama mbak Asfa gitu. Lisa baru sadar sekarang bahwa pacaran setelah menikah itu lebih indah daripada pacaran sebelum menikah. Apa yang terlihat lebih halal, mbak. Jujur, Lisa itu orangnya kurang bisa jaga pandangan, mbak. Jadi, Lisa lebih baik nikah aja daripada pacaran. Tapi mbak, masalahnya Lisa belum liat hilalnya," kekeh Lisa malu.
Mendengar pernyataan Lisa, Asfa tersenyum. "Lis, kamu umurnya 21 ya?"
Lisa mengangguk. "Iya, mbak."
"Ohh, ngomong-ngomong nih Lis. Mbak punya sepupu cowok. Karakteristiknya baik, shaleh, terus pekerjaannya dokter."
Lisa mengerjapkan matanya. "Mbak, ceritanya mbak itu mau jodohin aku?
Asfa tertawa. "Enggak juga sih, mbak cuma mau ngenalin sepupu mbak yang jomblo."
"Mbak!" ucap Lisa, "Lisa mau nitip biodata boleh?"
Asfa mengerutkan keningnya. "Buat apa?"
"Ah si mbak enggak peka."
"Emang apasih, Lis?"
"Itu, sepupu mbak, kali aja mbak sama mas Nazmal mau jadi perantara," sahut Lisa malu-malu.
Asfa tertawa renyah. "Tapi Lis, kamu mau tau gak? Sepupu mbak itu udah punya anak."
"Hahh?"
"Iya, dia duda di usia muda. Nama dia Ryan, umurnya udah 30 dan dia punya anak perempuan umurnya 6 tahun."

KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu
SpiritualYaa ukhti, aku akan mencintaimu sebagaimana engkau mencintai Allah, dan aku tidak akan mencintaimu jika tak ada sedikit pun rasa yang ada padamu untuk mencintai Allah. =============================== Nazmal, ia adalah lelaki yang sudah menyukai Asfa...