47

1.3K 62 2
                                    

WARNING TYPO!!!


Happy Reading…

"Mom aku ketemu sama Papa."

Yuni terdiam mendengar ucapan Jeje. Nggak mungkin kan tiba-tiba Jeje ketemu Papa kandungnya.

"Sebentar lagi keluar. Tungguin aja Mom."

Makin penasaran Yuni siapa orang yang dimaksud Jeje.

"Nah itu Mom! Papanya mau kesini." tunjuk Jeje ke Sony otomatis Yuni mengalihkan pandangannya.

Kaget adalah satu-satunya reaksi Yuni. Bagaimana mungkin Jeje menganggap Sony itu Papanya.

"Kamu nggak salah Je?" Jeje mengangguk sebagai jawabannya.

"Mom, sapa dulu yuk Papanya waktu itu udah pernah ketemu sama kita tapi Mommy malah meninggalkan Papa."

"Pa ini Mommy aku. Kita udah pernah ketemu loh waktu itu. Ayo sini Pa." Jeje menggandeng tangan Sony dan satunya meraih tangan Yuni.

"Kok lama banget kalian lagi apa?"

Riky datang entah dari mana yang pasti dia sangat kaget melihat Sony dihadapannya saat ini apalagi posisinya Jeje menggandeng tangan Sony dan Yuni.

"Masih berani lo nampakin batang hidung lo dihadapan Yuni." ucap Riky emosi dan melepas gandengan tangan Jeje dari Sony.

"Uncle kenapa sih?" giliran Jeje yang mengibaskan genggaman tangan Riky.

"Papa Sony itu Papaku, uncle."

Riky tambah kaget mendengar penuturan Jeje. Sejak kapan Sony jadi Papanya Jeje? Nggak akan!

BUGH

"KAK!"

"UNCLE!!"

Riky memukul Sony. Bisa-bisanya Sony mendekati adiknya tanpa tau malu.

"Je, masuk mobil!"

"T-t-tapi…"

"Sekarang Je!!"

"Kakak apa-apan sih?"

"Kamu yang apa-apaan? Kamu masih membela manusia ini?"

"Siapa yang ngebelaiin. Lagi pula-"

"Gue peringatin sama lo!" Riky menujuk Sony yang masih menyeka ujung bibirnya yang perih.

"Gue nggak akan biarin adik gue deket lagi sama lo apalagi buat lo mainin dan sakitin!" Riky meraih tangan Yuni dan membawanya pergi.

"Sialan! Inikah yang dimaksud Nabila? Gimana gue mau deketin lagi kalau kaya gini caranya."

****

"HAHAHAH." tawa Nabila menggelegar setelah mendengar cerita Sony.

"Kok lo ketawa sih. Bantuin gue kek."

"Pikirin aja sendiri gimana caranya. Dengar-dengar Yuni punya restoran sendiri loh. Bolehlah sekali-kali modus kesana." Nabila keluar sehabis mengucapkan itu.

"Maaf Pak habis ini Anda harus makan siang dengan Direktur SPM Group disalah satu cafe di PM mall." ucap Sekretaris Sony.

Sony hanya dapat menghembusakan nafas kasar. Sebegitu sulit kah dia ingin memperbaiki kesalannya? Sony keluar ruangan untuk menhadiri makan siang persama Direktur SPM Group.

Sesampainya disana dia tidak melihat koleganya alhasil dia memilih duduk sambil membaca daftat menu.

"Mau pesan apa Pak?"

Let Me Know [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang