Once Upon A Time | 5 |

2.1K 291 39
                                    

Min Yoongi berjalan memasuki pekarangan luas rumah Namjoon. Di tangannya kini tergenggam sebuah kaset yang berisi album maternity photo Yejin. Seharusnya sudah ia serahkan ketika pasutri muda itu pergi ke studionya untuk mengambil album fisik beberapa waktu lalu, tapi entah karena pikun yang menyerang pada usia muda atau Yoongi yang sebenarnya sudah menua, kaset itu terlupakan begitu saja.

"Dasar menyusahkan." Yoongi mengomel sambil merapikan kembali kupluk merah yang ia kenakan. Angin malam selalu membuat pemuda itu merasa kedinginan, dan malam ini terasa jauh lebih dingin daripada malam lainnya. Oh sungguh, ia akan segera pulang dan berlindung di bawah selimut setelah ini.

Tapi nampaknya chemistry antara Yoongi dan keluarga itu memang sudah terjalin cukup rekat. Buktinya, belum sempat Yoongi mengetuk, pintu rumah Namjoon tiba-tiba terbuka dari dalam. Wah, mereka bergerak dengan cepat juga.

"Aish, aku hanya datang untuk menyerahkan album digi—"

"Diam kau!" Yejin berteriak memotong kalimat Yoongi. Perempuan itu kini digotong oleh dua pemuda yang tampak kewalahan. Bagaimana tidak kewalahan? Perut Yejin yang sudah sangat sakit, hal itu membuat dirinya tak bisa berjalan dan harus digendong dari dalam kamar sampai depan pintu.

"Hyung! Istriku mau melahirkan. Bantu aku!" Yoongi melempar kasetnya asal sebelum ikut menggotong Yejin yang kini jauh lebih gendut dari sebelumnya. Tentu saja gendut, gadis itu sedang mengandung dua anak sekaligus, bukan? "Sakit." Yejin berkeluh diatas gotongan tiga pemuda itu. Tangannya bahkan menggapai apa pun secara asal sebagai pelampiasan rasa sakit.

"Aw! Adaw!" Yoongi berteriak kesakitan ketika tangan itu malah menarik kupluknya hingga lepas dan melanjutkan tarikan pada rambut hitamnya.

"Sakit! Yejin, lepaskan!” Yoongi berkeluh namun ia tak berdaya, kedua tangannya sedang sibuk membawa tubuh Yejin dan ia tak bisa melepaskan diri.

“Aku juga sakit! Huh hah tolong cepat anak-anakku mulai demo,” balas Yejin di tengah erang kesakitannya.

Jambakan itu terus berlanjut sampai di dalam mobil. Seokjin segera mengambil alih sisi kemudi mobil, ia tampak tak peduli dengan kondisi Yoongi yang sedang kesakitan. Di saat seperti ini Seokjin malah tampak lebih tenang dan serius. Pemuda itu lantas membawa mobilnya melesat cepat melewati jalanan beraspal Busan yang tampak lenggang.

"Sakit! Sakit!" Yejin menjambak kuat rambut Yoongi hingga rasanya semua helai surai itu telah rontok. Namjoon yang berada di sisi kanan Yejin malah sibuk merasa cemburu dan kesal. Ia menarik satu tangan Yejin lalu meletakkannya di atas kepalanya sendiri. "Jambak saja rambutku, sayang, jangan rambut mantan kekasihmu!"

"Kau saja yang terima jambakan ini, bodoh!" umpat Yoongi yang merasakan aura tidak nyaman dari seorang Kim Namjoon.

"Kau yang bodoh! Mau saja dijambak seperti itu," balas Namjoon tak kalah sengit. Matanya memicing kesal, beradu sinis dengan Yoongi. Ia tak peduli jika lelaki itu adalah seorang Hyung yang harus ia hormati. Bagi Namjoon kini Yejin adalah segalanya, miliknya yang tak boleh direbut siapapun termasuk Yoongi.

"Diam kalian berdua!" Yejin yang merasakan aura kebodohan keduanya lantas menarik kuat kepala mereka masing-masing sambil melampiaskan rasa sakit yang ia rasa.

"Arghh! Yejin lepaskan!"

"Sayang jangan keras keras aduduh!”

"Tunggu saja aku selesai melahirkan. Kunikahkan kalian berdua biar akur!"

"Ampun! nyonya Kim, ampun!" seru Namjoon yang hanya seperti angin lewat bagi Yejin.

Suara rem berdecit berhasil menyelamatkan Namjoon dan Yoongi dari kerontokkan. Seokjin dengan sigap keluar dari mobil dan berlari membuka pintu bagian kursi penumpang. Dokter dan suster berlarian dari dalam rumah sakit, membawa sebuah brankar untuk kemudian dilarikan ke ruang persalinan.

Daddy Namjoon and Kim TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang