Akinari duduk di meja kerjanya, menandatangani beberapa tumpukan kertas administrasi dengan wajah lelah sekaligus mengantuk. Tumpukan-tumpukan itu tidak tampak berkurang di mata Akinari.
"Berapa banyak lagi Reol?" Akinari mulai kesal dengan pekerjaan yang ia lakukan itu.
"351 lembar lagi, ayo semangat pangeran!" Ucap Reol sedikit mengejek kepada Akinari bahkan Reol sedikit tertawa.
"Rasanya kau menikmati penderitaanku, tapi semua lembaran ini sepertinya tidak berkurang sama sekali," ucap Akinari sambil menguap di sela-sela ucapannya.
"Itu gara-gara kau pergi mencari Rose," balas Reol
"Belakangan ini juga kau sering melarikan diri," sambung Yamaki dengan wajah sedikit kesal dan nada menceramahi.
"Dan sebentar lagi pernikahanmu akan dilangsungkan," sambung Reol, ikut menceramahi Akinari yang belakangan ini menjadi nakal.
Tanpa sadar Akinari kehilangan konsentrasinya karena ceramah dari kedua pengawalnya itu. Akinari secara perlahan meletakkan bulpen tintanya dan mulai membanting kepalanya ke meja tetapi tidak terlalu keras.
"A-Akinari!" Kedua pengawal itu terkejut sekaligus khawatir karena tindakan Akinari yang tiba-tiba dan tidak masuk akal.
"Tidur saja sebentar sana," ucap Yamaki menyarankan, tetapi Akinari langsung duduk dengan sigap dan melanjutkan pekerjaannya.
"Tidak, lebih baik aku bertarung dengan Sera daripada harus tidur," ucap Akinari dengan datar, lalu Reol memiliki ide yang terlintas di kepalanya.
"Kalau begitu..... Yamaki, panggil Sera kemari," ucap Reol.
"Untuk apa?" Akinari terlihat bingung dengan ucapan Reol.
"Tadi juga kau yang bilang..." ucap Reol dengan fakta yang ia dapatkan. Akinari hanya memandang Reol dengan wajah seakan mengatakan 'kau-serius-?'.
"Abaika-"
BAAM!
Akinari belum sempat menyelesaikan ucapannya karena suara dobrakan pintu yang menggema di seluruh ruangan itu. Didepan pintu berdiri dengan tegak Honoka dengan wajah kesal dan serius, surai oranye-nya melambai dengan bebas karena angin yang tercipta dari dorongan kuatnya pada pintu kamar Akinari.
Bisa-bisa pintu kamar Akinari hancur.
Honoka berjalan cepat ke arah Reol dan mengabaikan rengekan Akinari karena suara yang telah gadis itu buat semenit yang lalu.
"Reeeeooooolll! Ayo ikut denganku!" perintah Honoka dengan wajah yang sedikit dikembungkan karena kebosanan.
"T-tapi, Honoka... Aku harus membantu kakakmu dengan kertas-kertas ini," balas Reol dengan wajah berkeringat.
"Biarkan Akinari mengerjakannya sendiri, apalagi itu salahnya kan?" Honoka tidak mau kalah dengan ucapan Reol.
"Oy... Kenapa kau jahat, hah?" bisik Akinari dangan nada lelah dan sedikit tersinggung.
Honoka melirik Akinari dengan tajam lalu menghampirinya dengan wajah yang bisa dibilang menyeramkan, karena seringainya itu.
"Terima kasih atas pujiannya, kakak pemalas," ucap Honoka, tangan kanannya berada di atas meja Akinari sedangkan tangan yang lain ada di pinggulnya. Honoka telah merencanakan sesuatu yang jahil, Yamaki telah merasakannya dari hawanya.
Tanpa berbicara, Honoka langsung menerbangkan semua kertas-kertas yang dikerjakan Akinari, sampai semua kertas yang belum selesai tercampur dengan yang selesai. Honoka melihat jendela ruangan kerja Akinari terbuka sehingga...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiri no Yume
Fantasy#43 battle - 25/06/18 #780 fantasy - 03/08/18 #11 Royalty - 13/01/19 #34 battle - 13/01/29 #256 Supranatural - 13/01/19 Genre : action, fantasy, romance, supranatural, comedy Seorang Putri dari Kerajaan Eastern, Alisha harus menyelamatkan kerajaanny...