Agin lembut berhembus menembus pepohonan dengan indahnya. Deritan pohon bagaikan alunan irama yang disertai kicauan riang dari para burung
Disanalah dia berada. Gadis seindah ruby duduk di salah satu dahan pohon di tengah hutan. Membiarkan udara lembut menerpa rambut indahnya. Sementara itu, manik manik merahnya berjalan mengikuti baris kalimat yang tertulis dengan rapi dalam suatu buku kuno. Mencari tahu apa yang harus diketahuinya.
Sampai semua kicauan para burung menghilang digantikan keributan kepakan sayap mereka. Dentingan besi mengoyahkan seluruh yang mengakibatkan semua. Meskipun begitu gadis ini tidak bergeming sama sekali. Tetap dia di tempat dan fokus pada barisan rapi di sana.
Gadis itu menghela nafasnya panjang seakan bosan dengan apa yang terjadi setelah ini. Karena dia sudah bisa menebaknya dengan jelas.
"Lihat! Itu dia Tuan Putri."
"Hahaha... Kena kau sekarang gadis kecil— ah tidak, Tuan Putri Alisha. Cepat tangkap dia!"
"Dimengerti."
Gadis yang dipanggil Alisha ini hanya melirik apa yang dilakukan segelintir orang-orang didepannya. Akhirnya, kebosanannya bertambah.
Bosan karena membaca buku atau bosan bertemu orang-orang yang menurutnya tidak berguna ini. Keduanya adalah pilihannya. Di tutuplah buku kuno itu dan dimasukkan kedalam tas.
Matanya mulai menatap orang-orang itu satu persatu. Merepotkan. Itulah yang dipikirkannya pertama kali.
"Oh, Tuan....apalah namanya itu, lama tidak bertemu..."
Seorang bangsawan didepannya itu berhasil dibuat kesal oleh Alisha. Antara sengaja atau tidak Alisha berkata seperti itu, karena kenyataannya dia memang lupa dengan namanya. Selain itu namanya tidak terlalu penting untuk diingat terlebih lagi namanya sangat sulit diucapkan.
"Nona tidak bisakah kau menyebut namaku dengan bena—,"
"Tidak," Alisha menjawabnya dengan cepat bahkan sebelum ucapannkya selesai. "Tuan— uh, tidak bisakah kau pergi saja dari sini? Yah, sebenarnya aku sedang tidak ingin menyakiti orang lain sekarang."
"Apa kau merasa paling kuat, Nona?"
"Tidak,"
"Mulai sombong kau gadis kecil, ... Tangkap dia!"
Alisha langsung menghindar seraya lima tombak meluncur kearahnya dan itu meleset menghancurkan dahan yang didudukinya sedari tadi.
"Hei, kau lupa jika di Eastern pohon yang tak bersalah kau lukai maka dia akan marah..." Alisha mendesah pelan menatap orang-orang yang baru saja melemparkan tombaknya tadi.
"Jangan bicara omong kos—..."
Mata bangsawan itu terbelalak menatap ngeri pisau yang terhenti di depan matanya. Dimatanya terpantul bayangan Alisha dengan ekspresi yang berbeda dari beberapa menit sebelumnya.
"Sebaiknya kau tidak macam-macam dengan kehidupan hutan ini."
Nada bicara Alisha mendingin bersama tatapannya.
"Ada apa gadis kecil? Kau mau mengancamku hanya dengan sebilah pisau kecil itu? Jangan bercanda... Kau tidak akan bisa berbuat banyak tanpa ketiga kakakmu itu. Setelah kami menangkapmu dan menyerahkannya pada Yang Mulia Ratu... Impiannya untuk menguasai kerajaan ini akan terwujud dan aku akan dipromosikan karena keberhasilanku."
Alisha mendengus kesal, "hah... Permainanmu kotor sekali Tuan, ... Memangnya apa bedanya dengan adanya kakak-kakakku dan tidak ada hasilnya sama saja."
Dalam sekejap lima orang diantara mereka tiba-tiba tumbang tanpa tahu penyebabnya. Alisha mengangkat kedua tangan kosongnya.
"Lihat, tidak ada bedanya bukan? Memang benar kemampuan mereka sangat hebat sebagai prajurit Eastern tapi aku, ... Bagaimana menurutmu tentang Penari Perang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiri no Yume
Fantasy#43 battle - 25/06/18 #780 fantasy - 03/08/18 #11 Royalty - 13/01/19 #34 battle - 13/01/29 #256 Supranatural - 13/01/19 Genre : action, fantasy, romance, supranatural, comedy Seorang Putri dari Kerajaan Eastern, Alisha harus menyelamatkan kerajaanny...