Bulan kedua kehamilan Yejin
Sebelum menikah, seringkali pasangan berbicara banyak hal tentang rencana masa depan mereka. Tak sedikit juga yang membahas tentang rencana untuk memunyai keturunan. Ada pasangan yang ingin langsung memiliki bayi, ada juga yang menunda sampai mereka merasa siap.
Berbagai faktor memengaruhi kesiapan pasangan dalam memiliki momongan. Masalah keuangan, kedewasaan, stabilitas hubungan, dan lainnya seringkali menjadi masalah yang membuat pasangan memilih untuk menunda memiliki keturunan.
Jika keputusannya disepakati bersama memang tak masalah, tapi ada juga yang hanya sebelah pihak. Sang istri ingin segera menimang bayi, sementara si suami masih ragu.
Apakah anda dan pasangan termasuk yang seperti itu?
"Yejin, habiskan susumu!"
Yejin mengalihkan pandangan dari layar ponsel untuk sekadar menatap Seokjin dan Namjoon yang tengah duduk di hadapannya. Mereka sedang menikmati sarapannya sekarang, sementara Yejin sudah menyelesaikannya sejak tadi dan memilih untuk membunuh waktu dengan membaca artikel-artikel tentang kehamilan. Beberapa judul kasus hamil tanpa rencana yang sempat dibaca Yejin berputar-putar di kepalanya dan sangat menganggu. Bagaimana tidak, judul-judul seperti 'Suami Paksa Istri Gugurkan Kandungan karena Masalah Ekonomi' dan 'Istri Langgar Kesepakatan Hamil, Suami Acuh dan Tak Hangat Lagi' begitu membebani pikiran Yejin. Apa Namjoon juga akan melakukan hal itu padanya? Oh tidak, Yejin bahkan tidak bisa membayangkan hal itu terjadi. Sekalipun waktu itu Yejin menantang Namjoon untuk menceraikannya, tapi dalam hati Yejin berdoa supaya Namjoon tidak benar-benar mempertimbangkan hal itu.
"Yejin, ada yang mengganggu pikiranmu?" Itu suara Namjoon.
Lihat kan? Seperti tidak ada hal serius yang tengah terjadi di antara mereka. Semenjak mereka berdua pulang dari dokter untuk memastikan kehamilan Yejin beberapa hari lalu, tidak ada lagi pembicaraan serius yang terjadi antara Namjoon dan Yejin untuk masalah anak mereka.
Namjoon tidak menunjukkan penolakan, tapi juga tidak tampak senang dengan adanya sosok lain di antara mereka. Namjoon tetap perhatian, tetap hangat, walau kadang sedikit canggung. Yejin terkadang curiga dengan apa yang suaminya itu pikirkan. Otak jahatnya bahkan berbisik tentang kemungkinan bahwa Namjoon tengah menyusun rencana yang buruk untuk bayi mereka. Namun, Yejin tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. Jika Namjoon macam-macam maka dia akan langsung mengadukannya pada Seokjin yang belakangan ini sering ada di rumah mereka. Menggantikan sosok ibu mertua untuk memastikan Yejin baik-baik saja.
"Demi Tuhan. Yejin apa kau kerasukan sesuatu?"
Yejin berdecih dan mengalihkan pandangannya pada Namjoon.
"Tidak. Aku hanya sedang serius membaca beberapa artikel."
Namjoon berdiri dari duduknya lalu menarik benda pipih yang tadi menyita sebagian besar perhatian Yejin. Lelaki itu mengurut pelipisnya, pastilah banyak hal yang membebani Yejin dikarenakan kehamilannya ini. Dan Namjoon tidak ingin Yejin stress karena itu.
"Sayang, berhenti membaca artikel-artikel sampah seperti ini. Aku tidak akan melakukan hal bodoh dan menjahatimu hanya karena kau hamil."
"Aku hanya mengisi waktu luang," elak Yejin.
"Oh, jadi kau masih terbebani? Lelaki bodoh ini memang luar biasa, kau tau ibu hamil tidak boleh stress, kan?" Seokjin memukul Namjoon kuat hingga bunyinya menggema sepanjang ruang makan. "Sebagai orang yang lebih tua, aku akan menceramahimu!"
Bukan begitu! Namjoon ingin menyela.
"Kalau begitu aku ijin istirahat di kamar dulu, Oppa. Take your time!" ringis Yejin, melarikan diri. Mengabaikan tampang memelas Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Namjoon and Kim Triplets
FanfictionNamjoon yang care tapi ceroboh. Yejin yang cuek namun cerewet. Bagaimana jadinya jika mereka akhirnya menikah dan memiliki tiga anak kembar? Akankah Namjoon sanggup menjadi ayah yang baik sementara teman-temannya terkadang turut andil membuat kekaca...