Triplets With Thamchon : Jungkook Samchon

1.2K 143 10
                                    

Tinn tinn!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinn tinn!

“Samchon datang!” seru Minchan ketika mengenali mobil yang tengah berhenti di depannya. Kaca mobil diturunkan dan tampaklah wajah ramah Jungkook yang tengah tersenyum di balik kemudi. Pemuda itu memarkirkan mobil Namjoon dengan benar sebelum turun dan membukakan pintu untuk para keponakannya. Mengundang perhatian mama mama muda yang sedang menjemput buah hati mereka. Potongan rambutnya yang sedikit panjang dan berantakan, juga penampilannya yang casual tidak terlalu berlebihan. Tampan.

“Ayo Triplets! Naik ke mobil, kita pulang!” ajaknya. Minchan dengan semangat meloncat ke kursi depan samping kemudi. Sementara Namjin dan Seokjin berebut untuk masuk duluan di kursi belakang. Jungkook tersenyum geli melihatnya. Setelah memastikan bocah-bocah itu memakai sabuk pengaman dengan benar, Jungkook ikut masuk dan mulai menyalakan mesin.

“Langsung pulang, oke? Mommy menunggu di rumah,” ujarnya yang langsung dibalas desahan kecewa anak-anak tersebut. Jungkook memasang sabuk pengaman dan menggulung lengan kemejanya yang terlalu panjang. Siap mengemudi.

Namjoon sedang ada rapat yang tidak bisa ditinggal. Jadi pagi tadi Yejin meneleponnya untuk minta bantuan menjemput anak-anak.

“Samcheon Minchan mau es krim!” rajuk Minchan yang memang sudah terbiasa dimanjakan paman-paman mudanya. Bukannya pelit, tapi Yejin memang sudah berpesan untuk langsung membawa anak-anak pulang agar mereka bisa segera makan siang. Maka dari itu, meski Minchan tengah melancarkan aksi diam-diaman Jungkook tidak terpengaruh dan tetap melajukan mobil menuju kediaman Namjoon.

“Tadi di sekolah ada cerita apa?”

“Tadi di thekolah, kami menggambar, Thamchon,” sahut Seokjin yang diikuti anggukan oleh Namjin.

“Oh ya? Lalu kalian menggambar apa?”

“Aku menggambar Daddy, Mommy, dan kami bertiga,” sahut Seokjin lagi.

Kalau Minchan sudah diam seperti ini, biasanya memang hanya Seokjin yang akan menyahuti pertanyaan-pertanyaan Samchonnya. Namjin terlalu malas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membosankan. Kalau Daddy yang menjemput mereka, biasanya Namjin baru akan menimbrung. Tentu saja karena topik yang dibahas Namjin dan Namjoon berada di level yang berbeda dengan obrolan orang-orang pada umumnya.

Pernah sekali keduanya membahas tentang penemu game Flappy Bird yang menarik gamenya dari peredaran internet di tengah kesuksesan game itu hingga membuat Minchan merutuki ayah dan kakaknya.

“Kalau ingin bermain game ya main saja, untuk apa membahas tentang penemunya. Memusingkan.”

Tapi sepertinya memang Namjin adalah keturunan asli Namjoon yang paling banyak mewarisi hal-hal baik dari sang ayah.

“Kalau Namjin gambar apa?”

“Well, hanya gambar biasa, Samchon. Tidak ada yang menarik.” Lelaki muda itu menyahut sembari menoleh ke arah Samchonnya yang jika dilihat dari tempat Namjin duduk hanya terluhat tangannya yang memutar roda kemudi ke sana kemari.

Suatu pertanyaan timbul tepat setelah Namjin memperhatikan tangan itu. Ada yang tidak biasa dari tangan Jungkook Samchon. Terlalu tidak biasa hingga Namjin mengudarakan tanya itu dalam sebentuk kalimat.

“Samchon, kenapa menggambar di tangan?”

Mendengar pertanyaan kembarannya, Minchan lantas ikut menoleh pada orang di sampingnya. “Ommo! Tangan Samchon kenapa?” tanyanya heran.

“Apa Thamchon terkena alergi seperti teman kami Yeonjin?”

“Mana ada alergi yang berbentuk huruf-huruf seperti itu? Itu digambar kan, Samcheon?”

“Namjin benar! Alergi Yeonjin bentuknya titik merah.”

“Thiapa tahu Thamchon alergi huruf. Jungkook Thamchon kan pernah bilang tidak suka belajar!”

Gawat! Gawat! Gawat! Matilah Jungkook! Dia ingat Hyungnya selalu mewanti-wanti untuk tidak menunjukkan tato barunya saat bersama triplets. Bukan melarang, Namjoon tentu tahu tubuh Jungkook adalah hak milik Jungkook sepenuhnya, hanya saja triplets masih terlalu kecil untuk mengetahui apa itu tato. Sulit mencari kata yang tepat untuk memberi mereka penjelasan. Lihat saja sekarang, Jungkook tampak gelagapan.

“Ssst! Tenang sedikit Triplets, Samchon sedang konsentrasi menyetir,” elaknya, sembari menurunkan tangannya bergantian supaya lengan kemejanya kembali menutupi tato-tatonya yang menyapa. “Jangan berisik kalau tidak mau mobilnya menabrak sesuatu.”

Dari spion atas Jungkook bisa melihat Seokjin menggeleng, “Jangan, nanti Daddy marah.”

Iya, kalau Daddy-mu marah aku bisa ditelan mentah-mentah, batin Jungkook dalam hati.

“Jadi tangan Samchon kenapa?” Minchan tidak bisa dikelabui. Bocah kecil itu begitu penasaran ingin menyentuh tangan Jungkook, memastikan apakah coretan-coretan itu bisa dihapus.

“Tangan Samchon tidak apa-apa,” jawab Jungkook singkat. Memutar kemudi dan masuk ke parkiran restoran cepat saji terdekat di jalurnya. Otomatis membuat perhatian Seokjin dan Namjin teralih, begitu juga Minchan. Ketiga anak itu tampak berbinar membayangkan aneka es krim segar yang akan segera mereka dapat.

Jungkook membuka sabuk pengaman dan beralih pada triplets. “Dengar, Samchon belikan eskrim tapi kalian harus berjanji sesuatu.”

“Janji apa?” tanya Namjin was-was.

“Janji jangan pernah membahas gambar-gambar di tangan Samchon saat di rumah. Jangan bertanya pada Daddy, jangan bertanya pada Mommy. Pokoknya anggap saja kalian tidak melihat apa pun,” terangnya memulai persekongkolan.

“Apakah ini sogokan?” protes Minchan berkacak pinggang.

“Minchan apakah kau tidak mau eth krim?”

“Kalau kau tidak mau, jatahmu untuk aku saja.”

“Siapa bilang aku tidak mau! Ayo cepat masuk Samchon sebelum kami berubah pikiran!” Jungkook tertawa dalam hati karena siasatnya berhasil.

Lebih baik mendengar sedikit protes Yejin tentang es krim dibanding harus menghadapi Namjoon ketika marah. Hehe.

-end of Jungkook's part

#dirumahaja ya Noona :)
Supaya tidak bosan, boleh eksplorasi cerita-cerita kami yang lain di wattpad.
Jangan lupa cuci tangan dan jaga kesehatan
karena kami sayang kalian💜

Salam sayang
Moon and dydtedi

Daddy Namjoon and Kim TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang