Please jangan jadi silent readers ya
Happy Reading
Setelah seminggu di rawat di rumah sakit akhirnya Monika diizinkan untuk pulang oleh dokter. Arnessa dan Askar memasukkan bawaan mamanya kedalam tas. Tak lama kemudian Arjuna datang untuk menjemput mereka.
Setibanya di rumah Arnessa langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Matanya sudah seperti panda karena kurang tidur. Baru saja Arnessa mau memejamkan matanya, Askar sudah muncul dengan membawa segelas susu hangat.
"ARNESSA!" teriak Askar dengan lantangnya sukses membuat Arnessa terlonjak kaget.
"L-Lu lagi istirahat, ya?" tanya Askar hati-hati saat melihat Arnessa menatap garang kearahnya.
"ASKAR, MATI LU!" Arnessa langsung melempari Askar dengan bantal dan tepat mengenai wajah Askar.
"Kejam lu Nes sama abang tampanmu ini. Nih buat lu." Askar memberikan segelas susu yang dipegangnya. Arnessa menerimanya kemudian meminumnya sampai habis.
"Tumben lu baik, tapi makasih, ya?" kata Arnessa dengan tulus.
"Gue emang baik," tutur Askar penuh percaya diri.
"Kok lu aneh? Lu gak ngasih sianida atau sejenisnya kan di minuman gue?" tanya Arnessa.
"Entar malem aja gue kasih," jawab Askar.
"Yee mau ngasih malah bilang," kata Arnessa.
"Siapa tau ada pahlawan yang bakal nyelamatin lu." jawab Askar.
"Dih gaje." sindir Arnessa. Askar tertawa.
"Askar." panggil Arnessa tiba-tiba.
"Ya?"
"Gue sayang sama Al, salah gak, sih?" tanya Arnessa pelan sambil menunduk.
"Kok nanya gitu, sih? Setiap orang punya hak buat jatuh cinta." jawab Askar.
"Tapi gue selalu nyari pembelaan atas perasaan gue ini dan gak pernah menemukannya." ungkap Arnessa.
"Kalau emang lu ngerasa salah, kenapa lu masih lanjutin, Nes? Lu udah sejak lama menyadari tentang perasaan lu itu sama Giraldi tapi kenapa lu gak berusaha buat menghentikan rasa itu kalau emang lu ngerasa salah?" jelas Askar yang terdengar serius.
"Gue... gue gak biasa. Gue terbiasa ada Al. Gue sayang banget sama dia. Gue.. gue gak bisa hidup tanpa dia. Jujur, gue pengen hidup sama dia tapi dilihat dari sudut manapun itu bukan hal yang benar untuk dilakukan." tutur Arnessa sambil memainkan jarinya.
Askar menatap iba kearah Arnessa yang menunduk. Kini ia mengerti bagaimana rumitnya perasaan Arnessa terhadap Al. Bukan perasaan, tetapi hubungan yang tanpa kejelasan. Mereka saling menyayangi tetapi kondisi keduanya tak memungkinkan untuk sebuah hubungan yang terjalin.
Askar mendekati Arnessa kemudian memeluknya. Tak ada niat apapun. Askar hanya ingin menguatkanU Arnessa.
"Kalau emang sayang, maka perjuangin. Jangan dengerin apa kata orang. Selama kalian tidak sedarah, selalu ada cara Tuhan untuk menyatukan makhlukNya yang saling mencintai." bisik Askar lembut.
Arnessa tersenyum kemudian membalas pelukan Askar. Setidaknya ucapan Askar barusan bisa menguatkannya untuk terus melangkah kearah Al. Askar kemudian melepas pelukannya dan mengacak puncak kepala Arnessa.
"Sekarang jangan galau-galau kayak ABG lagi." ledek Askar.
"Apasih, Kar. Tadi baik sekarang nyebelin. Sana pergi." sungut Arnessa. Askar tertawa.
"Oke gue pergi. Istirahat sana." pamit Askar.
Sebuah helikopter mendarat tepat di depan apartemen Al. Dengan pakaian kasual, Al menaiki helikopter itu dan pergi meninggalkan Indonesia tepat malam itu juga.
Al kembali ke Paris. Setibanya di rumah Al langsung mengganti pakaiannya dengan setelah jas formal kemudian berangkat menuju Lordham corporation karena ada pertemuan para pemegang saham. Dalam rapat kali ini, Al mendampingi papanya, Joseph. Di rapat kali ini juga Joseph telah mengumumkan kepada para pemegang saham bahwa Al merupakan wakilnya secara langsung sekaligus penerus Lordham Corporation. Mulai sekarang Al harus bisa memanagemen waktunya dengan benar antara Lordham corporation, Alworld dan kuliahnya di Indonesia.
Lordham corporation berfokus pada penerbangan, sedangkan Alworld kini fokus pada fashion. Dua perusahaan besar dengan bidang yang berbeda namun harus dipegang oleh satu orang.
Sebelum pergi ke Paris, Al sempat meninggalkan pesan untuk Arnessa agar Arnessa tidak ribut mencarinya. Al hanya bisa berharap Arnessa bisa mengerti bahwa sekarang semuanya sudah berubah. Al sudah tidak bisa selalu menemaninya karena banyak kesibukan.
Sepeninggalan Al, Arnessa menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Walau kadang Arnessa terlihat lesu, tetapi ia cukup dewasa untuk mengerti segala kesibukan Al sekarang. Namun di satu sisi, Arnessa merasa Al semakin jauh dengan dirinya.
Al meneguk kopinya di ruangan. Seseorang mengetuk pintu ruangannya. Joseph, papanya, masuk setelah mengetuk pinti terlebih dahulu.
"Dad." sapa Al.
Joseph duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Al menghampiri kemudian duduk di samping papanya.
"Al, kamu gak capek bolak-balik Indonesia-Perancis?" tanya Joseph khawatir.
"Ya mau gimana lagi, dad." jawab Al seadanya.
"Kenapa kamu gak kuliah di Paris aja? Di Paris kan banyak universitas yang bagus." saran Joseph.
"Aku tidak bisa meninggalkan Arnessa, dad." jawab Al to the point.
"Al, jangan lupa kalau Arnessa itu adikmu. Dia masih terdaftar dalam kartu keluarga kita." tutur Joseph.
"I know, dad. But I love her. So, what can I do?" sahut Al yang terdengar frustasi.
"Jujur Al, kenapa kamu begitu mencintainya?" tanya Joseph. "Karena dia mirip mamamu?"
Al menatap Joseph dengan tatapan bingung.
"What do you mean, dad?""Tell me, Al." kata Joseph. "Kamu ingat, kan?"
Raut wajah Al berubah menjadi pias. Ia segera memalingkan wajahnya. Joseph tersenyum kemudian menepuk bahu Al.
"Dad sangat mengenalmu, Al." tutur Joseph.
"Ya, aku sudah ingat semuanya, Dad. Tapi tentang Arnessa, dia tidak ada hubungannya dengan mama." jelas Al. Joseph tertawa.
"Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?" tanya Joseph.
"Kesampingkan hubunganku dengan Arnessa, yang ingin aku ungkap adalah siapa dalang dari peristiwa itu." ungkap Al. "Dad, bisa bantu kan?"
"Tentu. Dad bakal bantu kamu." jawab Joseph. Al tersenyum. "Tapi saat kamu mengetahui semuanya, apa yang akan kamu pilih? Tetap disini atau kembali?"
Al terdiam. Pertanyaan dari papanya itu benar-benar membuatnya bingung.
"Terserah kamu, Al. Dad akan selalu mendukungmu karena kamu adalah Putra kesayangan Dad." kata Joseph menguatkan.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
DOULEUR [COMPLETE]
Любовные романы"Aku, kamu, penuh luka." Arnessa,si gadis cantik dengan rambut ombre sejak lahir. Rambutnya itulah yang membuatnya terlihat istimewa. Arnessa itu ramah,ceria,mudah bergaul. Setidaknya itu menurut orang di sekitarnya. Tetapi siapa yang tau bagaimana...