Namjoon memijat pelipisnya tak tenang. Bisa gila dia jika harus terus-terusan seperti ini. Dikira hanya Yejin saja yang hormonnya tengah berantakan. Namjoon juga. Apalagi melihat busana yang saat ini tengah dikenakan Yejin. Terlalu ketat dan menunjukkan tonjolan di perut.
Jangan berpikir macam-macam!
Yejin tengah mengenakan atasan crop-tee dan celana kulot longgar yang warnanya senada. Namjoon rasanya ingin marah-marah saja sekarang. Tapi jika dia nekat menghentikan kegiatan yang saat ini tengah berlangsung bisa dipastikan dia yang kena marah Yejin. Tidak tanggung-tanggung, Yejin bahkan berani mengusir suaminya untuk tidur di luar selama masa kehamilan ini. Jika Namjoon sekali saja membuat masalah dengan perempuan itu hilanglah guling alami kesayangannya.
Namjoon mendesah kesal.
"Hyung!" protesnya pada pria pendek yang tengah serius dengan sang mantan. Yoongi menurunkan kamera, menatap Namjoon datar.
"Tak bisakah kau potret istriku tanpa memfokuskan diri padanya?" tanyanya konyol. Disimpan di mana otaknya yang katanya memiliki IQ tinggi itu? Yoongi tak acuh, ia kembali menempatkan lensa kamera pada objek fotonya. Sementara Yejin yang tadi sempat terganggu, kembali berpose natural. Sepasang kekasih masa lalu ini tampaknya benar-benar ingin menyulut amarah Namjoon dengan tidak menganggapnya ada. Namjoon menggeram.
"Kau kira kameraku ini kendaraan automatic," sahut Yoongi tanpa memandang Namjoon. "Aku perlu angle yang pas."
"Kalo begitu biar aku yang memotretnya, kau tunjukan saja di mana angle yang bagus." Namjoon ngotot.
"Sayang, jangan. Kita harus menabung untuk persalinan. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli kamera baru jika kamera Yoongi Oppa tak sengaja kau rusak nanti," ujar Yejin, tersenyum manis sambil mengusap perut buncitnya.
Sialan! Istrinya mengejeknya di depan sang mantan? Jatuh sudah harga diri Namjoon, jatuh!
Raut wajahnya semakin kecut. Dengan kesal dia meninggalkan ruangan tersebut. Terserahlah Yejin dan Yoongi mau berbuat apa. Foto prewedd sekalian juga silakan, pikir Namjoon ngawur. Sementara Yoongi menatap datar kepergian rekan kerjanya itu. "Kekanakan," gumamnya dan kembali fokus pada Yejin sama yang sekali tak terpengaruh dengan kecemburuan suaminya.
***
"Hei, mau?" Seokjin menyodorkan cup tteokbeokki instannya ke hadapan Namjoon. Mengabaikan aura-aura negatif yang mengelilingi Namjoon. Pria itu tentu tahu apa yang menjadi penyebab calon bapak ini menekuk wajah.
"No," jawab Namjoon singkat, tanpa repot-repot melirik jajanan pedas itu. Seokjin menarik kembali cupnya dan mengangkat bahu acuh. Menyumpit telur rebus, memasukkannya ke mulut dan mengunyahnya dengan nikmat.
"Kau tahu wanita hamil mema-"
"Tidak. Aku sedang tidak ingin mendengar ceramah."
Sumpit yang dipegang Seokjin menggantung di udara. Sedikit terkejut dengan dinginnya nada suara Namjoon. Sedetik kemudiam pria yang lebih tua itu tertawa kecil.
"Baik. Bagaimana dengan dad jokes?"
"No."
Seokjin tidak peduli.
"Menurutmu bagaimana cara van gogh mengucapkan rindu dalam bahasa korea?" tanyanya di sela bunyi kecapan yang dihasilkan dari kegiatan mengunyahnya.
"Hyung!"
"Bogoghsipda. Haha tidakkah itu lucu?"
Namjoon diam, berusaha meredakan rasa panas di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Namjoon and Kim Triplets
FanfictionNamjoon yang care tapi ceroboh. Yejin yang cuek namun cerewet. Bagaimana jadinya jika mereka akhirnya menikah dan memiliki tiga anak kembar? Akankah Namjoon sanggup menjadi ayah yang baik sementara teman-temannya terkadang turut andil membuat kekaca...