"Sony keren njirrr."
"Tuh muka datar banget kek tembok."
"Anjirr parah gantengnya melebihin Shawn Mendes."
"Beda alig Shawn Mendes mah bule kalo Sony mah sipit sipit emesh kek Henry Super Junior."
"Notice gue kek sekali kali."
"Menurut lo dia punya pacar kagak."
"Ya mana gue tau lah, emang lo pernah lihat gue ngomong sama dia, dia aja ngirit ngomong kecuali sama squadnya,"
Begitulah ocehan setiap kali Sony Pratama Mahardika atau sering dipanggil Sony melewati lorong kelasnya. Raut wajahnya hanya datar datar saja walaupun dirinya diteriaki sana sini bahkan segaris senyuman pun tidak terpampang diwajahnya yang ganteng mirip boyband Korea. Kalau kata pepatah, Senyum itu ibadah tapi Sony enggan menampilkan senyumnya walau segaris tipis,entah alasan apa yang mendasari dia bersikap dingin dan datar meskipun pada sahabatnya sendiri. Jangan salah, meskipun datar Sony punya beberapa teman dekat.
SMA GOS atau lebih tepatnya Glory One School, SMA tempat Sony berada sekarang, salah satu SMA elit di Jakarta. Yang mengharuskan para orang tua murid merogoh kocek mahal dan mengharuskan para siswanya berotak encer. Ya walaupun, mengharuskan siswanya berotak encer tapi masih banyak siswa yang biasa biasa saja, bahkan nakal tapi apa boleh buat kalau uang sudah berbicara. Semua akan kalah jika uang sudah bertindak. Tapi jangan salah, disini juga banyak siswa yang berprestasi, ada siang ada malam begitu pula di Sekolah ini ada yang pintar dan adapula yang tidak pintar ada yang nakal adapula yang baik.
"Yaaaa Riky ganteng parah gaes ini."
"Duhh ketos gue yang ganteng sejagat raya ini."
"Itu muka tolong kondisikan kalau kagak mau jadi suami gue."
"Duh jan senyum kek gitu kalau senyumannya bukan buat gue."
"Kalau tau dia Ketos nya gue rela dah masuk osis."
Itulah beberapa teriakan yang memenuhi lorong kelas 11 . Kalau kelas 10 punya Sony, kelas 11 punya Riky yang tak kalah populer diantara kakak kelas dan adik kelas.
Riky dia adalah Ketua Osis di SMA GOS tahun kemarin dan yang akan datang, berarti tahun ajaran baru meskipun nanti dia kelas 12 tapi masih menjadi ketua osis dikarenakan Riky mampu mebuat Visi Misi terwujud sehingga Pak Chandra selaku Pembina Osis menjuk Riky lagi.
"Eh lo dengar nggak, katanya anak pemilik yayasan ini akan sekolah disini."
"Yang bener lo? pasti ntar di ISTIMEWAKAN."
"Eh masa iya? tapi kek nya Riky bukan tipe yang seperti itu dah buktinya waktu itu temen nya dia kelas 10 juga kena hukum karena dia salah."
"Tapi kan ini anak pemilik sekolah gaes pasti Si Riky mikir ulang deh kalau mau ngehukum anak pemilik yayasan walaupun dia yang salah."
"Tapi kenapa dari tadi kayak nya lo kagak suka ya sama anak pemilik yayasan?."
"Bukan gue nggak suka ya, secara gitu dia anak pemilik yayasan siapa sih yang mau membuat masalah dengan nya, ntar anak nya kenapa kenapa kita lagi yang dikeluarin dari sekolah walaupun bukan kita yang cari gara gara."
"Emang lo udah pernah lihat dan kenal sama tuh anak?."
"Ya belum sih . Tapi kan kaya di Tv anak pemilik yayasan itu manja suka cari gara gara."
"Itu mah lo nya aja yang kebanyakan nonton tv."
Seperti itulah keributan kantin saat ini . Topik yang mereka bicarakan tidak jauh dari Anak Pemilik Yayasan yang akan meneruskan sekolah di SMA Glory tahun ajaran baru. Tak sedikit pula dari mereka terkesan menjelekan atau memojokan Si Anak Pemilik Yayasan padahal mereka sendiri belum pernah bertemu dengan nya.
Siapa sih yang nggak kenal Andrian Shadit Tandiono, pemilik yayasan sekaligus donatur terbesar di SMA GOS juga pemilik AST Group. Perusahaan yang terkenal senatero Indonesia dan mulai melebarkan sayap nya di Asia dan Amerika. Seluruh murid di SMA Glory sedang membicarakan gosip yang katanya anak pemilik yayasan akan meneruskan sekolah disini meski adapula yang bilang akan meneruskan diluar negeri.
Sony yang berada di Kantin bersama teman teman nya hanya mendecih mendengar sekitar nya membicarakan hal yang sama, bahkan dia tidak peduli mau sekolah disini kek keluar negeri kek mau mati kek dia tidak peduli.
"Woiii lo mau kemana Son?" tanya Yoga teman sebangku Sony. Yang ditanya hanya pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan itu.
"Kebiasaan banget tuh anak kaya gitu" Sambung Yuki satu satunya cewek yang berada di gang Sony.
Sementara itu dari kejahuan terlihat seorang cewek tidak berseragam memperhatikan langkah Sony . Dia heran dengan lelaki yang dipandangi nya terlihat datar dan tidak berekspresi berjalan dengan santai padahal kalau diperhatikan sekeliling lelaki itu sedang berbisik bisik. Dia agak penasaran dan ingin mengikutinya tapi belum sejengkal ia melangkahkan kakinya sudah dipanggil sesorang.
"Ayo masuk!"
"Oh! iya"
Ruang Osis
"Kamu sudah tau gosip yang beredar?." tanya lelaki yang terlihat berumur kepala empat tapi masih terlihat ganteng dan berwibawa.
"Iya sudah." jawab laki laki muda didepan nya.
"Gosip itu benar . Tolong kamu jaga dia, saya serahkan dia pada mu karena saya harus ke Singapore beberapa minggu". Tutur laki laki dewasa itu sambil membenar kan letak kacamatanya.
"Iya." ucap lelaki muda itu tak lama kemudian laki laki dewasa itu meninggalkan meja mereka.
Maaf untuk tanda baca dan typo nya semoga kalian senang ya readers 😘😘😘😘😘😘😘
maaf untuk kesamaan nama, Apabila ada diantara kalian memiliki nama yang sama
Jangan lupa baca cerita aku yang baru ya Judulnya "Choise" nggak kalah seru loh dengan Let Me Know
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know [END] ✔
Teen FictionDitikung temen? Dihianatin pacar? Dikecewain sahabat? Objek balas dendam? Masa lalu yang perlahan muncul Kata orang semua itu udah biasa dan kenyataanya mereka nggak ngerasain itu. Cuman orang yang bersangkutan yang ngerasain itu. Kisah ini mungkin...