Chapter 1: The Prince (Sang Pangeran)

12.3K 362 27
                                    

Chapter 1 & 2, trans by bigjempol 
Aq cuma profread and posting aja.
Enjoy YuZhou Fella's
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Weizhou keluar dari kelas dengan senyuman di bibirnya. Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuknya. Bandnya akan tampil di turnamen nasional sebagai band tamu. Dia tidak bisa menyangkal ketika para juri menolak bandnya untuk menjadi salah satu peserta kompetisi, dia merasa sangat sedih dan depresi. Tapi sekarang,bandnya malah menjadi salah satu pengisi acara di turnamen itu. Sungguh luar biasa.
"Hey zhou... kamu udah siap untuk acara besok??"
"Tentu saja!! Tapi aku gugup banget. Semoga semuanya berjalan lancar besok."
"Hahaha... ya.. aku juga gugup banget. Tapi... terima kasih Zhou, berkat usahamu band kita bisa tampil dipanggung sebesar itu besok."
"Gak... ini semua berkat usaha kita bersama Ryan..."
"Tapi serius... dulu. Aku pernah punya band walupun aku dan member yang lain udah kerja keras tetep aja kami gak pernah tampil bahkan untuk acara sekelas pensi sekolah. Tapi denganmu... rasanya seperti kejatuhan bintang!"
"Hahahha... kamu berlebihan Ryan! Ah... aku gak bisa nunggu sampe besok. Eh... gimana kalau kita lihat panggungnya sekarang?? Biar gak terlalu gugup gitu..."
"Oke... ayo!!"
Mereka pu berlari melewati gerbang sekolah dengan penuh semangat.

~~~~~

"Jingyu...Jingyu...A mei mencarimu."
"Hmmm... aku ngantuk. Bilangin ke dia aku lagi tidur."
A mei masuk ke kelas Jingyu dengan marah.
"Jingyu!!! Kamu jahat banget sih!!! Gak ada satu cowok pun yang berani nolak aku!"
"Hhh... ya udah cari aja mereka yang gak bisa nolak kamu itu."
"Jingyu... aku gak ngerti deh... kamu gak punya pacar dan aku... cewek paling populer di sekolah ini... ngejar-ngejar kamu. Bisa-bisanya kamu nolak aku??"
"Hhh.... berisik!!!"
Jingyu bangun dan meninggalkan A mei yang sedang uring-uringan. Jingyu menuju ke atap sekolah. Dia bersiap untuk tidur ketika tiba-tiba Hao lari ke arahnya.
"Jingyu... tolong pergi denganku!"*
"Huh?"
Jingyu hanya mengernyitkan dahinya dan masih berbaring.
"Pergi?? Hao, apa kamu gay??"
Jingyu bangun dan terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Huh?? Tidak!!! Tentu saja tidak!!! Maksudku tolong temani aku memberikan CD ini ke Max."
"Hhhh..... gak mau!"
"Kumohon Jingyu... kemarin aku menghilangkan CD demo-nya untuk kompetisi besk. Jika hari ini aku tidak mengembalikannya dia pasti akan memukuliku."
"Hhhh.... itu kan salahmu. Aku gak mau ikut campur."
Jingyu berbaring kembali.
"Jingyu... kumohon... dia gak akan berani menyentuhku kalau aku datang bersamamu."
"Hhh.... kata siapa?? Dia tetap akan memukulmu."
"Jadi... kamu bisa menolongku melawannya."
"Gak mau... kamu kan tahu aku gak jago berantem."
"Tapi kamu kan sudah belajar tinju. Tolonglah Jingyu.... aku akan membayarmu..."
Jingyu bangun dan menatap Hao dengan antusias.
"Berapa??"
"Pokoknya kamu bisa beli sepatu baru pake uangku. Gimana??"
Jingyu berpikir sejenak. Tapi sebenarnya dia tidak bisa menolak tawaran Hao. Dia sangat ingin membeli sepatu baru. Tapi tidak mungkin meminta uang pada ayahnya untuk saat ini.
"Oke!! Aku cuma menemani kamu ketemu dia saja kan??"
"Gak lah.. kamu juga harus memastikan aku tidak terlibat kontak fisik dengan dia dan teman-tmannya."
"Oke!!!"
Mereka berlari melewati pagar sekolah.

~~~~~~

"Wah... besar banget Ryan... 
Aduh! Aku malah jadi tambah gugup nih..."
"Tenang aja Zhou... hahaha... ini keren banget!!!"
"Eh... sepertinya ada peserta yang lagi latihan. Lihat yuk!!!"
"Ayo!!!"
Mereka berlari mendekati panggung tapi tiba-tiba Weizhou mendengar suara berisik dari belakang panggung. Suara berisik itu membuatnya penasaran.
"Ryan... kamu dengar itu??"
"Dengar apaan?? Apa ada yang salah sama musiknya??"
"Bukan.. itu seperti suara... kamu tunggu disini yah... Aku mau memeriksanya..."
"Eh... Zhou..."
"Tunggu sebentar..."
Weizhou lari ke belakang panggung dan melihat seseorang sedang dipukuli oleh segerombolan anak. Dia sebenarnya tidak ingin ikut campur tapi dia tidak bisa melihat ke tidak adilan berlangsung di depan matanya.
"Hey!!!"
Segerombolan anak tadi menengok ke arah Weizhou.
"Hentikan!! Kalau kalian ingin berkelahi, satu lawan satu dong! Jangan keroyokan!! Gak adil namanya!!"
Gerombolan anak tadi kelihatan marah. Tapi salah satu yang punya badan paling besar bicara.
"Cuekin aja dia!"
Kemudian dia berbalik dan menarik kerah anak yang baru saja dipukulinya.
"Dengar ya Jingyu... kalau kamu masih berani nolak adikku, Aku gak akan segan-segan matahin kaki kamu! Ayo pergi!!"
Gerombolan anak itu pergi, meninggalkan Jingyu yang masih berbaring di tanah. Weizhou berlari dan menolongnya untuk berdiri.
"Kamu baik-baik saja??"
"Tentu saja tidak!!!"
"Kamu bisa jalan?? Sini..."
"Gak usah!!! Aku bisa jalan sendiri. Terima kasih. Udah sana tinggalin aku aja."
Jingyu berjalan terseok-seok. Dia merasa nyeri di pahanya tiap menggerakn kakinya. Tapi dia tidak mau melibatkan seseorang yang tidak dia kenal ke dalam masalhnya.
"Kamu yakin?? Gak perlu ke rumah sakit?? Hidung kamu berdarah tuh."
"Udah.... aku gak apa-apa. Aku harus balik ke sekolah dan ngambil tasku sekarang. Jadi maaf aku buru-buru."
"Eh... aku bisa nganterin kamu kesana. Aku bawa sepeda. Kamu bisa aku bonceng. Jadi kita bisa sampai lebih cepat."
"Makasih! Gak perlu! Aku bisa jalan sendiri. Lagian sekolahku juga deket. Udah tinggalin aja aku."
Weizhou mengikuti Jingyu walaupun Jingyu menolak pertolongannya. Weizhou baru bertemu dengan Jingyu. Tapi dia tidak bisa meninggalkan dia sendiri. Mungkin karena dia merasa kasihan. Tapi Jingyu malah terganggu dengan sikap Weizhou. Dia tidak tahu kenpa tapi dia sangat tidak ingin berada disekitar Weizhou.
"Kan aku udah bilang... tinggalin aku aja! Kenapa masih ngikutin?!"
"Itu... kamu berdarah. Kakimu juga pasti sakit. Aku khawatir kamu gak sampe sekolah."
"Sampe atau gak sampe. Sama sekali bukan urusan kamu. Kita bahkan gak saling kenal jadi..."
"Oh ya... namaku Xu WeiZhou... siapa namamu??"
Jingyu mengernyikan dahinya. Dia tidak percaya ada orang yang lebih bodoh darinya.
"Hey!! Siapa yang nanya nama kamu?!"
"Oh... aku cuma memperkenalkan diri. Sekarang kamu udah tahu namaku. Jadi... boleh dong aku tolong kamu..."
Jingyu bnar-benar tidak percaya. Weizhou sangat keras kepala.
"Maaf Xu WeiZhou... aku gak suka kalau ada orang asing didekatku. Jadi tolong, menyingkir dari hadapanku! Mengganggu!!"
"Tapi aku bukan orang asing. Kamu udah tahu namaku. Bahkan kamu baru saja nyebut nama lengkapku."
Jingyu menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap weizhou. Tapi belum sempat dia membuka mulut. Dia melihat ayahnya di eberang jalan.
"Sialan!!!"
Weizhou mengernyitkan dahinya.
"Hey!!! Itu tidak sopan!!!"
Tapi Jingyu sudah lari jauh. Weizhou mencoba mengejarnya, tapi tiba-tiba seorang pria mendorongnya hingga jatuh. Pria itu terus berlari tak menghiraukan Weizhou yang terjerembab di tanah.
"Hey!!!"
Weizhou sangat marah dia bangun dan mengejar orang itu. Pria itu berhasil manangkap Jingyu dan sekarang sudah berdiri dihadapan Jingyu.
"Apa-apaan ini?! Aku kerja keras untuk membayar biaya sekolahmu!! Dan sekarang apa yang kamu lakukan!? Bolos lagi,hah?!!!"
"Pa... aku cuma menemani..."
"Diam!!! Aku paling tidak suka mendengar kamu berbohong, Jingyu!!"
"Tapi aku gak... aku berkata jujur!!"
"Lihat wajahmu!! Habis berantem?!!"
"Itu cuma salah..."
"Ah!!! Kurang ajar!!! Aku menyekolahkanmu itu supaya pintar bukannya jadi preman pasar!! Jingyu... kamu tahu kan semua nilai mata pelajaranmu itu jelek!!! Kamu harusnya belajar lebih giat!!! Bukannya keluyuran dan berantem seperti ini!! Papa sudah habiskan banyak uang untuk kamu!!! Dan ini yang Papa dapet?! Kamu!! Arrrgghh...."
"Maaf pa... ini salahku."
"Sekarang pulang!! Dan berdiri di depan pintu!!! Pikirkan semua yang sudah kamu lakukan hari ini. Jangan harap kamu dapat makan malam hari ini!!! Itu hukumanmu!!!"
"Ya pa..."
Pria itu berbalik dan kembali ke arah dia datang tadi. Kemudian dia melihat weizhou.
"Maaf aku menabrakmu tadi. Apakah kamu baik-baik saja??"
"Um! Aku baik-baik saja. Tapi paman... aku pikir anakmu tidak bersalah. Aku melihatnya dikeroyok tadi. Dia bahkan tidak melawan."
"Nak... dia bersalah atau tidak, yang jelas dia bolos sekolah. Tidak disiplin! Dia harus bertanggung jawab!!"
"Tapi dia..."
"Maaf nak... ini adalah masalah keluarga kami. Kamu tidak bisa ikut campur. Permisi..."
Weizhou hanya bisa menghela nafas. Pria itu telah pergi. Weizhou mencari Jingyu dan berlari kearahnya.
"Hey... kamu bisa makan malam dirumahku. Orang tuaku punya restoran. Kalau kamu mau aku bisa kasih kamu gra..."
"Berhenti mengikutiku!!. Aku gak butuh bantuanmu!!! TINGGALKAN AKU SENDIRI!!!"
Jinguu berteriak tepat di wajah Weizhou. Itu benar-benar membuat Weizhou shock. Dia sudah sangat baik tapi Jingyu masih menolaknya bahkan berteriak di hadapannya. Dia menarik lengan jingyu lalu menampar pipinya.
"Kamu!! ME-NYE-BAL-KAN!!!!"
Weizhou balas meneriaki Jingyu. Kemudian melarikan diri. Jingyu hanya melihatnya dengan bingung.
"Anak yang aneh..."

❤❤❤❤❤❤❤

The Prince & His Knight (Trans Indo) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang