Chapter 13 : Fire

93 7 0
                                    

"Sera bisa buka pintunya..."

Suara Honoka mengetuk pintu, ada perlu apa dia kemari? Tanpa berpikir lagi Alisha langsung membukakan pintu untuknya.

"Ada apa?"

"Apa kau tidak mau melihat duelnya di lapangan?"

"Hm? Duel siapa?" Alisha memiringkan kepalanya bingung.

Honoka menghela nafas, "Duel Akinari... Ayo lihat bersama."

"Duel Akinari, Dia niat mati rupanya. Memangnya bisa dengan kaki seperti itu?" gumamnya pelan.

"Ayo..."
Honoka langsung menarik tangannya tanpa izin terlebih dahulu. Membawanya pergi ke lapangan tempat duel Akinari berlangsung.

Tempatnya begitu ramai dengan suara teriakan orang menyemangati. Dentingan pedang yang berlebihan, pergerakan yang mudah di tebak, pemusatan tenaga yang salah, apa benar ini duel?

"Ow... Jangan sekarang..."

Luka kakinya kembali terbuka, darah keluar berceceran di arena. Meski begitu hanya Alisha yang menyadarinya.

"Anu... Honoka bisa jeda duelnya," bisik Alisha ke telinganya.

"Ada apa?"

Alisha menunjuk ke arah kaki Akinari yang terus mengeluarkan darah. Honoka yang baru menyadarinya langsung menghentikan pertarungan.

"BERHENTI." teriak Honoka. "Berhenti sebentar, Pangeran bodoh..." kata terakhirnya dibuat pelan agar tidak ada yang mendengarnya.

Alisha langsung berjalan masuk ke tengah arena dan berdiri tepat di hadapannya. Banyak bisikan-bisikan yang terdengar dari orang-orang yang ada di sini. Apa yang dipikirkan orang-orang jika seorang Eastern masuk arena tanpa izin.

"Ada apa!?"

"Lihat kakimu."

"Tolong biarkan aku melanjutkan ini," Akinari memohon pada Alisha.

"Jangan seenaknya... Jika kau ingin mati terlebih dahulu sebelum Rose kembali maka, biarkan aku yang membunuhmu..." Alisha hanya meliriknya tajam. "Berduel denganku."

"A-apa maksudmu?"

*

"Mau apa dia!" seru seseorang dari kalangan penonton.

"Apa dia ingin berduel dengan Pangeran?"

"Memangnya siapa dia itu hanya penyihir dari Eastern!"

"Bisa-bisa Pangeran Akinari di sihirnya..."

'Takdir memang keterlaluan, hanya karena luka pangeran itu aku sampai melakukan ini.'

Ditariknya pedang kayu hingga setara bahu kanan bersamaan dengan kaki kanannya.

Berbeda dengan Alisha yang hanya memegang pedangnya satu tangan di depan badannya. Tatapannya tajam seakan memprediksi pergerakan yang akan dilancarkan Akinari.

Kontak mata sempat terjadi beberapa saat hingga Akinari mulai berlari kearahnya dan melompat keatas. Tebasan dari atas ke bawah meluncur cepat.

Reflek Alisha dengan cepat menghalau tebasannya dengan memiringkan pedangnya hingga pedang Akinari menyentuh tanah. Dilanjutkan dengan berpindah tempat memosisikan diri tepat di belakang Akinari sambil mengayunkan pedang kearah punggungnya.

Di luar dugaan Akinari juga memosisikan pedangnya di belakang menahan pedang Alisha yang tak kalah cepat. Setelahnya Akinari melancarkan tendangan ke belakang.

Kiri no YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang