01

4K 376 241
                                    

"Makanya yang bener ih."

"Itu ada selainya disamping bibir."

"Ya ampun anak cewek kok jorok ih mana ada yang mau."

"Jangan cepet cepet makannya ntar keselek."

UHUUKKK

"Nah kan dibilangin bandel sih." nasihat nya lagi.

Terlihat perempuan dewasa sedang memarahi perempuan muda didepan nya.

"Mama apaan sih aku cepet cepet biar nggak telat berangkat dan ini hari pertama aku berangkat sekolah masa telat kan gak lucu ntar kena hukum lagi." perempuan muda itu mengerucutkan bibir nya padahal dimulutnya masih ada roti yang belum dikunyah.

"Siapa sih yang akan menghukum anak mama?." tanya wanita yang memanggil dirinya mama.

"Sudah sudah jangan ribut! Yuni cepat habiskan! Sebentar lagi berangkat sama papa." titah seorang lelaki yang duduk diujung meja makan.

"Ta-ta-tapi pa ini aku sudah kenyang lagipula ntar telat ntar ken-"

"Tidak akan telat kalau kamu mulai menghabiskan makanan kamu sekarang. Lagian siapa yang berani ngehukum kamu cuma gara gara telat?" tanya lelaki yang bernama Andrian Shadit Tandiono. Ya Andrian Shadit Tandiono yang disebut papa oleh gadis muda itu atau lebih tepat Yunita Shadit Tandiono sedangkan wanita dewasa yang disebrang Yuni hanya menggeleng. Wanita yang bernama Anjani Rosmalia itu hanya tersenyum.

"Sudah sudah mau berangkat tidak?" tanya Anjani

"Tentu dong ini kan sudah jam... WHAT? tuh kan pa sebentar lagi pasti gerbang nya ditutup . Gara gara papa ih." ucap Yuni cemberut sambil menekuk tangan nya didepan dada.

"Tadi kan papa sudah bilang sebaiknya cepat dimakan." balas Andrian dan menggeleng karena sang putri tercinta sudah berdiri meninggalkan meja makan.

"ISSHHH anak itu. Hati hati ya Mas." ucap Anjani sambil melambaikan tanganya.

Siapa yang tidak tau dengan Andrian Shadit Tandiono pemilik AST Group dan pemilik yayasan SMA Glory One School sekaligus donatur terbesar. Kemanpuannya dalam berbisnis tidak diragukan lagi, bahkan sekarang perusahaanya mulai mengepakan sayap di Asia dan Amerika.

Didalam mobil suasana sepi tidak seperti biasanya yang dipenuhi ocehan Yuni.

"Kok diam saja dari tadi? kenapa? takut kena hukum? ya ampun sayang nggak usah takut lagian kamu berangkat nya sama papa." ucap Andrian berusha menenangkan anak nya.

"Ayok turun udah sampai. Lagian belum terlat kok masih ada 5 menit lagi gerbang juga belum ditutup." ajaknya. Sedangkan Si anak masih diam tanpa menjawab dan melangkah keluar Andrian yang melihat pun hanya tersenyum.

"Papa Keruang Kepsek dulu ya?" tanya Andrian yang diangguki Sang anak.

Sampailah Yuni ditengah lapangan basket, SMA Glory atau lebih tepatnya SMA GLORY ONE SCHOOL yang terkenal sekolah elit. Niatnya ingin mencari Ruang Aula tapi yang terlihat sekarang adalah laki laki yang berwajah datar dan dingin berada disebrang nya. Karena penasaran ia mengikuti laki laki itu dibelakang tanpa rasa takut.

"Kenapa lo ngikutin gue?" Seketika Yuni langsung berhenti dan agak Shock. Laki laki itu membalikan badan nya. Untuk sesaat Yuni agak terpesona dengan wajah itu.

"A-a-anu g-gue nggak ngikutin lo g-gue h-hanya... OH MY GOD gue lupa seharusnya gue ke Aula." shock Yuni sedangkan orang yang berada didepan nya udah menjauh, seketika Yuni bingung dan menoleh kekanan kekiri seketika mata nya berbinar melihat tulisan Ruang Aula diujung koridor.

Let Me Know [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang