Chapter 20 : hate

50 4 0
                                    

"Apa kalian tahu? Akinari sudah bangun."

"Dia mencari kalian."

"Terutama kau... Sera."

Mengingat kabar itu saja berhasil membuat hatinya melompat gembira. Sayangnya, untuk kali ini Alisha benar-benar tidak bisa menemuinya. Karena apa? Karena Alisha pikir itu adalah salahnya.

Salahnya yang kurang waspada. Salahnya membuat Akinari bertindak diluar kendali. Salahnya dan salahnya membuat semua ini menimpanya. Menyalahkan diri bukan hal yang baik, mau bagaimana lagi jika itu memang salahnya? Takdir tidak bisa berubah.

Selain itu, sebuah alasan lain membuatnya tidak bisa menemui Akinari. Pertama, Akinari masih belum sembuh total. Kedua, acara pertunangan yang tertunda akan dilaksanakan besok malam. Sudah pasti seluruh istana ini akan sibuk.

Alisha sedikit terkekeh mengingat obat yang diberikannya bukan obat yang biasanya melainkan salah satu Angel Dust yang dibuatnya. Meskipun itu hanyalah sisa karena pembuatan saat lebih satu botol dan ia hanya memerlukan tiga untuk saudaranya. Tidak disangka itu berguna.

***

Kini sang Pangeran yang baru terbangun dari tidur panjangnya tengah duduk di ruangan kerjanya berhadapan dengan beberapa orang terpercaya miliknya. Tangannya sedari tadi mengetuk meja tampak menunggu apa yang akan dilaporkan padanya.

"Jadi?" sang Pangeran mulai membuka pembicaraan. Nampak tanda-tanya pada wajah bawahannya. Pangeran itu— Akinari mulai geram dengan semua ini menggebrak meja. Tidakkah mereka ingat apa tujuan mereka kemari. "Jadi, apa yang akan kalian laporkan, bodoh!"

"Ah, s-soal itu..." Reol dengan gelagapan membenarkan kacamatanya dan mulai menjelaskan situasi yang didapatnya. "Kali ini kami melewati jalur lain, Benteng Laxdo. Banyak hal aneh yang terjadi selama kami menyusuri tempat itu. Dan yang paling aneh di sana telah tertutup salju."

"Bukankah masih musim panas?"

"Itulah anehnya. Musim panas Eastern tengah dijatuhi salju. Semua pepohonan beserta daunnya berwarna coklat, tapi semua itu hidup dengan normal. Kabut dimana-mana menyelimuti negara itu. Kami pikir hal gaib banyak terjadi di sana. Kami melihat sebuah makhluk putih melayang-layang di udara, dari pohon ke pohon, dan makhluk seperti cacing raksasa bercahaya beterbangan di sepanjang jalan."

"Lalu?"

Penjelasan Reol dan beberapa orang lain berlanjut. Hal yang dijelaskan juga sama. "Selain itu awan hitam menyelimuti dengan sangat tebal di perbatasan Sigtunia dan Eastern. Air disana juga berubah menjadi keruh."

"Hn, apa Sera tahu tentang ini?"

"Tidak."

"Bagus, Yamaki jangan beritahu apapun padanya atau ini akan menjadi rumit."

"Dimengerti."

"Bagaimana dengan Rose?" Akinari mulai terbawa suasana setiap membahas hal ini. Entah apa yang membuatnya seperti ini.

"Nona Rose masih hidup. Dia bersama dengan sebuah kelompok yang membenci bangsawan tapi, mereka bukanlah perampok atau semacamnya. Kelompok itu bernama Wild Wolf. Salah satu dari kami melihat Rose bersama kelompok mereka."

"Baiklah. Cari terus informasi mengenai Rose, jika ada kabar tentangnya beritahu aku. Pastikan sebelum pernikahanku di tentukan kalian harus temukan Rose. Jika tidak, aku akan membuat kalian menyesal telah berada di dunia ini"

"Di-dimengerti, Pangeran!"

Kini hanya tersisa dirinya dan kedua pengawalnya, Reol dan Yamaki. Kembali pada aktivitas dimana mereka menyelesaikan semua berkas kerajaan. Sewaktu-waktu tangannya berhenti bekerja, matanya menerawang jauh ke langit.

Kiri no YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang