16 (REVISI)

2.4K 155 6
                                    


Happy Reading



Askar sedang mengerjakan tugas powerpointnya di dalam kamar. Ponselnya bergetar tanda ada LINE masuk.

Lioni Veronica : Ka Askar...

Askar mengerutkan keningnya. Ia merasa tidak asing dengan nama itu.

Askar Raditya : Ya?

Lioni Veronica : ini Lioni, temennya Arnessa

Askar Raditya : Oh iya. Ada apa ya?

Lioni Veronica : Gapapa kak. Cuma mau nyapa aja. Oh ya kak, kakak gak mau nanya aku dapet id line kakak dari siapa?

Askar Raditya : Hahaha gak perlu gue nanya gue udah tau jawabannya. Arnessa, kan?

Lioni Veronica : Hehe iya kak. btw kakak lagi apa?

Waktu berlalu. Askar larut bersama chat nya dengan Lioni hingga tugasnya lupa ia kerjakan.

Akhirnya Al bisa kembali ke Indonesia setelah beberapa hal penting perusahaannya bisa ia selesaikan. Untuk kedepannya, perusahaannya ia serahkan kepada wakil direktur dengan pengawasan Edward, tentunya.

Arnessa menatap dirinya di cermin. Al sudah mengatakan dirinya sudah berada di Indonesia. Hari ini juga Al berjanji akan menjemputnya untuk berangkat kuliah bareng.

Al mengetuk pintu rumah keluarga Abraham. Monika datang dan membukakan pintu untuk Al.

"Mau jemput Arnessa, ya?" tebak Monika. Al mengangguk.

"Ayo masuk. Arnessa masih siap-siap," ajak Monika. Al kembali mengangguk kemudian masuk kedalam.

Askar akan berangkat kuliah. Ia melihat Al yang sedang duduk di ruang tamu.

"Lu jemput Arnessa?" tanya Askar. Al hanya mengangguk.

"Ada banyak pertanyaan yang mau gue tanyain ke elu tapi kayaknya timing nya belum pas," kata Askar sambil menatap Al penuh selidik.

"Nanya apa? Sekarang aja soalnya nanti mungkin aja gue sangat sibuk," sahut Al dengan nada acuhnya. Askar mengerutkan keningnya.

"To the point aja ya, Arnessa itu..." Askar tampak ragu. "Bipolar disorder?"

Al kaget mendengar pertanyaan Askar. Al bingung harus menjawab apa. Bagaimana mungkin Askar berpikir seperti itu? Ah tidak, lebih tepatnya bagaimana mungkin Askar menyadarinya.

Askar memperhatikan perubahan mimik wajah Al.
"Kenapa diam? Gue bener?" tanya Askar. Al masih diam.

"Sebenarnya-" Belum sempat Al menyelesaikan ucapannya, Arnessa datang.

"Al!" panggil Arnessa dengan wajah cerianya.

"Hai!" sapa Al yang berusaha menutupi kekagetannya karena melihat Arnessa. Askar menggaruk tengkuknya.

"Sorry lama, ya?" kata Arnessa pada Al.

"Iya, gapapa." jawab Al lembut.

"Kita berangkat, ya?" pamit Arnessa pada Askar.

"Iya. Hati-hati di jalan," sahut Askar.

Arnessa dan Al berlalu meninggalkan Askar. Melihat perubahan Al barusan, sepertinya Askar tahu jawabannya.

Arnessa dan Al kini telah berada di dalam mobil. Al menyodorkan sebuah box kecil berwarna silver kepada Arnessa.

"Apa ini?" tanya Arnessa antusias.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang