Chapter 16 : invitation

80 3 0
                                    

Tiga bulan telah berlalu setelah insiden kebakaran yang menghanguskan seluruh penangkalnya dan hingga saat ini Alisha belum menampakkan diri. Bahkan bertemu orang dari kerajaan termasuk Akinari saja tidak dilakukannya.

Marah? Apa dirinya masih marah pada mereka yang membakar semua penangkal miliknya. Alisha tidak akan marah semudah itu pada orang lain. Kecuali mereka menyakiti keluarga dan orang-orangnya. Tapi kali ini bukan amarah yang menyelimutinya melainkan hanya penyesalan yang ditujukan pada dirinya sendiri.

Lantas kenapa dia tidak mau bertemu orang kerajaan? Masih banyak orang baik disana. Honoka, Reol, Yamaki, mereka memperlakukannya dengan baik lalu kenapa dirinya tidak ingin bertemu.

Dalam pikirannya, mungkin yang seperti ini lebih baik sampai dirinya kembali ke Eastern. Sampai Rose ditemukan dan Akinari membiarkannya pergi. Itulah pilihan yang terbaik.

Hari itu hujan turun mengguyur tanah Western dengan derasnya. Apa langit juga menangis? Atau hanya mengasihani dirinya yang lemah ini. Apa dirinya semenyedihkan itu hingga langit ikut bersimpati untuknya.

Menyedihkan, kenapa aku masih disini.

Tidak tahu diri.

Dalam ratapan sia-sianya terlihat sekelebat bayangan seseorang bermantel hitam berjalan di tengah hujan. Bahkan badai yang menerpanya hanya bagaikan angin lewat. Alisha hanya menatapnya jauh dibalik jendela. Bertanya-tanya dalam benaknya...

Apa dia segila itu? Untuk apa menerobos badai besar ini...

Setelah beberapa saat terdengar ketukan pintu di depan rumahnya. Alisha segera beranjak membukakan pintunya dan mendapati sosok ahli waris utama kerajaan di terasnya. Melepaskan mantelnya menyisakan baju kasualnya yang sedikit basah karena tak tertutupi secara sempurna.

Rambut basahnya menggantung lemas bersama wajahnya yang nyaris memutih. Alisha segera membiarkannya masuk dan memberinya handuk.

Hening...

Apa-apaan dengan suasana ini. Tidak ada yang membuka obrolan diantara mereka yang sibuk menatap derasnya hujan. Hingga Akinari memecahkan suasana itu...

"Ada apa? Ekspresimu lebih parah dibandingkan dengan pertama kita bertemu."

Alisha sedikit tersentak dengan suara sedingin es yang didengarnya. Entah kenapa rasanya dia tidak ingin menjawab pertanyaan orang di depannya. Keadaan menjadi hening kembali...

"Kenapa kau tidak menjawab?" ujarnya lagi memecahkan keheningan namun, tetap tidak dihiraukannya oleh Alisha.

Sudah dua kali dirinya tidak dihiraukan gadis ruby di depannya. Dikepalanya mulai berputar pertanyaan ada apa dengan gadis ini, apa dia melakukan hal salah padanya. Rasanya tidak mungkin.

Sera (Alisha) tidak pernah seperti ini sebelumnya. Selama ini hanya senyuman yang dilihatnya dan tidak pernah terlihat menangis, kecuali saat kebakaran itu. Ternyata dia juga bisa berekspresi seperti ini.

"Maaf Pangeran, aku akan segera kembali." ujar Alisha dengan penuh kesopanan berniat membawa nampan ke dapur namun, dihentikan oleh Pangeran es ini.

Kiri no YumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang