12 (REVISI)

2.6K 181 8
                                    


-Jangan pernah jadikan melindungi sebagai alasan untuk meninggalkan-


Happy Reading

Setiba di kampus Al langsung melangkahkan kakinya menuju kantin. Selama ini dapat di hitung dengan jari Al masuk ke dalam kelas dan mengikuti perkuliahan. Al lebih sering keluyuran kesana kemari.

Fino juga tiba di kantin. Tetapi ia tidak menemukan sosok Askar, Rico ataupun Evan. Matanya menangkap sosok bule ganteng yang sedang makan sendirian di pojok kantin.

"Hey, bro!" sapa Fino dengan gaya sok akrabnya.

"Sejak kapan nyokap gue ngelahirin lu?" tanya Al datar. Fino terkekeh.

"Lu sendiri mulu? Gak punya teman?"
tanya Fino lagi.

"Gue ga butuh teman." jawab Al cuek.

"Terus butuhnya apa?" sahut Fino.

"Pendamping hidup," sahut Al cuek. Fino menganga.

"Lu ngajak gue bercanda?" tanya Fino dengan tawanya. Al hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Eh, gue mau nanya," kata Fino lagi.

"Bukannya dari tadi lu nanya mulu, ye?" Balas Al. Fino tertawa.

"Serius, dah!" Kata Fino lagi.

"Dari tadi gue udah serius. Lu nya aja yang kayak orang stress ketawa-tawa gak jelas," jawab Al lagi.

"Lu pacarnya Arnessa?" tanya Fino enteng. Al memutar bola matanya.

"Apa urusannya sama lu coba?" sahut Al dingin. Fino merasakan aura yang berbeda kali ini.

"Oke-oke. Gue salah." Fino menepuk-nepuk bahu Al.

"Berisik deh lu. Sok akrab banget." Al mengumpat.

"Al!!!!" Teriak Arnessa bergema.

"Nah princess lu datang." bisik Fino. Al malah mengabaikan Fino.

Arnessa menghampiri Al. Arnessa menatap curiga kearah Fino yang duduk di samping Al.

"Kakak temennya Askar kan? Ngapain disini?" selidik Arnessa. "Al berteman sama dia?"

"Hah? Sejak tadi aku duduk sendirian disini. Gak ada siapapun," jawab Al enteng dengan tampang tak berdosanya. Fino melotot ke arah Al.

"Oh mungkin aku yang halu makanya tadi berasa ngeliat makhluk aneh," sahut Arnessa. Fino kembali melotot ketika mendengar ucapan Arnessa.

"Wow... kompak sekali kalian," Fino bertepuk tangan.

"Al, bolos yuk!" ajak Arnessa.

"Sejak kapan kamu..." ucapan Al menggantung.

"Ayolah, Al. Kita kencan? Oke?" potong Arnessa sambil merengek.

"Fix gue dikacangin. Bye!" Fino tidak tahan akhirnya memutuskan untuk pergi.

"Yayaya?" Arnessa memasang wajah memelasnya.

DOULEUR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang