Up date : Thu, 1st March 2018
********
Cerita Sebelumnya........
Leon yang sudah mendengar semua hal tentang Dahlia Hanning dari Don sudah cukup terlambat untuk menemukan Dahlia. Karena ternyata, tidak ada seorang pun yang tahu tentang gadis itu.
Diiringi berbagai perasaan yang menyesakkan, Leon kehilangan kesadaran.
Akankah Leon bertemu dengan Dahlia? Cintanya yang tidak terlihat?
********
Semilir angin musim semi berhembus menerbangkan sehelai dua helai rambut coklatnya, menari-nari mengikuti gerakan angin. Bukan hanya rambutnya, tapi salju juga ikut pergi bersama gerakan angin dan sinar matahari yang lembut. Tidak terasa sudah satu tahun berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan Leon di rumah sakit. Majalah tentang bisnis yang dibelinya karena tertarik dengan headline topik utama, membuatnya tahu kalau Leon baik-baik saja, bahkan pria itu mulai mengepakkan sayap kembali di dunia bisnis dan arsitektur. Leon terbang begitu tinggi, kesuksesan demi kesuksesan terus digambarkan dalam setiap rangkaian kata di majalah yang dibacanya. Begitu tinggi hingga membuatnya ragu apakah Leon masih bisa dijangkaunya?
Leon pergi begitu jauh dengan hatinya digenggaman pria itu. Mungkin untuk selamanya, Leon tidak akan pernah menyadarinya. Itu yang selalu ia harapkan sekaligus yang membuatnya merasa sakit. Setahun berlalu, tapi tidak juga hatinya kembali, ingatannya masih selalu terbayang akan hari-hari di apartemen bersama pria yang dicintainya. Setahun berlalu tapi rasa sakit akibat perpisahan-satu-pihaknya masih terus menghantui hari-harinya.
"Halo? Nona? Apa anda baik-baik saja?" Sapa seseorang dihadapannya.
Ia mengerjap, sapaan orang itu membawanya kembali dari lamunannya. Ia menggagguk. "Maaf."
Orang dibalik meja counter tersebut tersenyum ramah. "Tidak apa-apa. Ini bukti transfer Anda. Tolong tanda tangan disini." Sebuah tempat kosong ditunjukkan padanya. Ia mengambil pulpen dan menuliskan namanya disana.
"Baiklah, transfer anda sudah berhasil. Ada lagi yang bisa dibantu?"
Diraihnya bukti transfer tersebut, dengan hati-hati dimasukkannya kedalam tas. Ia menggeleng. "Tidak, terima kasih."
"Terima kasih."
Ia melangkah pergi meninggalkan counter tersebut, keluar dari sebuah bank. Udara luar langsung memenuhi paru-parunya. Ya, hanya tindakan rutin setiap bulan ini yang masih menghubungkannya dengan Leon. Perlu lagi setengah tahun hingga semuanya lunas, biaya pengobatan rumah sakit yang digunakannya pertama kali, dan setelah itu.....kehadirannya dalam kehidupan Leon akan benar-benar terputus. Ia mendesah panjang.
Dirinya yang memutuskan sendiri untuk menjadi angin musim dingin, berhembus merasuk ke dalam tulang orang-orang disekitarnya tapi akan tetap menghilang begitu musim berganti. Setelah itu, tidak akan ada yang membicarakan tentang angin. Kecuali jika dirinya cukup beruntung meninggalkan kesan pada orang yang dicintainya ketika berhembus.
Ia ragu, apakah keberuntungan itu ada atau tidak.
Tangannya tersodor seraya menghentikan laju sebuah taksi. Taksi tersebut melambat dan berhenti di hadapannya.
"Mau kemana?" Tanya supir taksi.
"Tolong antar aku ke Toko Kue Marie James di Rose Street." Ujarnya.
"Itu di kota sebelah? Wah, ini perjalanan jauh. Naiklah!" Wajah supir taksi itu berbinar. Ia tersenyum, mungkin saat ini dirinya seperti harta karun di awal hari supir taksi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love (SUDAH TAMAT)
RomanceMy very first story on wattpad. 'Our Love' Series #1- UNSEEN LOVE - Status : TAMAT - Lydia James Ingatan adalah sesuatu yang berharga bagi setiap orang. Tanpa mempedulikan fakta itu, sesuatu yang berharga tersebut, terselip dari genggamannya. Ident...