Jingga Danuar Dirham

205 17 3
                                    

Seorang cowok tersenyum lebar saat ia melihat salah satu temanya yang sedang duduk menikmati semangkuk bubur hangat dimeja kantin.

Cowok itu menghampiri temanya lalu menepuk bahu temanya itu seraya berkata, "masih hidup aja lo, coeg!" ujar cowok itu seraya terkekeh.

"Eh, si geblek! Jadi selama gue sakit, lo berdo'a supaya gue koid, gitu?" tanya teman nya itu.

"Lah! Pura-pura sakit lo, ya? Supaya gak ditagih tugas aja kan lo?"

"Bacot lo, Jing!" sahut temanya itu.

Cowok bernama Jingga itu menoyor kepala temanya. Ia menatap sebal temanya itu. "Kan udah gue bilang! Jangan panggil gue 'Jing', geblek! Kesan nya lo kayak manggil gue pake nama hewan!" ujar Jingga.

"Ya terus gue harus manggil lo apa, Jing? Masa mau manggil lo 'Ngga'? Kan gak enak disebutnya." sahut Galang, teman Jingga.

"Nama gue bukan Jingga aja kali, Lang... Lo kan bisa manggil gue Danuar atau Dirham..." Jingga cemberut.

"Jijik lo kudanil Afrika! Monyong-monyong kek gitu, iw! Pingin gue tabok deh rasanya..." Galang tersenyum manis.

Seketika, Jingga langsung mengubah ekspresi wajahnya yang tadinya cemberut menjadi wajah kesal. "Lo juga ngapain senyam-senyum kayak gitu? Mules, geblek, liatnya!" Jingga mendelik sebal. "Ya udah, gue ke kelas dulu!" ujar Jingga meninggalkan Galang.

Sesampainya dikelas, ia tersenyum jahil ketika melihat salah satu teman ceweknya tengah duduk melamun. Dengan jahil, ia menggebrak meja cewek itu sampai membuat cewek itu ngomel-ngomel pada Jingga.

Bukanya takut, Jingga malah menggoda cewek itu hingga membuat teman cewek nya itu pergi meninggalkan kelas. Entah mau kemana dia.

Sedangkan Jingga, ia hanya tertawa lalu melangkahkan kakinya ke tempat duduknya.

Setelah duduk, ia mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Setidaknya sampai bel masuk berbunyi. Sebelum tidur, Jingga sempat bergumam, "Mentari, kenapa lo lucu banget sih kalau lagi marah?" setelah itu, matanya mulai terpejam dan mulai memasuki alam mimpinya kembali.

[•••]

Masih bab perkenalan 👌

Mentari JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang