25. Suci

43.4K 2.5K 36
                                    

"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 129)

Pengampunan Allah itu sangat luas. Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jika seorang hambanya berbuat dosa, lalu dia bertaubat niscaya Allah akan mengampuninya. Namun, terkadang hambanya sering lalai. Ia merasa sombong dan merasa tidak memerlukan ampunan Penciptanya. Hamba-Nya terlalu besar hati dan berpikir tidak perlu bertaubat karena Allah itu maha pengampun. Sungguh, manusia itu sangat lalai. Allah tidak akan mengampuni hamba-Nya sebelum ia bertaubat Nasuha pada-Nya.

Semoga Allah selalu merahmati hamba-Nya dalam naungan-Nya.

Asfa mengucapkan salam yang menandakan berakhirnya ia shalat. Setelah ia shalat shubuh, Asfa meraih Al-Qur'an yang sudah lama tak pernah ia sentuh. Al-Quran yang dahulu pernah menjadi kekasih hatinya, namun setelah kejadian itu ia tak pernah lagi menyentuh Al-Quran.

Asfa sebenarnya anak yang baik saat masih remaja. Asfa berkerudung, sering mengaji, hafal Al-Qur'an 2 juz, dan ia sangatlah shalehah seperti kedua kakaknya. Namun, itu semua berubah saat traumanya datang. Asfa menjadi keras hati, benci, dendam, dan ia sampai melepaskan hijab yang menutupi auratnya. Asfa berubah semenjak kejadian itu.

Ia tak lagi kenal dengan agamanya. Asfa hanya berpikir ia harus senang-senang agar bisa melupakan masalahnya. Namun, ia salah mengambil langkah. Asfa menjadi wanita jahilliyah. Asfa tak pernah shalat, auratnya yang sangat tertutup rapi menjadi sangat terbuka, dan ia sama sekali tak pernah mengaji. Asfa secara tidak sengaja hampir sama dengan orang-orang kafir. Naudzubillahimindzalik.

Itu semua semenjak kejadian 5 tahun yang lalu. Dahulu, Asfa termasuk anak broken home, kenapa? Ayah Asfa dan ibu Asfa sering bertengkar. Kerap Ayah Asfa pernah menampar ibunya, Aisyah hingga sudut bibirnya berdarah. Itu semua hanya karena masalah ekonomi yang melanda keluarga mereka. Ayah Asfa merasa tertekan, dan melampiaskan kekesalannya pada anak dan istrinya.

Dan yang membuat Asfa kesal adalah Yusuf hampir mau menalak istrinya saat Asfa melihat surat cerai di lemari baju Yusuf. Asfa sedih, memang. Ia langsung kabur saat itu dan pergi ke mana saja. Asfa saat itu sudah putus asa, ia sudah meragukan Allah karena doa-doanya tak pernah terkabulkan. Semenjak itu, Asfa berubah.

Hingga saat Yusuf dan Aisyah tau Asfa kabur, mereka panik setengah mati. Mereka sampai mencari Asfa malam-malam ke sekolah, taman, mall, bahkan ke rumah teman-temannya. Namun, mereka tak menemui Asfa. Hingga, Faris menelpon ayah Asfa. Faris memberitahu jika mereka sedang ada di asrama tempat kuliah Faris.

Sampai saat itu, Asfa tidak pernah melihat Yusuf menyerahkan surat cerai pada Aisyah. Keluarga Asfa baik-baik saja, namun trauma Asfa masih ada.

Asfa melantunkan ayat-ayat Allah dengan gemetar. Ia merindukan ayat-ayat Allah yang dahulu sering ia hafalkan dan amalkan. Ia bersalah, apa yang Asfa telah lakukan berdosa di hadapan Allah.

Asfa melantunkan surat Ghafir yang artinya Pengampun. Ia tahu Allah maha pengampun, namun kenapa dulu ia dengan sombongnya tak mau kembali kehadapan Allah. Ia telah meragukan kekuasaan Allah, ia telah gagal dengan ujian yang Allah berikan kepadanya. Ia menyesal, padahal seharusnya ia ikhlas dan tawakal terhadap ujian yang Allah berikan, karena sesungguhnya Allah memberikan ujian pada hamba-Nya agar untuk mengukur keimanan hamba-Nya dan bukan untuk menyusahkan hamba-Nya.

Asfa mengeluarkan air matanya saat memaknai surat Ghafir.

Allah SWT berfirman:

حمٓ
"Ha Mim."
(QS. Ghafir 40: Ayat 1)

Izinkan Aku MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang