Warning Typo!!
Happy Reading
Pagi yang cerah burung berkicauan menyambut sang mentari. Hawa sejuk menerpa indra peraba manusia tapi pagi yang sejuk ini tak seindah mood Yuni. Terlihat kantung matanya menebal gara-gara memikirkan kata-kata Manda kemarin seolah kata-kata itu terus berputar di kepalanya.
Satu kesimpulan yang dia dapatkan Sony mempermainkannya tapi dia dengan bodohnya menunggu penjelasan dari Sony. Bodoh sekali. Yuni turun ke bawah untuk membuat bekal sekaligus sarapan.
"Pah, Mah aku mau bawa mobil sendiri ya hari ini." izin Yuni kepada kedua orang tuanya.
Andrian mengernyit 'Tidak biasanya.'
"Nggak bisanya kamu mau bawa mobil." ucap Andrian lebih tepatnya penasaran. Yaaaa... buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
"Lagi pingin aja Pah." ucap Yuni mengedihkan bahunya.
"Terserah kamu aja." ucap Andrian pasrah.
"Aku sama kamu ya." celetuk Riky.
"Enak aja pakai mobil sendiri sana. Minta beliin sama Papa." tolak Yuni dia langsung kabur dari meja makan itu meninggalkan Riky.
Yuni mengendarai sendiri mobilnya, jangan salah dia bukan pengendara ilegal dia sudah mempunyai SIM. Saat sedang asik dengan pikirannya sekilas dia melihat orang seperti Fahrul didepan sana. Setelah didekati ternya benar itu Fahrul sedang frustasi karena mobilnya bocor atau mungkin mogok.
"Mas... mas mau tanya dong jalan ke hati mu sebelah mana ya." ucap Yuni suaranya dibuat-buat biar beda. Fahrul otomatis mendongakan kepalanya. Tersenyum kaku.
"Loh masnya kan aku nggak nawarin buat numpang kan ya." ucap Yuni mencairkan suasana yang agak canggung.
"Woi Pak Eko diem aja dari tadi kenapa Pak?" tanya Yuni bercanda.
"Heran ya gue sama lo." Yuni mengernyitkan dahinya mendengar itu.
"Lo lagi ada masalah tapi kaya nggak ada masalah." ucap Fahrul. Yuni mendengar itu agak gimana pasalnya sikap Fahrul mendadak kaku nggak seperti biasa.
"Emmm lo kemarin nggak berangkat kemana?" tanya Yuni mengalihkan pembicaraan.
"Lo mengalihkan pembicaraan?" Fahrul menaikan sebelah alisnya.
"Nggak sih. Masa iya gue harus koar-koar ke yang lain 'Ini gue lagi sedih loh' nggak mungkin kan." ucap Yuni setelah itu tak ada percakapan lain lagi.
Mereka sampai diparkiran sekolah dengan aman sentosa dan nggak diduga-duga mobilnya mogok.
"Lahh ngapada ini mobil mogok." ucap Yuni heran.
Mereka keluar dari mobil itu dan secara tak terduga Sony lewat parkiran sambil bergandengan dengan Hanna. Fahrul yang peka dengan situasi langsung mengambil tindakan.
"Lo masuk aja dulu. Biar gue yang benerin." Yuni berjalan dan menghiraukan 'Pasangan' yang sedang jadi tranding topik.
Sony berhenti tepat dibelakang Fahrul yang sedang mengecek bawah mobil.
"Mobil mogok itu yang dicek mesinnya bukan bawahnya." tegur Sony.
"Suka-suka gue. Apa urusannya dengan lo." Sony memandang Fahrul sebentar lalu pergi setelahnya.
***
Sony merenung dikelasnya. Tanpa Yuni beberapa hari seperti ada yang kosong dihatinya kaya ada sesuatu yang hilang. Nggak munafik sih, dia kangen Yuni dan nggak munafik juga dia udah cinta dan sayang sama Yuni tapi dendamnya kepada Riky lebih besar. Bagus, pikirnya ini diluar rencananya. Yuni adiknya Riky dan itu bisa membuat Riky hancur berkeping-keping karena adik tercintanya hancur. Masa bodoh bagaimana Riky bisa jadi kakak Yuni yang ia tahu Riky itu anak hasil selingkuhan bokapnya. Tetap saja Sony merasa hampa tanpa kehadiran Yuni yang biasa akan selalu didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know [END] ✔
Teen FictionDitikung temen? Dihianatin pacar? Dikecewain sahabat? Objek balas dendam? Masa lalu yang perlahan muncul Kata orang semua itu udah biasa dan kenyataanya mereka nggak ngerasain itu. Cuman orang yang bersangkutan yang ngerasain itu. Kisah ini mungkin...