4 [REVISI]

3.9K 316 60
                                    

Jangan jadi silent readers yaaaa😊

Happy reading


BRAKK

Askar membuka pintu kamar Arnessa dengan paksa membuat Arnessa yang sedang membaca buku kaget.

"Askar!" seru Arnessa kesal. "Kenapa?"

"Gue udah daftarin lu kuliah. Jurusan Akutansi," kata Askar. Arnessa membulatkan matanya.

"Hah? Seriusan??" kaget Arnessa. Askar mengangguk.

"Papa yang bantuin," jawab Askar memperjelas.

"Tapi gue belum siap," ucap Arnessa. Askar menggeleng.

"Gue yang bakal siapin bahan belajar buat lu. Seminggu lagi lu masuk," terang Askar. Arnessa menghela nafas gusar.

Seorang gadis sedang duduk di sebuah taman sendirian. Ia memakai dress selutut berwarna Biru dipadukan dengan cardigan berwarna hitam. Tangannya memegang sebuah tongkat yang selalu ia gunakan sebagai petunjuk jalannya.

"Al dimana sih? Ko lama banget," gumam gadis tersebut, Arnessa.

Tiba-tiba saja seseorang memeluknya dari belakang kemudian mengecup puncak kepalanya.

"Maaf lama, cherié." ucap Al lembut. Arnessa tersenyum. Al kemudian duduk disamping Arnessa dan meletakkan sebuket bunga Tulip di pangkuan Arnessa.

"Bunga Tulip?" Arnessa meraba-raba buket pemberian Al.

"Yes, cherié," jawab Al tersenyum sambil mengelus rambut Arnessa.

"Makasih, Al." kata Arnessa.

"Iya, cherié. Aku sayang kamu," jawab Al lembut. Senyuman Arnessa terus terukir di bibir tipisnya.

"Nes.." Panggil Al pelan.

"Hm?"

"Aku boleh nyentuh kamu?" tanya Al nampak serius.

"Bukankah Al selalu nyentuh Nessa?" Arnessa tidak mengerti.

"Bukan sebagai kakak, tapi sebagai pria," jelas Al pelan. Arnessa tersenyum.

"Nes, jangan senyum," pinta Al. Arnessa mengerutkan keningnya."Nanti aku makin sayang."

"Al..." Arnessa meraih tangan Al kemudian menggenggamnya.

"Salah ga kalau Nessa juga sayang sama Al?" tanya Arnessa lirih. Al tersenyum.

"Ngga, Nes. I Love you," jawab Al kemudian memeluk Arnessa.

"I Love you too," balas Arnessa.

Al terbangun dari tidurnya. Ia kembali memimpikan Arnessa. Mungkin karena ia terlalu merindukannya. Tentu saja,Al begitu merindukan Arnessa. Al mengusap wajahnya. Ia kemudian bangkit dari kasurnya. Al berjalan menuju jendela kamarnya.

Al menatap keluar jendela. Pikirannya selalu saja di penuhi oleh Arnessa akhir-akhir ini. Al tidak tahan. Ia kemudian berjalan menuju kasurnya kembali dan mengambil ponselnya. Al menghubungi seseorang.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang