14 (REVISI)

2.5K 180 0
                                    


HAIII

JANGAN LUPA VOMMENTNYA YA SAYANG-SAYANGKU 😘😘😘😘




Happy reading




Askar baru kembali dari kantin rumah sakit. Matanya menangkap sosok Rico yang baru keluar dari ruangan Arnessa.

"Rico jenguk Arnessa?" Gumam Askar.

Askar kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangan Arnessa. Dan benar saja, di meja dekat bed Arnessa terdapat buket bunga.

"Rico tadi kesini?" tanya Askar sembari menaruh bawaannya di meja.

"Hm," jawab Arnessa singkat.

"Dia ngomong apa?" tanya Askar lagi.

"Gak ada," sahut Arnessa seadanya.

Askar mengerutkan keningnya.
"Yakin?" tanyanya. Arnessa mendelik.

"Bisa gak lu berhenti kepo? Capek gue dengernya!" Bentak Arnessa.

Askar kaget mendengarnya. Askar seolah merasakan bahwa gadis di depannya ini bukanlah Arnessa yang biasa di kenalnya.

"Lu siapa?" tanya Askar mendekati Arnessa.

"Maksudnya? Tentu saja gue Arnessa, bodoh!" Seru Arnessa dengan tatapan tajamnya.

"Lu siapa?" Ulang Askar.

"Kalau lu kesini buat nanya hal gak penting mending keluar aja deh." jawab Arnessa dingin.

Dia bipolar?

Askar membatin. Kini banyak pertanyaan bersarang di benaknya. Dan hanya Al yang mampu menjawab semuanya.

Seorang anak lelaki keluar dari mobil yang menjemputnya dari playgroup. Ia berlari ke rumah. Namun alangkah kagetnya saat ia melihat banyak darah di lantai yang tengah ia injak sekarang. Matanya menangkap sosok pengasuhnya yang kini terbaring lemah tak bernyawa di lantai dengan bersimbah darah.

"Bibi!" Teriak anak tersebut. Matanya memanas. Tangannya bergetar hebat.

Anak itu melangkah lagi. Ia menguatkan hatinya. Tak jauh dari sana matanya juga menatap sesosok pembantunya yang juga tergeletak tak bernyawa. Kakinya lemas. Anak itu ambruk.

"Tuan muda!" panggil sopirnya yang baru masuk ke dalam rumah.

Sopir itu berlari mencari keberadaan Putra dari majikannya. Alangkah kagetnya sopir itu melihat kondisi rumah majikannya saat ini. Seluruh pembantu yang ada di sana ditemukan mati mengenaskan. Ini pembantaian!

Sopir berlari mencari keberadaan tuan mudanya. Ia menemukan tuan mudanya itu telah pingsan.

"Tuan muda! Tuan muda!" Sopir langsung membawa tuan mudanya keluar meninggalkan rumah itu.

*

Jessica terus menggenggam tangan putranya yang kini masih terbaring tidak sadarkan diri di rumah sakit. Jessica terus menangis. Suaminya yang sedang berdiri di sampingnya hanya bisa diam.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang