Mentari duduk di tepi kolam. Ia memandang pohon di seberang kolam dengan pandangan kosong.
"Jangan ngelamun!" tegur seseorang.
Mentari menoleh. Seketika cewek itu mendengus sebal saat melihat Benua yang kini sudah duduk di sebelahnya.
"Apa kabar? Long time no see." Benua tersenyum kecil.
"Ya." jawab Mentari.
"Maaf..."
Mentari mengernyit heran. Ia menatap Benua sekilas. "Untuk?" tanyanya.
"Kesalahan aku waktu itu," Benua tersenyum lirih. "Aku udah mengabaikan perasaan kamu. Bahkan pura-pura gak suka sama kamu." lanjutnya.
Mentari memutarkan bola matanya malas. "Lupain. Itu udah terjadi beberapa tahun lalu." balas Mentari.
"Sebenernya aku juga suka sama kamu, Ri. Bahkan sampai saat ini, perasaan aku buat kamu itu sama sekali gak berkurang sedikitpun." Benua menatap Mentari dalam-dalam.
Mentari mendengus. Ia berdiri dan menatap tajam Benua. "Tapi gue enggak. Perasaan gue bukan buat lo lagi." ketusnya. Kemudian ia meninggalkan Benua yang masih duduk di tepi kolam.
[•••]
Mentari mengernyit heran saat ponselnya dibanjiri oleh notifikasi dari Jingga. Bahkan Jingga sampai meneleponnya berulang kali.
Saat Mentari baru saja mengetikan balasan untuk Jingga, cowok itu meneleponnya.
"Hal—"
"Ri! Mentari!" teriak Jingga dari seberang sana.
Mentari menjauhkan ponselnya dari telinga. Ia sedikit terkejut karena Jingga berteriak dari seberang sana.
"Apaan sih?" tanyanya heran.
"Ri, kaki lo gak kenapa-napa kan?!" tanya Jingga panik.
Mentari mengernyit heran. "Kenapa-napa apanya?" tanyanya heran.
"Kaki lo gak apa-apakan?!" tanya Jingga lagi.
"Enggak kok. Lo mabok?" tanya Mentari lagi. Cewek itu masih heran pada Jingga.
"Bisa jalan kan?!" tanya Jingga masih panik.
"Bisa." jawab Mentari.
"Ya udah gue on the way rumah lo," Jingga terkekeh dari seberang sana. "Dandan yang cantik, ya! Muach!"
"Ji, apa-ap—"
Tuuuutttt...
Sambungan telepon diputus oleh Jingga secara sepihak. Mentari berdecak sebal. Ia mencoba menelepon cowok itu lagi namun selalu ditolak.
Sepuluh menit kemudian, Jingga menelepon Mentari lagi.
"Ji, apa-apaan sih?!" tanya Mentari kesal.
"Gue udah di depan rumah lo. Buruan napa?"
Mentari kaget. Ia mengintip dari jendela kamarnya. Dan benar saja sudah ada mobil Jingga yang sudah bertengger manis di depan rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Jingga
Teen FictionJingga adalah cowok super usil yang pernah Mentari temukan. Selain usil, cowok itu juga nyebelin. Sering bikin Mentari emosi sendiri gara-gara tingkah laku cowok itu. Mentari adalah cewek super cuek yang pernah Jingga temui. Sudah cuek, galak pula...