“Apa ... apa aku terlalu jahat pada Samchon?”
“Thamchon marah ya?” Seokjin tampak mencebik. Namjoon tersenyum kecil melihat wajah kehilangan anak-anaknya. Meski sedikit tidak suka dengan sikap anak-anaknya, tapi Namjoon tidak ingin memarahi mereka. Bagaimana pun mereka masih dikategorikan sebagai anak kecil. Jika mereka melakukan kesalahan, sedikit banyak itu juga merupakan kesalahan orangtuanya. Namjoon berjongkok, menyejajarkan tingginya dengan si kembar.
“Nah, biar Daddy beri tahu, setiap orang pasti punya rasa takut pada hal yang berbeda. Seperti Minchan yang takut gelap, Seokjin yang jijik dengan kecoak terbang dan Namjin, sama dengan Daddy tidak suka tikus. Minchan suka tidak seandainya Namjin menjahilimu dan meninggalkanmu di tempat gelap?”
Minchan menggeleng lesu.
“No Daddy, I would be so afraid.”“So you will be mad with Namjin, right?” Kali ini gadis cilik itu mengangguk.
“Jadi ... apakah Thamchon hiks marah karena kami memaktha Thamchon hiks—”
Namjoon menggeleng, mengusap rambut jagoannya sayang.“Tidak. Samchon sangat sayang pada kalian. Meski takut, asal kalian senang Samchon mau melakukannya. Tapi apa kalian benar-benar suka melihat Samchon sakit seperti tadi?”
Ketiganya menggeleng. Namjoon tersenyum melihat mereka menyadari kesalahan mereka masing-masing. "Nah, nanti ketika Samchon kalian sudah kembali, minta maaflah padanya. Okay? Dan jangan berbicara tidak sopan pada orang yang lebih tua!"
"Okay, Dad." Namjin menyahut, mewakili adik-adiknya.
[]
Permen kapas, komedi putar dan kursi panjang di salah satu sisi Lotte World menjadi saksi atas bisunya dua insan manusia yang kini tampak tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.
Gadis kecil itu mencabut-cabut permen kapasnya, kemudian memakannya dalam diam. Canggung. Ia tak tahu harus memulai ucapannya dari mana. Kedua saudara laki-lakinya telah meminta maaf. Meski dimaafkan dengan tersenyum dan berkata itu bukan salah mereka, pamannya tampak masih mengulas senyum palsu. Tidak, Minchan terlalu hapal jenis senyum Hoseok Samchon. Jika biasanya Hoseok Samchon akan tersenyum lebar dan menyenangkan, kali ini lengkungan bibir Samchon terlihat lebih kecil. Lalu cepat menghilang. Tidak seperti boneka teddy-nya—meski dipukuli Minchan atau bahkan digigiti, teddy-nya tetap terlihat senang.
Sementara itu Hoseok berkutat dengan kemungkinan-kemungkinan. Ia berharap ada ketidakmungkinan yang mutlak untuk semua kemungkinan itu. Pikirannya terdistraksi sampai kemudian sebuah tangan mungil menggoyang lengannya pelan. Hoseok menoleh ke samping, mendapati Minchan yang memandangnya dengan raut wajah tidak terjabarkan.
"Samchon," panggil Minchan pelan, mencoba tidak membuat pamannya itu lebih marah lagi padanya. Minchan tahu, ia terlalu kelewatan dan mungkin tidak akan dimaafkan.
"Ah, kau pasti sudah tidak betah ya? Maaf. Samchon akan memanggil daddy-mu dan memintanya menemanimu." Hoseok hendak berdiri dari duduknya dan berniat menghampiri Namjoon yang sedang mengantri untuk membeli hotdog dan burger bersama Namjin dan Seokjin.
Kalau sudah seperti ini, Hoseok paham bahwa anak kecil sekali pun tidak pernah betah dengannya. Dan ia tidak akan mengusahakan untuk disukai, lagi.
"Aniyo, Samchon." Minchan menahan tangan Hoseok. "Samchon ayo duduk lagi. Apa Samchon ingin permen kapas?"
"Tidak. Makanlah, Channie. Samchon tidak akan merebutnya darimu kali ini."
Minchan kecewa, matanya memanas. Baru kali ini ia mendapat penolakan dari Samchon yang sangat menyayanginya itu. Ia pasti telah berbuat kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. Hoseok pasti tidak akan sering-sering mengunjunginya lagi. Sungguh, Minchan lebih berharap ia diteriaki dengan heboh sekarang daripada harus melihat Hoseok Samchon menanggapinya dengan datar dan terus menerus mengurai senyum palsu. Ternyata punya Samchon pendiam itu tidak enak. Yoongi Samchon saja masih sering memanjakannya walaupun Samchon yang lain sering mengatakan Yoongi Samchon kembaran beruang kutub. Minchan tidak suka didiamkan. Gadis kecil itu mulai menangis. Air mata yang sejak tadi ia tahan kini mulai turun tanpa bisa dibendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Namjoon and Kim Triplets
FanfictionNamjoon yang care tapi ceroboh. Yejin yang cuek namun cerewet. Bagaimana jadinya jika mereka akhirnya menikah dan memiliki tiga anak kembar? Akankah Namjoon sanggup menjadi ayah yang baik sementara teman-temannya terkadang turut andil membuat kekaca...