Tangan Yejin bergetar memegang sebuah benda kecil panjang yang kini telah mengubah mood-nya. Dirinya yang semula penuh kesal bercampur kecewa saat ini malah tersenyum semringah. Ia ingin meloncat-loncat kegirangan. Tapi mengetahui perutnya yang sudah berisi benih manusia, Yejin memilih mengurung niatnya.
Ia berjalan agak cepat keluar dari toilet. Mungkin inilah rasanya ketika kau tahu dalam sekejap kau akan menjadi seorang ibu. Penuh kebahagiaan yang luar biasa. Seakan semuanya terlihat indah.
Wanita itu baru pulang dari apotek, membeli test pack setelah sebelumnya Nana mencoba menyakinkannya perihal janin yang ada di dalam perutnya.
Siang telah berlalu, sore siap menjemput ketika secara kebetulan terdengar suara benda kecil yang menggantung di dekat pintu terdengar.
Yejin sudah tahu siapa yang datang. Hanya ada dua orang di dunia ini yang tahu password pintu rumahnya. Tapi, sekarang kan belum jam pulang kerja, kenapa pria itu sudah kembali?
"Yejin," suara familliar itu menyapa. Tentu saja, seorang Kim Namjoon yang kini terlihat di hadapannya dengan bungkus-bungkus makanan.
"Aku membawakanmu makan siang. Sedikit terlambat memang, tapi aku tahu kalau kau sedang kesal, kau akan lupa makan. Jadi makanlah, sayang."
Mendengar sapaan hangat penuh perhatian itu, Yejin kembali tersenyum semringah. Ia berjalan menghampiri Namjoon lalu dengan begitu saja memeluk lelakinya yang jangkung itu.
"Sini cium, cium," kata Namjoon sambil menggerakkan kepalanya ke jidat Yejin, meninggalkan beberapa kecupan yang berbunyi keras hingga Yejin tertawa.
"Jangan ngambek lagi, Sayang. Aku izin pulang awal karena ingin lebih memanjakanmu hari ini." Namjoon kembali mengecup Yejin. Kali ini tepat di bibir wanitanya itu.
"Ya, ya. Kau menang, Kim. Sini berikan aku kantong yang banyak itu. Anak kita tampaknya tergoda hingga rasanya liurku akan keluar kalau tidak segera menyantap teokbokkie yang kau bawa."
Namjoon mengernyitkan dahinya. Heran juga. Apa Yejin sedang berbicara asal? Anak? Tidak ada tanda-tanda kehadiran anak di tubuh Yejin. Pastilah Yejin terlalu menginginkan seorang anak hingga ia mulai bertindak berlebih seperti ini. Astaga, mungkin Namjoon harus membawa Yejin ke dokter nanti malam kalau ia masih berbicara hal yang tidak-tidak.
“Yejin berhenti. Aku sedang ingin berbaikan denganmu, jangan membahas masalah itu lagi.” Namjoon mencoba melontarkan perkataan yang terdengar tidak mengundang pertikaian lagi.
Namun ternyata hati Yejin malah mencelus seketika mendengar perkataan Namjoon itu. Meski sama sekali tidak ada nada tinggi di sana. Tapi kalian pernah mendengar kan jika ibu hamil sangat sensitif?
Apa memang Namjoon sebegitu tidak menginginkan Yejin untuk hamil sekarang ini? Lalu bagaimana dengan janin yang sudah terlanjur ada dalam kandungan Yejin. Apa dia harus menggugurkannya? Oh ayolah! Ini Yejin yang sudah bersuami. Dia bukan anak remaja yang telah melakukan kesalahan di luar nikah dengan pacarnya.
Demi Tuhan ini konyol.
”Tapi Joon, aku memang hamil,” dengus Yejin yang tidak didengar Namjoon. Karena sesaat setelah mengucapkan kalimat penolakan tadi pada Yejin, pria itu langsung masuk ke dalam kamar.
Sebelum akhirnya kembali keluar dengan panik.
"Sayang, kau meminum pil KB-mu kan?" tanyanya menginterogasi sambil membawa pil-pil yang tampak tak tersentuh di genggamannya.
"Aku sudah berhenti meminumnya sejak lama,” jawab Yejin datar. Tahu jika Namjoon sudah tahu. Mungkin dari test pack yang tertinggal di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Namjoon and Kim Triplets
FanfictionNamjoon yang care tapi ceroboh. Yejin yang cuek namun cerewet. Bagaimana jadinya jika mereka akhirnya menikah dan memiliki tiga anak kembar? Akankah Namjoon sanggup menjadi ayah yang baik sementara teman-temannya terkadang turut andil membuat kekaca...