Chapter 21 ~ Makan Malam di Rumah Keluarga Starling

88 9 0
                                    

Up date : Thu, 21st September 2017

Heelloww? Apa ada orang yang udah baca sampe part ini yaa? :') 
Cerita ini bakalan tamat di chapter sekitaran 30 an. Well, tbh, sedih sih belum ada jejak sama sekali, tapi inilah proses yaa. Aku bakal tetep kok up sampe tamat ;) Enjoy double chapter, my  dearest reader! 

*******

Cerita Sebelumnya.......

Dia merasa gundah dengan keputusannya untuk mencari Lydia dan mengembalikan Lydia yang asli pada Leon karena....ia sudah jatuh cinta pada Leon. Dibekali keyakinan bahwa dia pasti menemukan Lydia yang asli di rumah perempuan itu, dia pergi meninggalkan Leon. Dan Lydia yang asli....benar-benar ada di rumah tersebut. Perempuan dengan suara yang sama dengannya. Cinta sejati Leon. Dan dia mengabaikan perasaannya, ketika meminta Lydia untuk kembali disisi Leon....

Ekstra part. Sudut pandang Don pas ketemu sama Lydia palsu ;) 

********

Wangi bunga mawar yang menusuk hidung mengiringi langkahnya sebelum salju pertama memusnahkan tumbuhan itu hingga ke kuntum terakhir. Ia begitu gugup dan tegang, tapi tidak dibiarkannya hal tersebut tercermin dalam wajahnya. Rasa hangat yang berada dalam kepalan tangannya beberapa kali mengerat, seakan bisa membaca isi dirinya. Pagi ini terasa seperti mimpi baginya.

***

Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan akan malam itu. Apa yang sedang merasuki Lydia kala itu? Lydia tidak seperti biasanya. Bau alkohol tercium dari setiap hembusan nafas gadis itu. Mungkin malam itu merupakan percintaan mereka yang terpanas. Rasa enggan untuk mempertanyakan hal itu selalu menghampirinya, ia juga bisa merasakan bahwa Lydia berusaha menghindari topik tersebut. Akhirnya, rasa cintanya pada gadis itu membuatnya menuruti permintaan yang tidak terucap dari Lydia. Jika itu yang diinginkan oleh Lydia, maka ia akan melakukannya. Entah kenapa setelah semua itu berakhir, hatinya merasakan kejanggalan yang dirinya tidak tahu apa itu. Seakan ada sesuatu di hatinya yang akan terlepas dan lenyap entah kemana. Bagian itu masih berusaha merekat pada hatinya dengan sisa-sisa tenaga terakhir. Sesuatu yang tidak diketahui olehnya.

Pagi itu diluar dugaannya, Don datang. Meskipun sahabatnya itu tidak mengatakan apapun tentang alasan kenapa datang mengunjunginya, ia tahu. Don khawatir padanya. Pada dirinya yang buta dan harus sendirian di apartemen ini. Tanpa ragu ditepuknya bahu Don.

"Kau terlalu berlebihan." Ucapnya sambil tersenyum.

"Tentu saja aku selalu berlebihan jika itu menyangkut dirimu!"

Kata-kata Don yang terdengar seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya membuatnya tertawa. Hatinya memang berat melepaskan Lydia untuk berkerja pertama kali, rasa cemas dan khawatir selalu menghantuinya, tapi ia sadar bahwa jika hatinya dibiarkan terus seperti ini, maka ia tidak akan pernah terbiasa. Ketika dirinya bisa melihat kembali, maka semuanya akan kembali seperti semula. Itu bukan lagi harapan yang muluk-muluk, karena sekarang harapannya sudah terkabul dan tinggal menunggu waktu sampai berada dalam jangkauannya.

"Leon, a..aku akan berangkat sekarang." Suara Lydia memecah lamunannya.

Ya, aku harus mendukung keputusan Lydia.

"Baiklah. Hati-hati di jalan." Ujarnya. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Lagipula ini pertama kalinya kau berkerja 'kan? Good luck!" Lanjutnya sambil mengedipkan salah satu matanya.

Bukan hal yang biasa dilakukannya. Tapi jika itu yang dibutuhkan oleh Lydia, maka ia akan melakukannya. Suara pintu yang tertutup membuatnya menghembuskan nafas dengan berat.

Unseen Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang