Mama Gamon | 1 |

4.4K 455 35
                                    

Malam sudah larut kala Namjoon membawa mobilnya menuju pelataran parkir rumah mewahnya. Di sampingnya ada Yejin yang memandang ke arah jendela dalam diam. Keduanya tak saling bercengkrama sejak perjalanan pulang tadi. Mereka baru saja pulang dari pesta pernikahan Seokjin dan Jihae yang digelar secara mewah di salah satu hotel berbintang lima.

Ketiga anak mereka sudah diantar pulang lebih dulu oleh Taehyung dan Nana setengah jam yang lalu. Dan mungkin saat ini bocah-bocah kecil itu sudah larut mengarungi lautan menuju pulau mimpi.

Wajah keduanya sama-sama masam, terlagi ketika memasuki kamar. Namjoon membanting pintu dengan kasar. Lalu sesaat kemudian ia menyesal karena mungkin saja hempasan kuat itu berpotensi membangunkan bocah-bocah setannya.

"Demi Tuhan, apa yang salah denganmu, huh?" tanya Yejin sambil melepaskan satu dari dua buah wedges merah marun yang melekat pada ujung kaki jenjangnya. Wanita itu menaruh wedges-nya ke samping ranjang tempat ia kini duduk lalu berlalu menuju ruang ganti.

Ia mengganti gaun pestanya dengan satu setelan piyama.

"Jangan tidur di ranjangku malam ini!"

"Kau gila, Kim Namjoon?!" pekik Yejin tertahan. Ia memasang wajah tergalaknya namun Namjoon rupanya tak mau kalah dan ikut memasang wajah sangarnya.

"Kau yang gila, Yejin! Jangan tidur denganku selama kau masih mencintai Yoongi Hyung!"

Yejin berdecak dramatis. Suaminya ini memang sangat kekanakan kalau sudah menyinggung masa lalunya yang satu ini.

"Dengar, Joon. Yoongi Oppa itu mantan kekasihku. Dan aku sudah melupakannya. Kau suamiku, tentu sangat jelas bahwa aku akan memihakmu tanpa berpikir dua kali!"

Giliran Namjoon yang berdecak dramatis. Ia bahkan memutar bola matanya sarkastis dan enggan menatap sang istri yang kini sudah terduduk di tepi ranjang.

"Istri macam apa yang lebih memilih duduk bersama mantan kekasihnya ketimbang menemani suaminya menjaga buah hati mereka. Ck! Munafik sekali."

"Namjoon!" teriak Yejin. Matanya panas sekarang. Apa katanya? Munafik?

"Kau boleh marah tapi jaga mulut bodohmu itu atau kau akan merusak segalanya!"

Yejin lalu menarik bantal dan gulingnya, dengan sebal ia beringsut menyeret benda-benda itu ke sofa di sudut kamar.

"Aku akan tidur di sini." lirihnya. Ia enggan berpaling lagi, takut-takut kalau air matanya akan keluar.

Namjoon mengedikkan bahunya masa bodoh lalu berbaring di atas kasurnya setelah mengganti kemeja dengan piyama tidur yang sama dengan Yejin.

Sejam berlalu namun ia masih tidak bisa tertidur. Ada sisi yang kosong, menyisakan satu perasaan asing yang kadang dirasakan ketika jarak memisahkan insan manusia. Rindu.

Namjoon melihat Yejin yang sudah tertidur di atas sofa. Lelaki itu berdecak sekali lagi. Mana mungkin ia mengusir Yejin dan membiarkan perempuan itu tertidur di atas sofa sempit itu? Oh, astaga.

Lelaki itu kemudian beranjak untuk segera menggendong tubuh istrinya dengan pelan ke tempat tidur. Tak ada suara apapun yang terdengar. Yejin bahkan terlalu nyenyak untuk menyadari ketika langkah kaki Namjoon menuntun pemuda itu menuju luar kamar.

Namjoon lantas berakhir di sini, di kamar anak-anaknya. Dengan pelan ia menaiki ranjang. Namun Seokjin yang memiliki kepekaan tinggi menyadarinya.

"Daddy?" panggil lelaki kecil itu sebelum akhirnya terduduk di atas ranjangnya. "Ada apa, Daddy? Kenapa ke kamar Theokjin dan Namjin?"

Ah, sekarang Namjoon harus mencari satu alasan untuk menjawab anaknya. "Itu ...."

"Apa Mommy menguthir Daddy?" Justru akulah yang mengusir ibumu! Seru Namjoon dalam hatinya.

Daddy Namjoon and Kim TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang