Happy Reading
Jenazah Theo akan dimakamkan di Milan. Al pulang ke rumahnya sebentar untuk mengambil beberapa baju kemudian pergi ke Milan menggunakan helikopter. Al kaget melihat kehadiran Arnessa dengan Askar di rumah.
"Al! Akhirnya kamu pulang." seru Arnessa girang. Al terdiam.
"Al, kamu kenapa?" tanya Joseph. "Harusnya kamu senang ketemu Arnessa."
"Maksudnya?" Al mengerutkan keningnya.
"Oh ya, aku mau ke Milan. Dan kamu Arnessa, kamu harus ikut aku." kata Al dengan dingin.
"Aku? Kenapa?" kaget Arnessa.
"Berisik. Cepat siap-siap." sahut Al cepat kemudian masuk ke kamarnya.
"Dad..." lirih Arnessa. "Askar?"
"Ikut saja." kata Askar tenang.
"Oke." Arnessa bergegas masuk ke kamarnya dan membereskan sebagian barangnya.
Al telah siap. Ia keluar dari kamarnya. Seorang pelayan kemudian masuk ke kamar Al kemudian membawanya keluar. Al masuk ke kamar Arnessa.
"Ayo!" Al langsung menarik Arnessa untuk mengikutinya.
Al menarik Arnessa sampai ke halaman depan rumah mereka yang sangat luas dan sudah ada sebuah helikopter yang stanby disana.
"Naik!" suruh Al cepat. Arnessa mengangguk kemudian masuk kedalam helikopter. Barulah Al ikutan masuk.
"Kenapa aku harus ikut sih, Al?" tanya Arnessa bingung.
"Granpa meninggal." jawab Al singkat.
"Siapa? terus apa hubungannya denganku apa?" tanya Arnessa lagi. Al hanya memutar bola matanya.
"Al, jangan dingin." Arnessa merengek seperti anak kecil sambil menarik-narik lengan jas yang dipakai oleh Al.
"Apaan sih, Nes." sungut Al yang merasa risih. "Jangan kayak anak kecil deh."
Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka tiba di Milan. Helikopter tersebut mendarat tepat di depan rumah yang sangat besar dan megah. Al turun dari helikopter terlebih dahulu. Ia kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Arnessa turun dari helikopter. Arnessa menerima uluran tangan Al kemudian turun dengan hati-hati. Arnessa menatap takjub rumah tersebut. Beberapa pelayan telah berbaris untuk menyambut mereka.
Arnessa benar-benar seperti orang bingung. Terlebih lagi ia melihat para pelayan itu mengenakan pakaian serba hitam dan membungkukkan badan kearah dirinya.
"Anda tuan muda Albert Gestawinsky?" tanya kepala pelayan disana.
"Iya. Tapi sekarang saya lebih dikenal dengan Giraldi Albert Lordham." jawab Al.
"Saya senang Anda baik-baik saja, tuan muda." tutur kepala pelayan.
"Pemakaman sudah disiapkan?" tanya Al.
"Iya, tuan muda. Semua sudah selesai." jawab kepala pelayan. "Besok tuan Ferdanic akan dimakamkan."
"Baiklah, antar gadis ini ke kamar yang sudah disiapkan." pinta Al.
"Baik, tuan muda." jawab kepala pelayan. "Mari ikut saya, nona."
Arnessa kemudian ikut kemana kepala pelayan itu membawanya. Koper miliknya di bawakan oleh seorang pelayan. Kepala pelayan kemudian membukakan sebuah pintu.
"Ini kamar anda, nona. Semoga Anda menyukainya." kata kepala pelayan.
Arnessa kemudian masuk kedalam kamar tersebut. Saat melihat isinya, Arnessa benar-benar tidak sanggup untuk menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOULEUR [COMPLETE]
Romance"Aku, kamu, penuh luka." Arnessa,si gadis cantik dengan rambut ombre sejak lahir. Rambutnya itulah yang membuatnya terlihat istimewa. Arnessa itu ramah,ceria,mudah bergaul. Setidaknya itu menurut orang di sekitarnya. Tetapi siapa yang tau bagaimana...