5 [REVISI]

3.9K 285 39
                                    

Kira-kira gitu ya rambut Arnessa hehe
Jangan jadi silent readers yaaa



Happy Reading





Arnessa bersama dengan Lioni,teman sekelompoknya, sedang pergi menuju toilet. Mereka kebingungan mencari keberadaan toilet di kampus itu.

"Cari apa?" tegur Askar. Arnessa menoleh.

"Askar! Untung ada lu!" Arnessa menjerit senang.

"Pasti ada maunya." Askar  memasang wajah datar.

"Anterin ke toilet ya? Please..." bujuk Arnessa seimut mungkin.

"Hah? Lu ga tau dimana toilet? Bego amat! Hahaha..." Askar justru meledek. Arnessa mengerucutkan bibirnya.

"YAUDAH KALO GA MAU! BYE!" Arnessa pergi begitu saja sambil menarik Lioni pergi. Askar melongo melihat perubahan mood Arnessa.

"Woy!!!!" Askar berlari mengejar Arnessa.

"Yaelah ngambek. Sini gue tunjukin." Akhirnya Askar memimpin jalan dan menunjukkan dimana letak toilet.

Askar mengantarkan Arnessa dan Lioni sampai di depan toilet.

"Nah itu toiletnya. Jangan ngambek lagi adikku yang cantik." Askar membujuk Arnessa.

"Iyaiya," jawab Arnessa kemudian masuk begitu saja ke dalam toilet.

"Makasih, Kak," kata Lioni sebelum akhirnya menyusul Arnessa.

Rico sedang mencari-cari keberadaan gadis yang di katakan Askar adalah saudara kembar Aurella. Di koridor, Rico bertemu dengan Cindy.

"Cin!" panggil Rico pada Cindy. Merasa namanya terpanggil, Cindy pun menghentikan langkahnya.

"Kenapa, Kak?" tanya Cindy.

"Lu liat kembaran Aurella?" tanya Rico  langsung pada intinya.

"Maksud kak Rico itu Arnessa?" Cindy memastikan. Rico diam karena dia memang tidak tahu nama kembaran Aurella.

"Jadi, Aurella beneran punya kembaran?" Kini Cindy bertanya lagi. Rico diam.

"Kenapa jadi lu sih yang kepo. Ah gak asik." Rico kesal.

"Sorry, Kak. Gue kan jadi ikutan kepo. Abisnya mereka mirip banget. Cuma rambut mereka aja yang beda. Kakak kalo penasaran, cari aja cewek dengan rambut ombre," jelas Cindy panjang lebar. Rico hanya mengangguk-ngangguk. Ia kemudian pamit untuk pergi. Sepeninggalan Rico,Cindy tersadar akan suatu hal.

"Kak Rico kan tunangannya Aurella, masa gak tau tentang kembaran tunangannya sendiri?" Cindy membatin.

Arnessa dan Lioni keluar dari toilet. Mereka kemudian berjalan kembali menuju lapangan. Tetapi Arnessa tidak sengaja bertabrakan dengan salah seorang mahasiswa disana.

"Oh my gosh, Sorry!" kaget Arnessa dan berulang kali meminta maaf pada orang tersebut.

"Maaf, Kak. Maaf banget." kata Lioni juga.

"Ah...iya gapapa," sahutnya.

"Kami permisi ya, Kak!" pamit Lioni. Mereka berdua kemudian meninggalkan orang tersebut.

Tak jauh dari sana,Askar sedang bersandar pada tembok dan mengamatinya dari kejauhan.
"Trik lu murahan, Ric." gumam Askar dengan senyuman sinisnya.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang