Up date : Monday, 11th September 2017
Hola, extra chapter pertama untuk cerita ini. Dari sudut pandang Don, teman Leon yaa. Semoga sukaa ;)
********
Di ruangan yang gelap dengan gemerlap cahaya lampu yang memendarkan warna-warna, ia duduk di salah satu sofa di sudut ruangan. Menikmati gelas demi gelas minuman dengan cairan pekat yang setiap tegukan serasa membakar kerongkongannya. Tapi hal itu tidak membuatnya untuk berhenti minum. Tempat ini selalu menjadi tempat merenungnya ketika ia terjebak dalam masalah atau ketika pikirannya sedang kacau. Cintanya menghilang sejak hari itu, ketika hujan turun dengan derasnya mengguyur setiap isi bumi. Tangisan putus asa gadis itu masih terngiang dalam pikirannya, selalu seperti itu.
Setiap kali gadis itu merasa sedih, gadis itu selalu melemparkan diri padanya. Membiarkannya menghibur dan menghangatkan tubuh rapuh gadis itu. Seharusnya, ia tidak boleh jatuh cinta. Tapi dirinya hanya seorang pria bodoh. Larangan itu, dibuatnya sendiri. Tapi dilanggarnya sendiri. Tidak ada gunanya menyesal karena semua sudah terjadi, sebuah ruangan dihatinya sudah ditempati secara permanen oleh gadis itu. Bahkan ketika gadis itu memutuskan hubungan apapun yang ada diantara mereka, ia tetap tidak bisa mengusir sosok tersebut dari hatinya.
Lydia.
Sudah berapa pria yang kau buat merasa seperti ini?
Ia tahu bahwa dirinya bukan satu-satunya. Masih ada pria-pria lain di lain tempat yang menjadi penghibur sekaligus penghangat bagi Lydia. Tapi mungkin hanya dirinya yang cukup bodoh untuk jatuh cinta.
Di malam hari berhujan itu, akan menjadi kenangan yang akan ia ingat seumur hidupnya.
***
Saat itu dirinya sedang bersenang-senang di tempat ini, di sofa yang sama, dengan minuman yang sama. Sendirian, tapi ia senang. Suara dering handphone mengejutkannya, dan ketika melihat nama penelepon ia tersentak.
Lydia.
Setiap kali ia menerima telepon dari Lydia, suara renyah Lydia tidak pernah terdengar. Hanya isakan tangis, dan beberapa gumaman kata yang penuh kesedihan yang dapat didengarnya. Selalu seperti itu. Kebahagiaan gadis itu tidak pernah dilihatnya, hanya kesedihan yang selalu dilihatnya. Idealnya, sepasang kekasih akan menerima suka maupun duka pasangannya. Tapi ia tidak hidup dalam kehidupan 'ideal' tersebut. Bahkan dirinya....bisakah ia disebut sepasang kekasih?
Leon selalu melihat kebahagiaan Lydia, dan dirinya selalu melihat kesedihaan Lydia. Apa dunia adil atau tidak?
Lydia adalah kekasih Leon, sahabatnya sejak SMA.
Dulu ketika SMA, dirinya sedang dalam masa pubertas yang sangat mengganggu. Wajahnya penuh jerawat, dan tubuhnya meninggi tidak berhenti. Dua hal itu selalu berhasil membuatnya menjadi sasaran empuk perundungan. Jika menjadi tinggi seharusnya bisa membuatnya seperti raksasa, tapi tidak dengan dirinya. Raksasa menjadi raksasa karena memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang kuat. Dua hal yang tidak ada dalam dirinya. Hari demi hari gangguan yang diterimanya mulai keterlaluan, tidak ada yang mau berteman dengannya, apalagi menariknya keluar dari kegelapan. Lalu datanglah pria itu dalam hidupnya. Seseorang yang tampak bersinar bagaikan matahari, berteman dengan berbagai macam orang, dan mengulurkan tangan padanya. Sempat dirinya ragu menerima uluran tangan tersebut, tapi begitu meraihnya, ia tidak pernah menyesali keputusannya saat itu. Ia ditunjukkan, bahwa dengan kepercayaan diri, para perundung itu bisa diusir dengan mudahnya. Bahkan kini dirinya bisa berada dalam lingkaran pergaulan orang-orang yang dulu merundungnya. Dirinya bisa menemukan pekerjaan, berada diposisinya yang sekarang, hidup santai tanpa harus bekerja keras, semua berkat Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love (SUDAH TAMAT)
RomanceMy very first story on wattpad. 'Our Love' Series #1- UNSEEN LOVE - Status : TAMAT - Lydia James Ingatan adalah sesuatu yang berharga bagi setiap orang. Tanpa mempedulikan fakta itu, sesuatu yang berharga tersebut, terselip dari genggamannya. Ident...