Chapter 33 [Epilog]

17 4 1
                                    

Dalam waktu sepuluh tahun kerajaan-kerajaan yang dulunya berada dalam naungan Eastern berkat ketiga pangeran mereka mulai kembali normal. Perekonomian yang meningkat, administrasi berjalan lancar, kemiliteran mulai stabil. Karena kekacauan yang teramat parah disebabkan oleh Eleanor semua kerajaan nyaris hancur tak tersisa namun, berkat kerja keras mereka semua berjalan sepantasnya.

Begitu juga dengan ketiga pangeran ini yang memulai jalan hidup mereka masing-masing. Eizen memilih menjadi seorang raja. Zavied sebagai Panglima angkatan darat. Glenn yang menjadi penasehat raja. Jika saja Alisha masih ada mungkin dia akan menjadi Ratu dan ahli pengobatan yang hebat.

Pengikutnya di Alzano hidup dengan diri mereka sendiri. Kerajaan tanpa adanya Raja atau Ratu yang memimpin. Giita, Rose, bahkan Touma, tidak ada salah satu dari mereka yang mau menempati singgasana itu. Dan mereka berpikir untuk membiarkannya seperti itu.

"...karena kita sudah memiliki raja dan ratu kita sendiri..."

"Kau benar kak..."

"Tunggu Nona Angelica! Anda tidak boleh lari seperti itu! Nona Angelica!"

Rose dan Giita secara bersamaan menoleh ke arah keributan itu terjadi. Seorang yang dulunya pelayan pribadi pemimpin kerajaan ini, Sirel, tengah mengejar gadis kecil berumur kurang dari sepuluh tahun. Rambut merah bergelombangnya menari-nari dibawa lari.

"Ributnya~"

"Kau benar, dia itu adiknya atau anaknya... Benar-benar tidak bisa diatur."

"Nona Angelica! ...Lari mu terlalu cepat!" Sirel mulai kelelahan. Tak menjawab apapun Angelica berlari kearah mereka berdua.

Giita berdecak pinggang. "Sekarang keributan apa lagi yang terjadi?"

"Kau jangan terlalu merepotkan Sirel dan yang lainnya lho..."

"Sirel yang membawakanku minuman pahit itu!" Ujarnya membela diri.

"Nona Angelica... Minum dulu agar tubuhmu sehat."

Angelica bersembunyi di balik Rose. "Tidak mau! Minuman itu pahit! Aku tidak akan pernah meminumnya!"

"Ayolah nona~"

"Tidak mau!"

"Mungkin kalau aku pun tidak mau meminumnya." Gumam Giita begitu melihat minuman yang di tangan Sirel berwarna hijau pekat.

"Ayo nona..."

"Sudah aku bilang tidak mau..." Angelica kembali berlari.

Rose yang menyadari ada seseorang datang berteriak. "Angelica awas!"

Bruk!

Angelica meringis kesakitan. Seorang pria dengan jubah putihnya sedikit lusuh di ujung. Tanpa membuka tudungnya pria itu lantas berjongkok di depannya dan membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Tanya-nya.

Giita segera menghampirinya. "Angelica, kau harus hati-hati saat berjalan. Terimakasih sudah mem--" Suaranya tercekat seketika. Angelica terheran-heran.

Seakan mengerti situasinya pria itu membuka tudungnya. Ia tersenyum, "Yo, Giita... Lama tidak bertemu."

"A-akina---"

"Akinari!" Yang panggil pun melambaikan tangan. "Kenapa kau ada disini?"

"Yah, aku hanya berkunjung..."

"Kau ingin menemuinya ya..." Rose menggandeng tangan Angelica. "Bagaimana kalau kau istirahat dulu? Aku akan mengantarmu nanti malam."

"Dia tidak disini?"

Kiri no YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang