Chapter 02 : a forgotten promise

304 26 1
                                    

Ada apa denganku?

Itulah yang terngiang dikepalanya. Kepalanya terasa sangat sakit dan dingin yang menusuk menjalar di seluruh tubuhnya. Rasanya seperti mati.

Hanya saja, suara familiar yang terdengar di telinganya membuatnya tersadar dari tidur. Orang-orang bermantel coklat. Tiga orang dari mereka. Seorang berambut Hitam, yang satu kastanye, dan satu lagi berkacamata dengan surai malamnya.

Alisha mendengarkan perdebatan panjang mereka samar-samar dari dalan gua. Jubah putih menyelimutinya. Pemilik jubah ini mungkin milik lelaki berambut hitam itu. Karena hanya dia yang tidak memakai jubah.

"Tapi Akinari..."

"bisakah kalian untuk tidak memperpanjang ini dan mengikuti semuanya sesuai rencana yang baru saja kita sepakati."

Seseorang yang dipanggilnya Akinari itu melirik ke belakang, lebih tepatnya dia sudah menyadari kalau dirinya terbangun karena perdebatan yang mereka ciptakan.

Kedua orang lainnya mulai pasrah. Sepertinya mereka berdua juga sudah menyadari bahwa dirinya sudah siuman dan mulai mengikuti instruksi yang diberikan pimpinannya, Akinari.

Seperginya kedua orang berambut kastanyet dan orang berkaca mata itu pergi Akinari mulai berjalan kearahnya. Sedikit rumor tentang Western membuat Alisha meningkatkan kewaspadaannya.

Akinari mendesah pelan menyadari apa yang baru saja dilakukan gadis di depannya itu. Memegang erat pisau yang ada di sampingnya. Ini akan jadi sedikit rumit.

Akinari berjongkok di depannya, "Akhirnya kau sadar, apa kau berniat bunuh diri?"

Alisha menatapnya sinis dan memalingkan wajahnya.

Merasa dihiraukan Akinari kembali mengajukan pertanyaan lain. "Tidak menjawab- ah benar juga, Aku Akinari, siapa namamu?"

Beberapa detik berlalu Alisha hanya meliriknya. Berpikir kalau pertanyaan orang ini tidak begitu penting. Tidak lebih penting dari barang yang dibawanya. Beralih dari Akinari dia mengecek kembali isi tasnya.

Akinari mulai mengacak rambutnya tak bersalah bercampur rasa jengkel terhadap perlakuan si gadis di depannya ini, "ayolah ada apa denganmu? Apa kau-... !? Tanganmu, tunggu sebentar..."

Apa yang akan dilakukannya?

Pikiran Alisha betanya-tanya sampai Akinari menunjukkan wadah kecil dengan ukiran bunga mawar gunung berwarna merah muda. Itu mirip seperti miliknya, pikir Alisha.

Akinari yang meraih tangannya berhenti sejenak lalu menatapnya. Pada akhirnya dia hanya bisa menghela nafas kembali fokus pada tata cara pengobatan yang dia tahu mengabaikan tatapan curiga dari Alisha.

Siapa sangka tatapan itu sangat mengganggunya. Dilepaskanlah tangannya menjauh dari tangan Alisha.

"Aku hanya mengobati tanganmu, tenang saja obat itu tidak beracun. Kau juga tahu itu kan."

Alisha menerjapkan matanya bingung. Apa maksudnya dia tahu, tempat obat itu memang mirip dengan miliknya tapi bukan berarti itu miliknya. Lagipula dia juga tidak tahu siapa yang membuat obat itu.

"Ini aku kembalikan, aku menyimpan itu jika sewaktu-waktu bertemu lagi denganmu. Dan juga, obat buatanmu sangat membantu." sambil memalingkan wajahnya Akinari menyerahkan sebuah pita ungu dan tempat obat tadi.

Sekali lagi Alisha menerjabkan matanya bingung.

"Peperangan di Bukit Haman, sekitar tebing di bawah jembatan gantung."

Kiri no YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang