Up date : Tue, 26th September 2017
Helloow, tepat hari nii up nyaa hehehe.
Tolong tinggalin jejak yaa buat yang baca udah sampe sini. Have a nice day :)*******
Cerita Sebelumnya.......
Leon berkunjung ke rumah keluarga Lydia untuk pertamakalinya sejak dia menjadi buta. Di rumah tersebut, dia merasa keanehan mulai terjadi. Hal yang selalu disangkalnya, kini mulai terasa nyata, terutama perbedaan Lydia, seakan ada dua orang Lydia yang berbeda di rumah itu.
Lydia yang asli menyetujui permintaannya dengan satu syarat, mengajak Leon makan malam di rumah keluarga Starling. Hal itu membuatnya selalu diliputi perasaan bersalah karena seakan-akan memanfaatkan kondisi Leon yang buta. Ia selalu berusaha menguatkan diri dengan harapan bahwa Leon akan bahagia bersama Lydia yang asli. Tapi siapa sangka? Setelah menginap satu malam, Lydia yang asli malah tidak ingin kembali pada Leon.
*******
Ketika matanya terbuka ia sudah mendapati dirinya berada di suatu tempat yang asing. Sebuah ruangan dengan perabot serta furnitur yang tidak dikenalnya. Ruangan ini bukan miliknya. Dimana dirinya berada? Ia menarik tubuhnya untuk bangun dari ranjang dan berjalan tanpa arah dalam kegelapan. Hingga sosok familiar itu muncul dihadapannya yang dilingkupi kegelapan di kanan dan kiri. Wajah dari sosok itu tidak terlihat, tapi dari suara yang terus mengajaknya untuk meraih tangan yang tersodor padanya, ia tahu betul sosok itu tidak lain tidak bukan adalah orang yang paling dicintainya. Lydia.
Untuk sesaat ia ragu meraih tangan itu. Akankah hal yang sama terulang kembali? Saat ia meraih tangan Lydia hanya untuk menemukan sesuatu yang seharusnya begitu familiar menjadi sangat asing. Ketika keraguan masih menenggelamkannya, sosok itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Perlahan, berbalik memunggunginya, dan berjalan pergi menuju kegelapan, meninggalkannya sendirian. Barulah dengan putus asa ia mengejar sosok yang sudah sirna itu, memanggil nama itu berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban.
Hingga tubuhnya tersentak dengan kepala yang berdenyut-denyut. Ia tahu matanya sudah terbuka, tapi tidak ada perubahan dengan penglihatannya. Gelap. Hanya itu yang ada. Ia mencubit pipinya, menjambak sedikit rambutnya, semua terasa sakit.
Berarti ini bukan mimpi.
Dirinya sudah berada di tahap dimana ia mulai kesulitan membedakan mimpi dengan kenyataan. Terkadang mimpi itu terasa lebih indah, sesuram apapun, ada satu hal yang membuatnya senang, didalam mimpi ia bisa melihat. Sedangkan kenyataan, semuanya selalu gelap. Sebahagia apapun perasaannya, yang dilihatnya akan selalu sama. Sejak kapan dirinya mulai serakah? Ia sudah bahagia bersama Lydia, satu-satunya yang menjadi harapannya kini sudah terkabul meskipun ia harus membayarnya dengan mahal, tapi kini ia menginginkan kembali bayaran itu. Menginginkan penglihatannya kembali lebih dari apapun. Manusia memang tidak pernah puas. Seperti dirinya, rasa ketidakpuasan itu semakin terakumulasi dalam dirinya ketika satu harapan yang paling ia inginkan terkabul.
Jika Lydia bisa kembali dan terus bersama dengannya, maka mendapatkan penglihatannya kembali bukanlah hal yang mustahil. Satu keinginan terpuaskan, maka satu lagi akan muncul. Terus begitu.
Ia tidak akan pernah lupa peristiwa di hari berhujan itu. Sesuatu yang paling menyayat hatinya, di hari itu ketika ia meninggalkan Lydia ditengah hujan, dirinya percaya bahwa perasaannya terhadap Lydia sudah mati. Jika kau masih mencintainya, apa kau tega meninggalkannya di tengah hujan? Tawarannya saat itu hanyalah rasa iba terhadap sesama manusia, tapi ditolak mentah-mentah oleh Lydia. Ia tidak akan pernah bertemu dengan Lydia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love (SUDAH TAMAT)
RomanceMy very first story on wattpad. 'Our Love' Series #1- UNSEEN LOVE - Status : TAMAT - Lydia James Ingatan adalah sesuatu yang berharga bagi setiap orang. Tanpa mempedulikan fakta itu, sesuatu yang berharga tersebut, terselip dari genggamannya. Ident...