11

1.4K 112 17
                                    

"Ihh! Enggak! Gue tau dari Manda. Dia kan biangnya gosip. Apalagi mengenai Riky. Nomor satu dia." bela Nabila meski pada kenyataan dia juga ikut bergosip ria.

"Ah! Alesan aja lo. Padahal mah iya juga kan?" tuduh Yuni.

"Serah lo dah. Serah!" ucap Nabila pasra.

"Nabila!!" panggil Mamanya.

"Iya Mih?" jawab Nabila dan masuk ke dapur meninggalkan Yuni di Ruang tamu. Tak lama Nabila keluar dengan tentengan ditangan.

"Mau ikut kagak?" ajak Nabila.

"Kagak!"

"Serius? Gue mau ke rumah Sony loh. Ya udah kalau gi-"

"Oke. Gue ikut." potong Yuni dan langsung menggandeng Nabila keluar.

"Btw lo bawa apa?" tanya Yuni penasaran sama tentengan Nabila.

"Ini tuh makanan kesukaannya Sony. Ada semur jengkol, mi goreng, sambel goreng ati dan kolak. Napa?" tanya Nabila.

"Serius lo? Dia suka semur jengkol?" tanya Yuni keheranan.

"Serius lah. Soalnya masakan Mamih gue itu mirip masakan Mamanya Sony. Jadi dia suka sama masakan Mamih gue." jelas Nabila.

Yuni menganggukkan kepalanya."Lo saudaraan sama Sony dari apanya sih?" tanya Yuni masih penasran.

"Mamih gue dan tante Ninda itu saudaraan." jawab Nabila.

"Eh! Eh! Kenapa nih mobil?" Nabila panik pasalnya mobil yang dikendarainya tiba tiba bannya rada rada gimana gitu. Nabila pun keluar dan dia melihat ban mobilnya bocor.

"Yun, ban mobil gue bocor." adu Nabila pada Yuni.

"Terus ini ngapain?" tanya Yuni.

"Duh! Malah tanya lagi. Keluar lah elo nya!" suruh Nabila. Yuni akhirnya keluar dengan tampang polosnya.

"Terus disuruh ngapain lagi?" tanya Yuni polos.

"Ya Ampun!! Cari bantuan kek, telfon siapa kek, apa kek." kesal Nabila.

"Terus ini kenapa lo marah marahnya ke gue? Gue nggak tau lah mesti gimana. Salah lo juga sih tadi nggak di cek juga." bela Yuni pada dirinya sendiri.

"Kenapa jadi marah sama gue? Udah ah! Sekarang gimana?" tanya Nabila padahal masih kesal. Yuni cuma mengedihkan bahunya.

Nabila membuka mobilnya dan menyerahkan masakan tadi ke tangan Yuni.

"Ini! Lo aja yang nganter sana! Entar gue nyusul. Gue mau nelfon sopir gue dulu." suruhnya.

"Lah! Kenapa jadi gue yang nganter? Gue nggak tau rumahnya ogeb!!" Yuni menoyor kepala Nabila. Nabila mau membalas tapi kalah cepat Yuni sudah mundur kebelakang.

"Lo lurus terus belok kiri tuh terus ada perempatan lo belok kiri lagi, nah nggak jauh dari situ lo akan nemuin perumahan tuh. Rumah yang paling besar dan bergaya mediterania tuh rumahnya." jelas Nabila panjang lebar.

"Bareng aja ya bil, ya?" Yuni menujukan puppy eyes nya pada Nabila tapi nggak mempan.

"Udah sana! Keburu dingin. Entar gue nyusul. Lo nggak akan dimakan Sony juga kok. Tenang ajalah." ucap Nabila.

Yuni melangkahkan kakinya dari tempat itu. Dia agak ragu juga untuk ke rumah Sony. Karena hubungan dia dan Sony tidak sedekat itu sampai sampai dia mengirim makanan untuk Sony walau pada kenyataannya itu makanan dari Mamihnya Nabila.

Tak terasa ia sampai pada rumah yang dituju. Rumah besar bergaya mediterania yang menjulang tinggi di hadapannya. Ia ragu masuk rumah yang bergerbang tak kalah mewah dari rumahnya itu. Satpam yang melihat akhirnya menghampiri Yuni yang tengah berdiri.

Let Me Know [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang