Pada suatu sore yang ramah, di saat tak ada hal-hal pelik yang terjadi di rumah keluarga Kim, duo anak laki-laki Namjoon; Namjin dan Seokjin tengah asik bermain perang-perangan.“Hyaaat! Rasakan kekuatan pedang petirku!” Namjin menghunuskan pedang tak kasatmatanya pada Seokjin yang kini berpura-pura terkena tusukan.
“Aaaak! Tidak!” pekik Seokjin.
“Dasar penjahat, tidak akan kubiarkan kau hidup!” Namjin menghunuskan pedangnya lagi kepada Seokjin si penjahat yang kini sudah terkapar di atas lantai rumah.
Seharusnya tidak ada banyak yang perlu dipusingkan lagi di rumah ini. Kadang-kadang, anak-anak jadi ribut karena sibuk bermain, tapi hal itu dapat dimaklumi. Minchan yang kemarin sempat merengek meminta adik, hari ini juga masih terlelap di kamarnya. Kata Mommy, Triplets harus tidur siang cantik. Namun Namjin dan Seokjin memutuskan untuk tidak ikut tidur siang. Kan ... tidak mungkin kalau duo Namseok jadi cantik. Jadi biarlah. Cukup Minchan saja yang tidur siang cantik.
Lalu di sore kali ini tiba-tiba bel rumah berbunyi. Saat ini jam masih belum menunjukkan waktu pulang Daddy. Masih ada lima belas menit sebelum Daddy membunyikan bel. Jadi, Namjin dan Seokjin yang berlarian membuka pintu utama pun tahu kalau yang datang kemungkinan adalah salah satu dari pamannya.
Jangan tanyakan Mommy ke mana hingga anak-anak yang membuka pintu. Perempuan itu mungkin tengah berkutat dengan drama yang ditontonnya atau tengah asyik memotong sayuran di dapur untuk makan malam.
“Hai, Namjin! Seokjin!” Benar saja, kali ini yang datang adalah Jimin Samchon.
“Hai, Thamchon. Mathuklah.” Seokjin menyahut, diikuti Namjin yang hanya diam melihat pamannya yang satu ini.
“Minchan ada? Tumben hanya kalian berdua?” tanya Jimin seraya memasuki rumah setelah melepas sepatunya. Hari ini Jimin Samchon membawa ransel besarnya. Tampaknya, pemuda itu baru pulang dari studio tari.
“Lagi-lagi Thamchon hanya mencari Minchan.” Seokjin berbisik pelan pada Namjin yang mengangguk setuju. Keduanya hapal betul dengan Jimin Samchon. Jika samchon yang satu ini ke rumah, sudah pasti hanya Minchan yang dicari. Minchan, Minchan dan selalu Minchan. Mungkin, Jimin samchon sering lupa kalau Minchan juga punya dua oppa yang bisa diajak main.
“Apa kita tinggalkan saja Samchon di sini? Ayo kita main lagi,” ujar Namjin.
Jimin yang duduk di sofa kini tampak bingung menatap kedua pemuda kecil yang tampak tak mempedulikannya.
“Hei, apa kalian sedang main tadi?” tanya Jimin lagi, ia mencoba untuk membuka percakapan dengan anak-anak agar tak terlalu canggung. Selama ini, memang ia tak terlalu akrab dengan duo Namseok. Mungkin karena Minchan yang sangat senang bermanja-ria padanya hingga Jimin lebih banyak menghabiskan waktu dengan Tuan Putri rumah ini.
Seokjin menganggukkan kepala untuk pertanyaan Jimin. “Benar Thamchon. Kami tadi thedang bermain perang-perangan.”
“Benar. Kami sudah tidak mewarnai buku lagi. Sekarang yang punya buku mewarnai kan hanya Minchan,” ujar Namjin. Pemuda itu terang-terangan menyindir Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Namjoon and Kim Triplets
FanfictionNamjoon yang care tapi ceroboh. Yejin yang cuek namun cerewet. Bagaimana jadinya jika mereka akhirnya menikah dan memiliki tiga anak kembar? Akankah Namjoon sanggup menjadi ayah yang baik sementara teman-temannya terkadang turut andil membuat kekaca...