TheLastScratch🔮 Thirtysix

1.4K 66 0
                                    

Malam ini, ya tepat malam minggu. Dimana brave menjadi tetangga baru greace atau yang lebih tepatnya tetanggaan kamar. Greace melakukan aktivitas nya kalau setiap malam minggu,yaitu menyumpal telinganya dengan headshet,duduk dibalkon,dan melihat indahnya langit di malam minggu sambil menutup mata menikmati angin malam itu.

"Woiii"

Panggil orang yang duduk di balkon sebelah dan melihat gadis yang memandang langit itu. Gadis berpiyama biru itu sangat cantik malam ini karena pakaian nya dan rambut yang terurai panjang menutupi telinganya sehingga membuat pria itu tidak tau kalau dia sedang mendengarkan lagu.

"Ni orang budeg ya. Woiiiiiii!" Teriak brave lagi

"Greace!!!!"

Panggilan itu masih tak dihiraukan gris,sehingga membuat pria itu melompat dengan mudah ke balkonnya. Pria itu masih heran kenapa gadis itu tidak mendengarkannya. Dan pria itu mengalihkan pandangannya ke MP3 yang tergantung di saku piyama itu menandakan gadis itu sedang mendengarkan lagu. Ia mencari kesempatan dalam kesempitan ini,berbicara macam macam. Toh gadis itu juga tidak mendengarnya, tetapi salah.

Gadis itu mengetahui bahwa pria itu telah melompat ke balkonnya sejak tadi lalu ia mengecilkan volume musik yang didengarnya,ia memasang wajah seperti orang sedang menikmati lagu padahal ia mendengar ucapan dan ocehan pria yang mencari kesempatan dalam kesempitan itu untuk berbicara macam2.

"Lo nggak denger gue juga kan,mending gue ungkapin uneg uneg gue walaupun lo nggak denger,yang penting gue lega"
.
.
"Lo kenapa cantik2 ngeselin ya."
.
.
"Tapi kalau dipikir2 lo ngangenin"
.
.
"Boleh nggak gue suka sama lo?"
.
.
"Alasannya"
.
.
"gue suka sama lo karena tingkah lo mengingatkan gue saat awal gue bertemu kayoona,tapi selain itu gue suka liat wajahlo kalau lo lagi kesel, lo apa adanya,makannya gue suka sama lo"

Greace mendengarkan apa yang dikatakan brave dari tadi hanya saja ia pura pura nggak tau, disaat brave terdiam karena kehabisan kata,greace membuka headshetnya lalu ia menoleh kebelakang dengan tatapan tajam.

"Lo kenapa ada dibalkon gue!?" Bentak greace yang memasang tatapan tajam dibuat buat

"Eh l-lo,l-lo e-enggak de-dengar kan?"

"Dengar apa?gue denger lagu juga dari tadi. Emang lo ngomong apa?" Tanya greace dengan tatapan sini menegak kedua tangannya di pinggang

"Eh e-nggak ngomong apa apa kok" balas brave dengan cengiran kuda,greace sengaja tidak menghiraukan ekspresi pria itu dan mengajaknya melihat langit diatas.

"Sini deh lo" panggil greace mengajak brave duduk di kursi dan menghadap ke atas untuk memandang langit dari perkataan brave tadi membuat jantungnya tidak bisa diajak kompromi lagi,ia hanya bisa menahan debaran itu. "Dulu kenapa ya?gue kira jutek lo melebihi tingkat kejutekan bu devi" tanya greace dengan wajah polos memandang ke langit itu.

"Dan kenapa ya gue tidak bisa mengira kalau kejudesan lo melebihi tingkat kejudesan buk devi?" Lanjut brave dengan polosnya sambil memandang ke langit,hal itu membuat raut wajah greace berubah 3600 derajat menjadi wajah orang kerasukan.

"APA LO BILANG!??? Lo ngeledekin gue?dan samain gue sama buk devi hah?ngaku hahhh!"

Greace mencubit dan memukul lengan cowok itu berkali kali dan membuat cowok itu meringih kesakitan tapi seketika ia tertawa melihat ekspresi gris yang kelewatan judesnya,emang iya melewati judesnya bu devi guru kiler itu.

"Ampun gris ampun, kapok gue. Gue nggak samain lo sama bu--"

"DIEM GA?" Jawab greace memegang kerah baju polo pria itu dan menghadapkan tinjunya .

"I-i-iya ampun, jangan galak terus ngangenin tau" gode brave menegakkan badannya separo rebah itu, greace melepas perlahan karena grogi dan wajahnya mulai merona serta debaran jantungnya tambah tidak bisa dikontrol lagi.

Aduh brave lama lama gue sama lo bikin jantung gue nggak sehat aja - batin greace

Kenapa sih gris gue merasa lo bisa gantiin posisi kayoona di hati gue - batin brave

"Apaan sih lo! Gombal!" Jawab greace melepas kerah pria itu dan membalikan badannya ke arah pagar balkon lalu meletakkan dagunya diatas pagar balkonnya dan menghadapkan wajah kebalkon depan rumahnya itu.

"Kapan coba gue ngegombal? Gue ngomong fakta. Kalau wajah marah lo itu ngangenin" goda brave lagi sambil tersenyum yang meniru posisi duduk greace dan meletakkan dagu di pagar balkon itu, tapi kali ini pria itu memiringkan wajahnya sambil melihat wajah gadis itu yang cemberut beserta merah padam.

Greace menoleh kewajah brave dan memberi tatapan tajam lagi ia pun langsung mendorong tubuh pria itu membuat pria itu tergeser sambil tertawa melihat gadis itu salah tingkah dibuatnya.

"Apaan sih loh,udah sana pulang ke habitat lo!gue mau masuk!" Setelah mendorong pria itu greace berlari masuk kekamarnya lewat jendela tempat dia keluar tadi, ia langsung meutup dan mengunci jendela itu dan menutup seluruhnya jendela pakai gorden.

Brave hanya tertawa renyah melihat tingkah gadis itu yang tak tentu karena terus di goda nya. Bukannya malah pulang kesebelah tetapi brave mengintip dan melengketkan kupingnya ke jendela kamar greace. Ia mendengar greace berbicara dan ia juga mengetahui kalau greace masih dalam posisi tegak menyandari jendelah yang itu kunci tadi.

"Andai lo tau perasaan gue brave!"

Setelah mengatakan itu greace berjalan menuju kasurnya dan menghampaskan tubuhnya kekasur, brave melihat ke jendela yang ia tutup tadi ada bayangan orang yang berdiri disana. Greace mengangkat tubuhnya dan berjalan menuju jendelah itu dengan cepatnya ia membuka gorden itu lalu ia mendapati brave yang berdiri diluar balkonnya.

Mati gue dia dengerin gue tadi gak ya? Batin greace

Brave memberi bahasa isyarat dari luar dengan menghembuskan nafasnya di kaca dan membuat tulisan "GOOD NIGHT JUDES" lalu brave tersenyum ketakutan dan berlari melompat balkon kamarnya lalu ia masuk dan mengunci pintu jendela kamarnya.

Greace yang membaca tulisan itu wajahnya menjadi jadi merahnya langsung menutup gordennya dan berlari kekasur menghilangkan tubuhnya kedalam selimut bedcover itu.

Didalam selimut itu greace bernapas ngos ngosan seperti dikejar anjing,padahal ia sedang menyadarkan dirinya bahwaa ia tidak sedang bermimpi.

"Gue pasti mimpi gue pasti mimpi"

Ucap greace yang memegang erat ujung selimut yang menutupi seluruh tubunhnya,lalu terkejut ia membua selimut itu dan duduk.

"Coba gue tes,PLAK! - awwww" ringis greace

"Berarti gue gak lagi mimpi astagaaa,kenapa sih lo brave terkadang bikin gue kesal dan terkadang bikin gue jauh dari akal sehat gue" ucap greace masih dalam keadaan memegang pipinya yang ia tampar barusan.

"Ah udah jangan mikir macam macam!" Ucapnya lagi kali ini ia merinding dengan dirinya sendir akubat ngomong sendiri itu

"Udah ah bisa gila gue mikirin dia"
Ucap gadis itu lagi lalu ia menarik selimutnya dan menghidupkan lampu tidurnya.

B&G

Digombalin dimalam minggu itu rasanya?😂😂

The Last Scratch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang