Up date : Sat, 12th August 2017
Yaiikksss......telat upload T___T gak apa lah yaa, telat 2 hari, yang penting kan seminggu dua kali heheheh. Chapter kali ini flashback bagian cerita Leon yaa. Sekaligus chapter favoritku (^w^)a Oh well, happy reading~! ;)
***
Tiga hari yang lalu sebelum dirinya memutuskan untuk tidak kembali ke rumah impiannya, dan akhirnya kehilangan penglihatannya, saat itu adalah ulang tahun kakak laki-lakinya.
Ia masih bisa melihat gemerlapnya dekorasi rumah mereka. Berbagai kain serta kertas berwarna emas dan perak tergantung bahagia di langit-langit. Lampu kecil gemerlap menghiasi setiap penjuru dinding ruang makan yang besar dan megah bagaikan kunang-kunang yang bercahaya di tengah kegelapan malam.
Kebahagiaan terpancar disetiap sudut ruangan itu. Tawa riang bergema memenuhi ruangan. Nanyian lagu selamat ulang tahun terdengar sangat meriah. Di tengah ruangan, tampak seorang pria tinggi dengan wajah yang sangat rupawan, pakaian elegan membalut tubuh tinggi itu, serta rambut lurus yang disisir rapi kesamping, menjadi pusat perhatian. Adalah Mark James, kakaknya. Hari ini adalah ulang tahun kakak laki-lakinya yang ke-27 tahun. Hanya berbeda dua tahun darinya. Karenanya mereka sangat akrab satu sama lain.
Lilin yang diteletakkan di tengah kue itu pun ditiup, meninggalkan asap abu-abu yang ikut terbang bersama angin.
"Apa kau sudah mengucapkan permohonan?" Tanya seorang wanita berpakaian elegan, Victoria James. Ibunya dan Mark.
"Sudah bu. Aku memohon hal yang sama dengan tahun sebelumnya." Sebuah senyuman menghiasi wajah Mark.
"Semoga tahun ini kau selalu diberikan yang terbaik dalam hidup." Seru semua orang secara serentak.
Mark pun melepaskan tawa. "Apa lagi yang kuinginkan selain satu hal itu?"
"Mendapatkan jodoh? Mungkin?" Tanya Victoria kepada anak sulung keluarga itu. "Seperti Leon, dia sudah memikirkan untuk menikah." Victoria menghela nafas. "Kau kapan?"
"Tunggu! Leon, kau akan melamar Lydia?"
"Yap." Jawabnya singkat. Meskipun begitu ia tidak dapat menyembunyikan rasa gugup dan antusiasme dalam suaranya.
"Kapan? Kapan?" Tanya Mark.
Ia berdehem berusaha menyembunyikan wajahnya yang bahagia. Wajah yang akan membuatnya diolok-olok nanti. "Dalam waktu dekat ini, mungkin."
"Dalam waktu dekat kapan?"
Ia menaikkan satu alisnya, kenapa lama-lama terkesan seperti interogasi? "Dua tiga hari lagi, mungkin. Aku akan melamar Lydia setelah apartemen itu selesai."
"Waaoow! Definisimu akan 'dalam waktu dekat' sangat menakjubkan, bro!" Seru Mark sembari menepuk bahunya. Meskipun malu, mau tidak mau ia menerima setiap tepukan penyemangat di bahunya itu.
"Proyek gila hanya demi seorang gadis." Sebuah suara mengejutkan mereka bertiga. Serentak mereka menoleh ke arah sumber suara itu.
Seorang pria dalam usia emas melangkah mendekat. Beberapa helai rambut putih ikut meramaikan rambut hitam pria itu, bergelombang dan disisir rapi. Jas hitam yang elegan. Serta sebuah cerutu di tangan kiri.
Pria itu menghela nafas dan terbatuk dengan suara tertahan. "Aku tidak peduli dengan kehidupan cintamu 'nak. Tapi Nona Starling bukanlah orang yang tepat untukmu." Kalimat itu ditutup dengan batuk yang kali ini lebih keras.
Victoria menghampiri dan menepuk lembut punggung pria itu. "Sayang, sudah kukatakan berapa kali untuk berhenti merokok?"
"Benar. Ayah harus berhenti merokok.." Mark menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love (SUDAH TAMAT)
RomanceMy very first story on wattpad. 'Our Love' Series #1- UNSEEN LOVE - Status : TAMAT - Lydia James Ingatan adalah sesuatu yang berharga bagi setiap orang. Tanpa mempedulikan fakta itu, sesuatu yang berharga tersebut, terselip dari genggamannya. Ident...