Mentari merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil mendengus pelan.
"Kenapa gue bisa suka sama Jingga yang nyebelin banget, ya?" tanya Mentari pada dirinya sendiri.
Mentari mengalihkan pandangannya pada jam yang tergantung di dinding kamarnya. Jam empat sore.
"Duh... Males mandi, ya ampun..." keluh Mentari saat melihat seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
Setelah itu hening. Mentari hanya menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong sampai pada akhirnya, seseorang mengetuk pintu kamar Mentari.
"Bentar!" teriak Mentari dari dalam kamar.
Dengan langkah gontai, ia menuju pintu kamarnya dan membukanya. Namun setelah ia membuka pintu kamar, ia menyesal.
"Ri, dipanggil Ayah-"
"Dimana?" potong Mentari. Ia menatap malas Benua.
"Di ruang keluarga." sahut Benua.
Mentari mendengus, ia segera melewati Benua tanpa mengucapkan sepatah kata. Ia sangat malas jika sudah berhadapan dengan Benua.
"Ri, sini." panggil Herdinan saat melihat Mentari.
Mentari menghela napas panjang. Ia duduk di sebelah Herdinan. "Kenapa?" tanya Mentari.
"Ayah ada kerjaan di luar kota. Kamu gak apa-apa di sini bareng Caroline sama Benua?"
Mentari menoleh. Ia menatap horor Ayahnya.
"Emang kapan Ayah berangkat?" tanya Mentari.
"Lusa kemungkinan berangkat. Cuman seminggu kok." jawab Herdinan. Ia mengusap-ngusap rambut Mentari dengan lembut.
Mentari diam sejenak. Namun beberapa saat kemudian ia mengangguk.
"Jadi?" tanya Herdinan.
"Ya udah, mau gimana lagi?" Mentari balik bertanya.
[•••]
"Ri, besok lo sibuk gak?" tanya Jingga dari seberang sana.
"Sibuk. Besok gue sekolah." jawab Mentari.
Terdengar Jingga yang mendengus dari seberang sana. "Kalau bego jangan dipelihara, sayangkuuu..." gemas Jingga.
"Kayak elo gak melihara bego aja." balas Mentari.
"Ya udah lah. Kudu ngomong to the point sama cewek gak peka kayak elo mah," kesal Jingga.
"Ya udah tinggal ngomong to the point aja."
"Besok pulang sekolah lo ke rumah gue."
"Lah? Ngapain?" heran Mentari.
"Mama ngajak lo makan malem bareng. Besok juga Ayah gue pulang dinas."
Mentari mengernyit heran. "Pulang sekolah banget ya? Gak ada waktu buat gue ganti baju dan mandi gitu?" tawar Mentari.
"Ih!!! Maksud gue gitu, Mentari sayang..."
"Sayang-sayang pala lo pe'ang!" Mentari tertawa.
"Ya udah intinya besok pulang sekolah, gue anter lo balik, terus gue jemput lagi buat makan malem."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Jingga
Teen FictionJingga adalah cowok super usil yang pernah Mentari temukan. Selain usil, cowok itu juga nyebelin. Sering bikin Mentari emosi sendiri gara-gara tingkah laku cowok itu. Mentari adalah cewek super cuek yang pernah Jingga temui. Sudah cuek, galak pula...