Pelajaran sekolah sudah selesai,saatnya siswa dan siswi SMA N 8 jakarta untuk pulang kerumah masing masing. Tapi beda dengan greace yang meminta brave menemaninya kerumah pohon dan entah apa tujuannya.
"Ihhh griss,tunggu dulu napa?" Teriak stefi sambil menarik tangan greace yang duluan jalan keluar kelas
"Lo lama ah"
"Eii gris,stef." Teriak della dari kelas depan
"Ei,Sini ayo" ajak stefi
"Ngumpul ntar ya?" Ajak fina
"Dimanaa?" Tanya greace
"Hmmm,rumah stefi aja gimana?" Jawab fina sambil meletakkan jari telunjuknya ke dagu
"Bolehhh,ntar gue suruh asisten rumah tangga gua masak banyak gimana?" Jawab stefi
"Okeee"teriak finaa menggelegar
"Biasa aja kali fin, udah gue cabut duluan" ucap greace sambil jalan ke arah parkiran dan meninggalkan ke-3 sahabatnya itu
"Eh eh lo mau kemana gris?"tanya heran stefi
"Ada urusan,see you nanti ya" greace menjawab sambil lari sedikit dan melambaikan tanganya pada ke-3 sahabatnya itu
"Tu anak kenapa sih? Dari tadi gue lietin ngindar mulu,lo lagi ada masalh sama dia stef?" Tanya della menuduh stefi
"Kok gue? Gue aja dari pagi didiemin juga"
"Lo didiamin dari pagi?" Tanya terkejut fina
"Hmhm" jawab stefi dengan anggukan.
"Nggak biasa biasanya dia kalau ada masalah ga cerita" ujar fina dengan mengerutkan kedua alis matanya
--
Setiba greace di parkiran,ia melihat sosok pria yang menunggunya di depan mobil hitam sana. Lalu greace berjalan menghampiri pria itu.
"Eh lo udah lama nunggu ya?"
"Nggak lama kok, barusan gue sampe.ayo masuk mobil"
Mobil mereka melaju keluar gerbang SMA itu lalu menuju ke rumah pohon permintaan grece tadi.
"Udah sampai,ayo turun" ajak brave
Greace hanyan menganggukannya dan membuka pintu lalu ia lari ke arah samping danau.
"Greace tungguuu!" Ujar brave sambil mengejar wanita itu
"HAAAAAAAAAAAAA!" Teriakan lega yang greace keluarkan dipinggir danau itu. Brave menatap dengan senyuman saja atas apa yang sedang wanita itu lakukan.
Brave berjalan mendekat arah wanita itu dan menghampirinya.
"Lo lagi ada masalah?"
"Nggak, gue lagi pengen teriak aja" balas greace sambil melemparkan pinus2 yang jatuh kedalam danau
Brave hanya menganggukan jawaban itu. Memandang air danau yang memantulkan sinar matahari yang membuat mata mereka silau.
"Lo kalau lagi ada masalah selalu kesini ya brave?" Tanya greace dengan menatap lurus danau itu
"Iya,gue selalu kesini setiap ada masalah,mungkin semua pohon2 disini udah kenal deh sama gue"
"Ah lo bisa aja" jawab greace sambil menolak bahu brave
Ting ting ting ting
"Eh bentar dulu ya,gue angkat telfon dulu" ujar greace sambil memegang ponselnya dan menjauh dari tempat brave
Dr.wisa: Hallo selamat siang ini dengan greace?
Greace: siang,ia dengan saya sendiri.
Dr.wisa: ini dokter wisa, kamu siang ini bisa temui saya dirumah sakit?
Greace: a--ada apa ya dok?
Dr.wisa: saya tunggu disini ya.
Telfon langsung tidak tersambung lagi. Dokter wisa sengaja tidak memberitahunya kenapa ia menyuruh greace menemuinya siang ini. Dengan tergesa2 greace langsung pergi meninggalkan lokasi rumah pohon itu. Tanpa memberitahu brave yang duduk diatas rumah pohon sana, tetapi hal ini lebih penting karena menyangkut keselamatan hidupnya.
Greace berlari cepat menuju jalan raya,ia telah memesan taxi online sesudah ia selesai berbicara dengan dokter wisa ditelfon tadi. Taxi itu pun sudah sampai dari beberapa menit tadi.
Setelah sampai dirumah sakit medika greace langsung masuk kedalam rumah sakit itu tanpa melapor lagi karena ia disuruh kerumah sakit atas permintaan dokter itu sendiri.
"Permisi dok" ucap greace sela membuka pintu ruangan dokter wisa
"Eh gris,silahkan duduk"
"Dokter mau membicarakan hal apa dok?"tanya greace dengan raut wajah tegang
"Ini"dokter itu memberikan satu lampiran surat lalu greace menerima dan membacanya
"Surat permohonan maaf dari pihak rumah sakit dan dokter bersangkutan?"ucap bingung greace mengerutkan kedua alisnya setelah membaca surat itu "maksud nya apa dok? Saya nggak ngerti" lanjut greace tanpa membaca seluruh isi surat yang dokter itu beri.
"Yak,jadi gini,kami dari pihak rumah sakit dan dari saya sendiri selaku dokter yang memeriksa penyakit kamu, benar benar mintak maaf, karena kami salah memberikan hasil diagnosa penyakit kamu, data yang saya berikan itu punya pasien saya yang baru dipindah rawatkan dari rumah sakit swiss kerumah sakit ini."
Mendengar penjelasan dari dokter itu mata greace membulat dan tangannya memekap mulutnya sendiri karena sangat terkejut, entah ia harus bahagia,sedih,atau apa,karena ia tidak percaya kalau penyakit nya yang dijelaskan dokter kemarin benar benar tidak nyata.
"Dokter?dokter nggak lagi becanda kan?jadi saya tidak mengidap penyakit itu dok?" Pertanyaan yang diajukan grece membuat airmatanya keluar dengan sendirinya
Dokter itu hanya mengangguk dan tersenyum melihat wajah gembira orang yang telah ia bikin senangis nangisnya kemarin.
"Alhamdulillah yaallah" jawab greace bersyukur dan mengusap kedua telapak tangannya ke wajah.
Wajah greace berubah seperti orang tegang dan menanyakan sesuatu lagi pada dokter tersebut.
"Jadi dok,yang punya data itu pasien dokter pindahan dari rumah sakit swiss?"
"Iya,dia juga seumuran kamu, cantik juga kayak kamu, sayang nya nasibnya yang malang dia harus mengidap penyakit kanker paru paru seperti saat ini" jawab dokter dengan wajah prihatin
"Dok?saya boleh nggak ketemu sama dia?"
"Tentu,ayo ikut saya" jawab dokter itu dan langsung berjalan menuju pintu lalu keluar dari ruangan itu dan menuju keruangan VIP I, setiba didepan ruangan itu dokter membuka pintu dan greace melihat disana seorang wanita sebayanya terbaring lemah dengan selang oksigen yang memutar daerah hidung dengan kepalanya.
"Ayo masuk" ajak dokter wisa dengan wajah sedih walaupun ia memaksa sedikit senyuman
"Dokter" sapa gadis itu dengan suara lemah
"Dokter bawain kamu teman buat ngobrol disini,griss ayo dusuk disini" jawab dokter itu mengajak gris untuk duduk menemani gadis malang itu,gadis itu hanya tersenyum atas kebaikan dokter itu.
"Yaudah dokter tinggal dulu ya,permisi""Makasih dok" jawab gadis itu
Dokter yang menuju keluar itu hanya tersenyum melihat jawaban dari gadis malang itu."Hai, aku grace" ucap greace mengacungkan telapak tangannya untuk berkenalan dengan gadis itu.
Gadis itu tersenyum dan membalas salam greace itu dengan tangannya yang dingin dan lemah "aku,kayoona"
B&G
Kayoona datang dengan keadaan itu? Apakah brave sanggup melihat orang yang dulu ia cinta terbaring lemah seperti itu walaupun ia sangat membencinya?
Read next chapter guys❤️
Happy wekeend💘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Scratch [END]
Teen Fiction[Sebelum baca,wajib follow aku dulu ya,soalnya ada beberapa bagian aku private^^] "Dimana menceritakan seorang pria yang ditinggalkan cinta pertamanya karena gadis itu selain menerima perjodohan dari papinya,ia juga menutupi sakit yang ia tanggung s...