Up date : 2nd March 2018
*******
Cerita Sebelumnya.......
Jane yang memutuskan untuk pergi dari kehidupan Leon berhenti berhubungan dengan setiap orang yang terkait pada Leon. Meskipun dia sudah berjanji. Setahun berlalu, ternyata dia tetap tidak dapat melupakan Leon meskipun kini dia sudah memiliki identitas sendiri, Dahlia James Hanning.
Kerinduannya membawanya kembali ke kota yang sudah dia tinggalkan. Tanpa disangka permainan takdir yang aneh membawanya kembali pada Leon. Tepat ketika dia hendak membuang satu-satunya kenangan yang dia punya tentang Leon.
Dan hal yang paling ditakutkannya, Leon tahu bahwa dirinya selama ini menjadi Lydia.
Akankah Leon menerimanya kembali?
*Let's read this final chapter :'))))*
*******
Kelopak matanya terbuka dengan cepat bersamaan dengan hirupan nafasnya. Langit-langit ruangan yang familiar menyambutnya dalam penerangan yang sedikit gelap. Ia mengucek matanya, mengerjap beberapa kali, menoleh kesamping, fakta bahwa semua warna di dunia ini menyambutnya kembali tapi tanpa seseorang yang dicintainya disisinya, membuat hatinya sakit. Kekosongan berupa lubang di hatinya bagaikan penyakit menular yang ikut menjalari bagian lain di tubuhnya. Betapa payah dirinya, ia sudah mampu melihat, tapi dirinya tidak juga melihat sosok yang dicintainya. Ia sudah berada begitu dekat hingga mampu meraih pergelangan gadis itu, menariknya ke dalam pelukannya, tapi apa daya semua itu menghilang. Dirinya berpikir semua orang mengetahui keberadaan gadis itu, tapi sama seperti yang terakhir diketahui Don. Ia sangat kecewa.
Jika memang menjadi angin musim dingin dalam kehidupannya adalah tujuan gadis itu, maka dirinya patut mengucapkan selamat karena gadis itu benar-benar berhasil. Bahkan gadis itu adalah angin musim dingin yang cukup beruntung, karena bahkan setelah dua tahun berlalu, kesan yang ditimbulkan ketika berhembus menyapu kehidupannya, tetap selalu menghantui ingatannya.
Gadis bernama Dahlia Hanning.
Sekarang, kemana aku harus mencari?
Ia bangkit dari tempat tidurnya, membawa kepalanya yang terasa berat, kakinya pun sama keras kepalanya. Mereka semua secara bersamaan berdemo, memaksanya untuk kembali berbaring. Sama seperti wakil rakyat kebanyakan ketika melihat rakyatnya berdemo, ia mengabaikannya.
Diputarnya handle pintu, penerangan dari lampu koridor di hadapannya membuatnya meringis silau. Tapi setelah beberapa lama, ia mampu menyesuaikan diri. Sambil berjalan, dikeluarkannya foto yang tersimpan aman di dalam saku celananya. Senyuman memang mengambang di wajahnya, tapi siapapun yang melihat pasti tahu jika hanya kesedihan yang merayapinya. Seperti inilah hari-hari dilaluinya, menatap foto dengan sosok yang sama, setiap kali ia mengedarkan pandangan diantara kerumunan orang, berusaha mencari sosok itu. Tapi nihil.
Langkahnya yang sempoyongan akhirnya membawanya pada kedua orang tuanya yang sedang berbicara dengan seorang berjas putih. Dengan panik Victoria berlari menghampirinya.
"Leon, apa yang kau lakukan? Cepat kembali ke kamar, sayang. Beristirahatlah, dokter bilang kau perlu tidur yang cukup serta makan yang teratur. Paling tidak kau harus bristirahat selama seminggu ini. Kau tahu betapa khawatirnya ibumu ini ketika mendengar telepon Don kalau kau pingsan? Jantung ini serasa mau copot." Terang Victoria.
Ia tersenyum lembut seraya memeluk ibunya. "Aku sudah sehatan sekarang, bu. Kumohon jangan khawatir lagi." Ujarnya berusaha menenangkan ibunya.
Conrad berdecak. "Tidak cukup hanya dengan kau 'sehatan' 'nak! Kau perlu beristirahat lebih dari itu!" Ayahnya menimpali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love (SUDAH TAMAT)
RomanceMy very first story on wattpad. 'Our Love' Series #1- UNSEEN LOVE - Status : TAMAT - Lydia James Ingatan adalah sesuatu yang berharga bagi setiap orang. Tanpa mempedulikan fakta itu, sesuatu yang berharga tersebut, terselip dari genggamannya. Ident...