Warning Typo!!!
Happy Reading
BHUUGHH
Yuni tidak merasakan Teflon itu mengenai dirinya. Setelah dia membuka mata. Ternyata dia berada didekapan Sony. Hatinya seketika berdebar kencang dan berharap Sony tidak dapat mendengarnya.
Keadaan Sony tidak jauh berbeda. Dia merasakan debaran yang luar biasa didadanya. Lalu memandangi Yuni yang berada didekapannya. Dia melihat sisi berbeda dari Yuni. Penampilan Yuni kali ini sungguh membuatnya gemas apalagi dengan Hoodie kebesaran miliknya. Kalau boleh mengakui, saat ini Yuni terlihat cute.
Sony memandanginya tanpa berkedip. Sampai matanya terhenti dibibir mungil semerah cherry yang setengah terbuka karena shock. Sony terus memperhatikan bibir itu bahkan sekarang ia menerka-nerka kenapa bisa semerah itu. Tanpa ia sadari jarak diantaranya dengan Yuni tinggal 5 senti bahkan ujung hidung mereka sudah bersentuhan.
Yuni memejamkan matanya, ia berpikir Sony akan pingsan sebentar lagi makanya dia menutup matanya. Tapi setelah beberapa detik berlalu ia tidak merasakan bebeban berat ditubuhnya. Yang ia rasakan justru benda kenyal menempel dibibirnya. Yuni langsung membuka matanya. Bahkan ia tidak bisa bergerak sama sekali saking shocknya.
Sony merasakn sensasi manis dari bibir itu sehingga membuatnya ingin merasakan lebih. Belum ia menggerakan bibirnya, sebuah suara mengintrupsinya.
"Duuhh... Kang Angkotnya lama pisan ditambah hujan gede . Si Aden sudah pulang belum yak?" suara Mbok Ijah dari arah depan.
Sony yang mendengar suara Mbok Ijah langsung melepaskan ciumannya. Mendadak suasana menjadi canggung. Sony yang masih diam. Yuni yang masih shock dengan kejadian barusan.
"Eh... Den Bagus udah pulang?" tanya Mbok Ijah dengan logat Sundanya.
"Eleuh... eleuh... ini saha atuh. Geulis pisan?" tanya Si Mbok.
"Yuni Mbok. Hehehe" jawab Yuni sopan sambil tersenyum kaku
"Ini teh pada ngapain didapur?" tanya Si Mbok lagi sambil membereskan belanjaannya.
"E- itu- apa-anu- Lapar. Ia lapar Mbok dari tadi." jawab Yuni gagap sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Kebetulan Si Mbok dari pasar. Biar Si Mbok masakin kalian duduk aja." suruh Si Mbok. Tapi Yuni masih tetap berdiri ditempat itu.
Sedangkan Sony, entah kemana dia langsung menghilang.
"Neng geulis duduk aja atuh biar Si Mbok yang beresin." ucap Si Mbok.
"Nggak apa-apa Mbok sekalian bantuin daripada ngelihatin aja." ucap Yuni tersenyum
"Oh iya... mau masak apa Mbok?" tanya Yuni penasaran pasalnya belanjaan yang dibeli Si Mbok banyak.
"Masak biasa Neng, kesukaan Aden." jawab Si Mbok.
Suasana makan mendadak canggung. Sony masih bungkam, Yuni juga belum bicara. Hanya dentingan sendok yang terdengar. Sesekali pandangan mata mereka bertemu secara tak sengaja dan itu membuat semburat merah dipipi Yuni. Sampai deringan hp memecahkan keheningan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know [END] ✔
Teen FictionDitikung temen? Dihianatin pacar? Dikecewain sahabat? Objek balas dendam? Masa lalu yang perlahan muncul Kata orang semua itu udah biasa dan kenyataanya mereka nggak ngerasain itu. Cuman orang yang bersangkutan yang ngerasain itu. Kisah ini mungkin...