37

2K 111 5
                                    




MAAFKEUN KALO BANYAK TYPO. AUTHOR NGERJAINNYA SAMBIL DIKEJAR-KEJAR KTI WKWKWK


Happy Reading

Arnessa menangis. Ia kemudian meraih tangan Al bergetar. Dirinya tidak pernah mengira bahwa orang yang berdiri di depannya ini adalah kakaknya sendiri. Dan lebih mengejutkan lagi bahwa dirinya begitu mencintai kakaknya. Lalu apakah ini penyebab Al berubah? Mengapa hanya dirinya yang tidak tau tentang kebenaran ini. Papa, mama, dan Askar tentu telah mengetahuinya, tetapi mengapa dengan teganya mereka menyembunyikan hal itu darinya.

"Al, kamu berubah karena hal ini?" tanya Arnessa lemah. Al menatap Arnessa dalam diam.

"JAWAB AL!" teriak Arnessa histeris. Al masih tetap diam.

"AKU BENCI KAMU AL!"

Arnessa kemudian berlari meninggalkan Al di kamarnya. Di depan, Arnessa berpapasan dengan Vomia. Melihat hal itu, Vomia kaget dan bingung melihat Arnessa yang menangis.

"Arnessa, are you okay?" tanya Vomia cemas. "What's happen?"

"You can ask Al. For everything." Jawab Arnessa sinis. Vomia menatap Arnessa heran. Saat hendak pergi, Vomia menahan lengan Arnessa.

"Don't go. Stay here. Kamu gak tau daerah sini. Nanti kamu tersesat, Arnessa." Vomia berusaha menahan Arnessa. Vomia kemudian memeluk Arnessa.

"Menangislah. Aku akan merahasiakan semuanya." Bisik Vomia sambil mengelus punggung Arnessa.

Akhirnya Arnessa menumpahkan semua kesedihannya dipelukan Vomia. Bukannya lemah, Arnessa benar-benar butuh tempat sandaran sekarang ini. Diam-diam Al melihat Arnessa yang sedang menangis dipelukan Vomia dan Vomia dapat menangkap sosok Al yang sedang bersembunyi.

Arnessa sedang membaringkan dirinya di ranjang. Matanya menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba saja pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Al.

"Arnessa, besok kita balik ke Paris." Kata Al datar.

"Aku bisa pulang sendiri." Arnessa mulai membantah.

"Kamu tanggung jawabku." Sahut Al.

"terus?" Arness tiba-tiba bangun dan menatap tajam kearah Al.

"Kamu harus pulang denganku." Al tetap memaksa.

"Kalau aku tidak mau bagaimana? Ini kan rumahku juga." Arnessa mulai menantang Al.

"Baiklah, terserah kamu." Al memutuskan untuk mengalah kemudian keluar begitu saja dari kamar Arnessa.

Al pergi ke dapur untuk mengambil minum. Di dapur, ia bertemu dengan Vomia.

"Belum pulang?" tanya Al pada Vomia sambil meneguk airnya.

"Besok." Jawab Vomia sambil menuangkan air kedalam gelasnya. "Dari dulu lu gak pernah berubah ya, Al."

"Maksud lu apaan?" tanya Al dingin

"Selalu bingung bagaimana caranya jujur." Terang Vomia.

"Gak usah sok kenal deh." Sahut Al sinis. Vomia tertawa.

"Don't forget, Al. Gue lebih tua 6 bulan dari lu." Balas Vomia. "Gue bahkan tau apa yang gak lu ketahui."

"Yayaya tua." Al mengejek Vomia.

"Sialan lu. Sebenarnya ada masalah apa sih lu sama Arnessa sampai-sampai Arnessa begitu terlukanya?" Vomia mulai bertanya.

"Kita saling cinta." jawab Al singkat. Vomia tertawa terbahak-bahak. Tetapi detik berikutnya matanya melotot.

"WHAT? APA LU BILANG TADI?" Vomia menjerit.

"Shut up!" sungut Al.

"Lu.. sama Arnessa kan saudara." Kata Vomia terbata.

"Baru sadar? Sama, gue juga." Jawab Al sambil matanya menerawang jauh. Vomia menatap iba kearah Al.

"Arnessa itu cinta pertama gue. Tapi kenapa takdir kita begitu kejam?" gumam Al. Vomia mengelus pundak Al. Ia lebih memilih untuk diam.

"Apa harus gue lakukan? Haruskah gue mundur?" tanya Al yang nampak bingung.

"Tuhan punya rencana indah buat kalian." Sahut Vomia menenangkan.

*

Arnessa membuka matanya. Ia sudah tidur cukup lama. Saat matanya menatap sekitarnya, ia langsung terlonjak kaget.

"AL!!!" pekik Arnessa.

Askar masuk ke kamar Arnessa sambil membawakan segelas susu hangat.

"Askar, jangan bilang kalau yang bawa gue kesini itu Al." Kata Arnessa yang baru bangun.

"Iya." Jawab Askar singkat sambil memberikan susu kepada Arnessa. Arnessa kemudian menerimanya dan langsung meminumnya sampai habis.

"Giraldi bawa lu kemari dengan kondisi lu yang masih tidur. Lagian lu nya juga sih tidur kayak kebo." Jelas Askar enteng.

"Lu bosan hidup, hah?" tanya Arnessa sangar.

"Ampun, tuan putri!" balas Askar.

"Gue udah tau semuanya, Kar." Ucap Arnessa tiba-tiba.

"Hm." Askar hanya berdehem.

BUGH

Arnessa langsung melempar bantalnya kearah Askar.

"Askar ih nyebelin!" geram Arnessa.

"Giraldi biasanya respon dingin kagak marah lu." Askar protes.

"Kan gue cinta!" seru Arnessa.

"Gue juga cin.." Askar terhenti. Arnessa memantang Askar bingung.

"Lu apa, Kar?" tanya Arnessa polos.

"Gue.. Gue.. Tau ah. Gue mau keluar dulu." Askar menjawab cepat kemudian langsung keluar dari kamar Arnessa.

"Dasar aneh." umpat Arnessa.

Al bangun pagi sekali. Ia keluar dari kamarnya dengan menggunakan hoodie dan celana training. Seperti biasa Al selalu jogging setiap paginya. Arnessa yang baru bangun keluar kamarnya untuk mengambil minum di dapur. Tanpa sengaja Arnessa berpapasan dengan Al. Tapi tak ada satupun dari mereka memutuskan untuk menyapa lebih dahulu, justru mereka memilih acuh dan saling mengabaikan satu sama lain.

Al memasang headset di telinganya dan menyetel lagu Charlie Puth yang berjudul How Long. Al mulai berlari sambil mendengarkan musik di iphonenya. Terkadang Al berpikir ingin lari dari semuanya. Al ingin mengubur dirinya agar tak terlihat lagi oleh Arnessa. Hadirnya Arnessa sebagai adik angkatnya di keluarga Lordham sudah membuat hubungan mereka menjadi rumit, dan sekarang justru muncullah fakta bahwa Arnessa adalah adik kandungnya sendiri. So, siapa yang tidak terpukul akan hal ini?

Arnessa meneguk habis air yang baru saja ia tuangkan di gelas. Askar tiba-tiba datang dan berdiri tepat di belakangnya.

"Lu dehidrasi, Nes?" tanya Askar tiba-tiba. Arnessa langsung tersedak karena kaget. Askar dengan sigap mengelus punggung Arnessa.

"Makanya pelan-pelan." Askar menasehati.

"Lu nya aja yang ngagetin!" balas Arnessa tak terima. Askar tertawa.

"Lu minum tapi otak lu udah jalan-jalan keliling Paris." Kata Askar sambil tertawa.

"Bete ih!" sungut Arnessa.

"Yaudah yuk jalan. Keliling Paris?" ajak Askar pada Arnessa.

Arnessa langsung menatap Askar dengan mata yang berbinar.

"Yuk! Gue mandi dulu ya." cetus Arnessa kemudian berlari masuk ke kamarnya. Askar hanya tersenyum melihat tingkah Arnessa.

'Gue senang liat lu senang' Askar membatin.


Bersambung


JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA YA.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang