1. Awal Mula

44.4K 1.4K 33
                                    

Waktu telah menunjukkan tepat pukul 4 sore, ketika Arfisyha baru saja pulang dari tempat kuliahnya.

Badannya sudah sangat lengket dan lelah, karena seharian ini perkuliahannya dilakukan diluar kelas. Sudah tentu debu dan panasnya terik matahari, membuatnya terlihat kumal dan lecek.

Sesampainya didepan pintu Rumah, Arfisyha dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling tenpatnya berdiri.

Mulai dari pot-pot tanaman yang tertata rapi diteras rumah sederhana bercat hijaunya, hingga dibawah keset bertuliskan welcome yang juga berwarna hijau miliknya.

Cukup lama Arfisyha mencari ditempat biasa ia meletakkan benda berbahan besi itu sebelum pergi.
tapi sayang, benda yang dicarinya tak juga ia temukan, sampai tempat terakhir yang berpeluang besar untuk menemukan benda besi itu terlintas dipikirannya.

Sambil berjinjit dan mengapai-gapaikan tangannya kelubang ventilasi, akhirnya kunci rumah yang dicarinya dari 10 menit yang lalu ia temukan juga.

Sebelumnya kunci rumah dinasnya ini memang sudah ada dua satu dibawa Raydan, satunya dibawa Arfisyha. Tapi apa mau dikata tepat 3 hari kunci rumah diberikan padanya, kini berkat sifat cerobohnya kunci itu telah raib entah kemana.

Sambil menghela nafas berat, Arfisyha segera membuka pintu rumahnya. "Pasti Mas Idan lupa lagi taroh kuncinya, udah tau aku pendek tetep aja ditaruh di lubang ventilasi" kesal Arfisyha sambil berjalan masuk kerumah setelah tak lupa ia mengunci kembali pintu rumahnya.

"Assalammualaikum..." salam Arfisyha, jelas tak ada sahutan. Keadaan rumahnya memang selalu seperti ini ketika ia pulang, terasa sepi dan kosong, mengingat sekarang masih jam 4 sore, sudah pasti Raydan belum pulang, karena laki-laki itu baru akan pulang nanti setelah jarum jam menunjukkan pukul 5 sore.

~R&A~

Seperti inilah rutinitas Arfisyha sejak sebulan belakangan. Sedikit - banyak, terdapat beberapa perubahan yang terjadi dalam kehidupannya.

Memang bukan perubahan ajaib, seperti dari mahasiswi seni menjadi mahasiswi kedokteran ataupun Ia yang masih kuliah smester 5, tiba-tiba wisuda periode bulan ini.

Rutinitasnya memang masih sama, Arfisyha masih menjadi mahasiswi seni rupa smester 5 yang kemana-mana berbekal tabung hitam dan kertas gamabar, juga tetek-bengek dalam ransel kebesarannya. Arfisyha juga masih menjadi gadis manja yang ceroboh.

Hanya saja statusnyalah yang membawa dampak paling terasa dalam perubahan hidupnya, tepatnya semenjak ia resmi menyandang nama Wiratama dibelakang namanya.

Sekarang ia bukan lagi sebagai gadis ataupun mahasiswi seni rupa single yang bebas lagi.

Karena mulai saat itu segala gerak geriknya telah memangku aturan, mulai dari tingkah laku hingga bicaranya sekalipun, kini ada yang menilai.

~R&A~

Perubahan itu dimulai bulan lalu ketika Pak Herlambang, papa Arfisyha mengajak Arfisyha, mama, dan Daffa adiknya menghadiri acara makan malam dengan keluarga Rahardian teman papanya semenjak sekolah dulu.

Saat makan malam itu memang tidak tercium hal aneh sama sekali, mereka semua makan seperti biasa, hanya sesekali Papanya dan Omm Rahardian, Arfisyha memanggilnya, bercerita tentang nostalgia masa-masa sekolah mereka dulu begitu juga Mamanya dan tante Amy istri dari omm Rahardian.

Tapi siapa yang tau jika dibalik makan malam itu ternyata ada maksut terselubung antara Papanya dan Omm Rahardian.

Secara diam-diam tanpa sepengetahuan Arfisyha, ternyata mereka semua telah merencanakan sesuatu.

Baru setelah Arfisyha bertemu langsung dengan Raydan, putra tunggal dari Omm Rahardian dan Tante Amy, ia tau apa yang sebenarnya kedua orang tuanya rencanakan bersama keluarga Rahardian.

Arfiayha memang sempat mendengar jika Omm Rahardian dan Tante Amy ini mempunyai anak laki-laki satu-satunya yang tidak bisa hadir. Mendengar informasi itu, Arfisyha tidak ambil pusing dan menganggapnya angin lalu.

Tapi selang satu minggu setelah acara makan malam itu, ternyata Farah mamanya menyuruhnya untuk menemui anak Omm Rahardian di kafe Cakra.

Mamanya beralasan, karena kemarin mereka belum sempat bertemu dan berkenalan, maka Farah menyuruh Arfisyha menemuinya sore itu sehabis kuliahnya selesai.

Berbekal ciri-ciri orang yang mamanya berikan kepadanya, akhirnya Arfiayha berhasil menemukannya, Ia pria berbaju hijau lumut yang sedang duduk di meja paling pojok dekat jendela, Raydan Saka Wiratama yang kini telah sah sebagai suami dari Arfisyha Prameswari, mengatakan jika Pernikahan Arfisyha dengannya akan berlangsung 1 bulan lagi setelah pertemuan itu berlangsung.

Jelas Arfisyha syok berat mendengar pernyataan dari Raydan itu, mamanya mengatakan, mereka hanya akan berkenalan tapi dengan seenaknya saja, Laki-laki yang sedang duduk di depannya ini malah mengajaknya menikah.

Bagaimana bisa Arfisyha tidak mengetahui rencana pernikahannya sendiri, sedangkan Raydan dengan seenaknya saja mengatakan akan menikah 1 bulan lagi dengannya.

Maka inilah awal dari cerita Raydan dan Arfisyha akan dimulai.

Bagaimana kelanjutannya tunggu terus next part nya yaa..


***
Yuhuuu...
selamat datang dan bergabung di cerita dewwane, :D  salam kenal.. aku harap pembaca yang baru bergabung suka dengan ceritaku ini, 😉

selamat membaca..

~dewwane~

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang